12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>karya-karya Ibn Taymiyyah. Dengan kata lain, Cak Nur merasa perlumengotentifikasi pemikiran-pemikiran progresifnya dengan me -rujuk kannya pada generasi muslim awal.Posisi Engineer sebenarnya tidak berbeda jauh dari Cak Nur.Karena latar belakang pendidikannya, bisa jadi ia tidak cukupmemiliki akses ke khazanah klasik, namun ia mendapatkan sumbersumberotoritatif dalam warisannya sendiri di India. Dalam konteksini, kita bisa mengerti mengapa Engineer acapkali merujuk padaShah Waliyullah dan Abul Kalam Azad. Saya yakin, konteks sosiopolitikmemberikan signifikansi tersendiri dalam merujuk kepadafigur-figur yang sangat dihormati di lingkungan kulturalnya. Di sisilain, Sachedina hidup dalam alam dan lingkungan akademis yangsama sekali berbeda. Concern utama Sachedina adalah absennyapluralisme demokratik di dunia muslim, yang akar-akar pemikiran -nya bisa dilacak dalam literatur-literatur tafsir, fikih, dan bahkanpolitik. Para pemikir muslim awal, di mata Sachedina, cenderungmelegitimasi rezim politik apapun asalkan ada jaminan proteksi bagiinstitusi Islam dengan mendiskriminasikan komunitas agamalain.Apa kemungkinan ongkos yang harus dibayar dengan me lancar -kan kritik pada mereka yang dianggap memiliki otoritas tinggi?Barangkali ia harus berhadapan dengan para klerik yang jauh darilingkungannya. Pada 1998, Ayatullah Ali Sistani di Najaf, Irak,mengeluarkan fatwa melarang Sachedina mengajar atau mengisikuliah tentang Islam. Tentu fatwa itu tidak berarti apa-apa, karenaSachedina hidup jauh di Virginia, AS, dan menikmati kebebasanintelektual yang tidak didapat, termasuk, di Indonesia dan India.CATATAN PENUTUPSebagai penutup, ada baiknya kita juga mencoba meng konteks -tualisasikan apa yang terjadi pada tafsir-tafsir klasik sepertididiskusikan di awal tulisan ini. Kenapa tafsir awal cenderung lebihterbuka bagi keragaman agama dibanding yang muncul belakangan?Salah satu penjelasan teoretisnya, saya kira, terkait pembentukanidentitas keagamaan muslim awal. Sebagai agama baru, pada masamasaawal kelahirannya, tentu saja identitas Islam masih cukupmencair. Apa yang membuat seseorang disebut “muslim” tentu tidaksekaku dan serigit sekarang. Secara alamiah identitas itu terbentuksecara perlahan. Apakah kata “muslim” dan berbagai derivasinya162 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!