12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Umar ini, kita bisa bertanya: Kenapa Cak Nur tidak pernahmendiskusikannya? Sebagaimana kita laik bertanya: KenapaSachedina juga tidak mendiskusikan Pakta Umar yang seringdidiskusikan Cak Nur? Sulit dipercaya, bahwa mereka saling tidakmengetahui dua ordinan bertentangan yang dibuat oleh Umar yangsama. Penjelasan paling masuk akal, saya kira, adalah bahwa sikapselektif mereka diarahkan (driven) oleh preconcieved dan prejudiceteoritis (dalam pengertian positif seperti digunakan Gadamer!)sehingga mereka menjadi selektif dalam mengungkap kasus-kasushistoris untuk mendukung gagasan utama mereka. Tentu saja, PaktaUmar yang dikirim kepada pen duduk Jerussalem tidak mendukungpendekatan kritis Sachedina, karena Pakta itu jelas-jelas memberikanjaminan kebebasan ber agama bagi non-Muslim.Dengan metode evaluasi yang sama, kita bisa katakan, ordinanUmar tidak mendukung pendekatan apresiatif Cak Nur terhadapwarisan generasi masa lalu. Karena, ordinan Umar ini menjadi simboldiskriminasi dalam perjalanan sejarah Islam. Albrecht Nothmenyebut 26 butir dalam ordinan Umar tersebut, di antaranya, umatKristen tidak boleh membangun gereja baru di dalam kota, tidakboleh memperbaiki gereja yang sudah rusak, tidak boleh meletakkansalib di luar gereja, tidak boleh membawa salib atau kitab suci dipasar, tidak melakukan selebrasi keagamaan di depan publik, tidakboleh memiliki budak bersama dengan orang Islam, tidak bolehmembangun rumah lebih tinggi daripada rumah kaum muslim, harusmemakai pakaian dan asesoris tertentu yang mem bedakan merekadari kaum muslim, dan lain-lain. 44 Ordinan Umar inilah yangdijadikan senjata ampuh oleh Khalifah Abbasiyah al-Mutawakkil (w.247/861) ketika hendak menghentikan praktik dialog dan debatlintas-agama yang sangat dinamis yang dirintis oleh khalifah-khalifahsebelumnya, terutama al-Makmun (w. 218/833). Dengan alasanmengimplementasikan ordinan Umar, al-Mutawakkil memerintah -kan umat Kristen dan kaum dzimmi lain untuk mengenakan tutupkepala berwana kuning (taylasan) dan korset (zunnar) yangmembedakan mereka dari kaum muslim. Ia juga memerintahkanpenghancuran gereja-gereja yang baru dibangun. Inilah titik-awalsejarah gelap perlakuan diskriminatif dan kasar terhadap kaumminoritas dalam sejarah kekhilafahan Islam. 45Sachedina juga mengkritik sistem millet pada masa khilafahBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 159

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!