12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>orang dari latar belakang agama apapun dapat ter libat aktif dalamapa yang dia sebut “community of global citizens.”Sachedina membuat distingsi tegas antara ajaran inti Alqurandan perkembangan historis tafsir. Dalam bacaannya, Alquran sangatmendukung gagasan pluralisme agama, namun para mufasir danfuqaha telah mencoba “menciptakan jebakan terminologis danmetodologis demi mengenyampingkan ayat-ayat ekumenikalAlquran yang memperluas jalan keselamatan termasuk kepadaagama-agama monoteistik lain.” 34 Kesiapan Islam untuk mengakuilegitimasi jalan keselamatan bagi agama-agama lain, kata Sachedina,telah dikaburkan oleh kontroversi teologis abrogasi. Ia secara khususmengkritik aturan-aturan diskrimatif yang dianggapnya bertentangandengan prinsip moral Alquran. “Banyak ketentuan tafsir dan fikihdalam memperlakukan kaum minoritas non-Muslim sudah tidakrelevan dalam konteks pluralisme agama kontem porer,” katanya. 35Secara khusus, Sachedina mengkritik Tabari dan Ibn Katsir karenamenganggap ayat-ayat “pluralis” yang menjamin jalan keselamatanbagi komunitas agama lain (2:62; 5: 48 dan 69) telah dihapus dandiganti dengan Q. 3:85 “Barangsiapa mencari agama selain islam,maka sekali-kali tidak akan diterima darinya.” Pandangan ini, kataSachedina, setidaknya masih bisa diper debat kan.Sampai pada poin ini kiranya bisa dilihat dua pendekatankontras antara Cak Nur di satu sisi, dan Sachedina di sini lain, dalammenyikapi tradisi masa lalu. Cak Nur, dalam batas tertentu jugaEngineer, tampak apresiatif terhadap warisan tradisi dan tafsir klasik.Banyak contoh kasus penghargaan atas keragaman dan toleransi yangditelisik dari lembaran sejarah Islam masa lalu diangkat kepermukaan untuk memperkuat posisi bahwa gagasan pluralismeagama yang diusungnya bukanlah “bid’ah.” Dari model “PiagamMadinah” hingga praktik Pakta penjanjian yang dikeluar kanpemimpin-pemimpin muslim pasca-Muhammad diketengahkanuntuk memperjelas potret Islam sebagai agama toleran. Di sini kitabisa memahami kritik sejumlah “aktivis” gerakan civil society diIndonesia yang menuduh Cak Nur hendak mengislamkan konsepcivil society. Walaupun, pembacaan lebih dekat akan membuktikan,visi civil society mereka tidak lebih “sekuler” dibanding gagasan“masyarakat madani” Cak Nur. Dalam banyak kesempatan Cak Nurmengutip hadis Nabi, “Sesungguhnya saya diutus dengan kehanifan156 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!