12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>kesempurnaan yang tidak dimiliki kitab-kitab suci terdahulu. 16Kata “syir’ah” yang acapkali diterjemahkan “hukum” jugamenarik perhatian para mufasir. Apa arti “bagi setiap kalian Kamiberikan hukum”? Tafsir-tafsir awal lebih mengesankan sikap“pluralis” dalam menjelaskan kata syir’ah. Menarik dicatat, Muqatilmenyuguhkan penjelasan paling rinci tentang perbedaan syir’ah tigaagama yang kerap disebut “agama-agama Ibrahim” itu. 17 Poinnyaadalah, perbedaan syir’ah dalam agama-agama bukanlah soal ke -khususan ruang dan waktu, melainkan lebih pada aspek inde pen -densi setiap umat. Artinya, sebagaimana halnya umat Muhammadtidak diperintahkan mengikuti hukum agama lain, mereka juga tidakdiperintahkan mengikuti syariat Muhammad. Aspek indepen densidan otonomi ini dielaborasi lebih jauh oleh Razi dan Zamakhsyari.Frase Alquran “Bagi setiap kalian, Kami berikan aturan dan jalan”,bagi Razi, merupakan suatu indikasi “setiap nabi adalah otonomdengan syariatnya sendiri.” 18 Zamakhsyari me nawar kan visi lebihpluralistik, bahwa perbedaan itu memang didesain untuk mengujiapakah orang-orang yang mengamalkannya meyakini keragamansyariat itu demi kemaslahatan umat manusia sendiri. 19Beberapa tafsir yang muncul belakangan mencoba merevisipandangan yang tampak pluralistik ini. Qurtubi, misalnya, berargumenkeragaman syariat tidak menjamin kebenaran setiap syariat. Ideabrogasi syariat terdahulu kelihatannya sudah mengkristal pada masaQurtubi. Sebelum Qurtubi, Tabarsi memang sudah menyinggung soalabrogasi tetapi masih ambigu. Banyak alasan untuk mengatakan, teoriabrogasi diciptakan belakangan untuk mendukung pandangan supre -masi Islam atas agama-agama lain. Bahkan Qurtubi meriwayatkanpendapat Mujahid, “syir’ah dan minhaj yang dimaksud dalam ayat ituadalah agama Muhammad, dan seluruh agama lain telah diabrogasioleh Islam.” 20 Menggunakan teori e silentio, orang bisa mempertanya -kan kebenaran riwayat ini. Kenapa gagasan abrogasi yang dinisbatkankepada Mujahid tidak kita temukan dalam karya ensiklopedik Tabari,padahal Tabari meriwayatkan banyak pernyataan Mujahid dalamtafsirnya? Saya sendiri memang curiga penisbatan ini dimunculkanbelakangan untuk mendukung suatu pendapat tertentu, terutamakarena banyak kontradiksi dalam periwayatan itu. Ide abrogasi lebihlantang disuarakan Ibn Katsir yang memang tampak terobsesi dengangagasan itu. Ia menginterpretasi ayat itu begini: Tuhan bisa sajaBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 151

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!