12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>masa kini. Kedua, kita akan menganalisis pendekatan sarjana-sarjanamuslim terhadap apa yang disebut “konservatisme” tafsir klasik.Untuk tujuan kedua ini, kita “terpaksa” harus membatasi padatiga sarjana muslim yang mewakili tradisi berbeda, namun semua nyamerujuk pada Q. 5:48 sebagai pijakan sentral dalam argumen tasi -nya. Mereka adalah: Nurcholish Madjid (Indonesia), Asghar AliEngineer (India), dan Abdulaziz Sachedina (Amerika Serikat). Secarametodologis, pembatasan pada tiga sarjana itu dan pemilihan satuayat dan mengabaikan ayat-ayat lain bisa dipertanyakan. Berikutpenjelasan singkat sebagai pembelaan metodologis. Pembatasan padaketiga sarjana di atas semata karena keterbatasan ruang (alasan yangmudah ditebak!). Namun, alasan lebih subtilnya, ketiga sarjana itusudah cukup representatif untuk melihat sisi kontras dalampendekatan mereka terhadap warisan masa lalu. Demikian jugapemilihan satu ayat diharapkan akan lebih fokus karena kita hendakmelakukan kajian komparatif. Orang bisa mempersoalkan kenapamemilih ayat yang memang tidak problematik dalam perbincanganpluralisme agama: mengapa tidak mendiskusikan ayat-ayat polemikterhadap agama lain? Pertanyaan semacam ini, tentu saja, absah.Namun, pertanyaan itu tidak relevan bagi argumen utama tulisan ini.Yakni, visi keragaman agama yang begitu gamblang dalam Q. 5:48itupun bisa ditafsirkan sebaliknya untuk mengokohkan sikapsupremasi Islam atas agama-agama lain, seperti dapat kita semakdalam sejumlah tafsir klasik.TAFSIR KLASIK ATAS Q. 5: 48Pertanyaan pertama yang menarik perhatian para mufasir klasikadalah: kepada siapa ayat ini ditujukan? Untuk keperluan analisis,ayat ini bisa kita pecah menjadi dua bagian: Pertama, “Dan Kamitelah turunkan kepadamu Kitab dengan kebenaran, membenarkan(mushaddiqan) kitab yang diturunkan sebelumnya, dan mem -verifikasinya (muhaiminan); maka putuskanlah perkara di antaramereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamumengikuti hawa nafsu mereka berpaling dari kebenaran yang telahdatang kepadamu,” dan kedua: “Bagi setiap kalian, Kami berikanaturan (syir’ah) dan jalan (minhâj). Sekiranya Allah menghendaki,niscaya Dia jadikan kalian satu umat, tetapi Allah hendak mengujikalian terhadap apa yang diberikan kepada kalian; maka berlomba-Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 147

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!