12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>budaya lain, dari satu agama kepada agama lain, yang kemudianharus diikuti oleh suatu proses yang sama yaitu “kembali” (“comingback”). Kembali dengan wawasan baru kepada budaya sendiri, agamasendiri. 45Dara Shikoh berangkat dari Islam, melintas ke dalamHinduisme, dan kembali kepada Islam. Inayat Khan mulai dari Islam,lalu melintas ke dalam Hindusime, Buddhisme, Kristen dan agamaagamalain, akhirnya kembali kepada Islam. Seyyed Hossein Nasrberangkat dari Islam lalu mengembara ke dalam Yahudi, Kristen,Hinduisme, Buddhisme, Konfusianisme, Taoisme, dan tradisi-tradisilain, tetapi akhirnya dengan membawa wawasan baru kembalikepada Islam.Dialog-dialog di atas tentu saja sama sekali, tidak untukmencampur-adukkan semua agama, atau menyamakan semua agama,atau untuk mengecilkan arti agama yang sedang dianut seseorang.Kesetiaan seseorang kepada agamanya tidak boleh berkurang. Agamayang dianut seseorang ibarat “tanah-air” baginya, dan agama-agamalain ibarat “negeri-negeri ajaib” atau “negeri-negeri asing”. Ibarat“tanah-air”, suatu agama harus dicintai oleh penghuninya sendiri,dan ibarat “negeri-negeri asing”, agama-agama lain tidak mestidijauhi dan dimusuhi, tetapi sebaliknya, lebih baik dikunjungi,dikenal, diakrabi, diajak dialog agar dapat meng ambil pengalamanyang sangat berharga untuk memperkaya pengalaman keagamaandalam agama sendiri. Pengalaman di “negeri asing” dapat digunakanuntuk memperkaya pengalaman membangun “tanah-air” sendiri.Tentu saja tidak semua orang dapat melakukan pengembaraanini. Orang yang ingin melakukannya harus mempersiapkan “bekal”pengetahuan tentang agama sendiri dan pengetahuan tentang agamaagamalain. Jangan sampai ia tidak mempunyai pengetahuan yangmemadai tentang agamanya sendiri ketika memasuki “negeri asing”,agama-agama lain. Yang lebih penting lagi adalah bahwa ia harusberangkat dari agamanya sendiri, dan setelah mengembara ke dalamagama-agama lain, kembali dengan wawasan baru untuk menghayatiagama sendiri.Demikian gambaran pengembangan pandangan pluralisme kedialog-dialog dengan berbagai bentuknya. Dialog-dialog tersebutdiharapkan, minimal menghasilkan wawasan emansipatoris, yang“membebaskan”, karena terjadinya pertukaran dan pemahamanBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 141

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!