12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>cinta, tetapi sebaliknya dengan cinta dapat melihat perbedaan sebagaianugerah Tuhan yang harus disyukuri. Oleh karena itu, kalanganspiritualis senantiasa menghargai perbedaan yang ada, termasukperbedaan agama.Konsep cinta kaum mistikus inilah yang bisa dijadikan dasar bagijalinan persaudaraan antaragama. Cinta mendasari perjumpaan dandialog antaragama. Sebab dalam cinta tidak ada prasangka atauketakutan akan hilangnya identitas keagamaan, semua keluar daribenteng eksklusivitas agama sendiri untuk berkelana bak musafirmencari pengalaman batin memasuki jantung tradisi agama-agamalain dan berdialog dengan intens.Dialog spiritual telah lama dilakukan oleh para mistikus dariberbagai agama, mereka memandang bahwa dialog bertujuan tidaksekedar untuk memahami agama-agama lain dan menciptakankerukunan, tetapi juga untuk memperkaya, menyuburkan, ataumemperdalam pengalaman keagamaan dan spiritual.Bagi para mistikus, dialog bukanlah “pantangan” yang harusdijauhi, tetapi adalah “makanan” yang harus dinikmati. Merekasangat terbuka kepada dan siap menyerap tradisi-tradisi keagamaanlain tanpa kehilangan identitas asli dan tanpa jatuh ke dalamsinkretisme. 43Dialog-dialog yang dilakukan para mistikus di atas dapat disebutjuga “dialog intrareligius” (“interreligious dialogue”) atau “dialogbatini” (“inner dialogue”). Dialog ini bukanlah arena dialektis yangnetral yang membiarkan pesertanya tidak tersentuh, tetapimenimbulkan perubahan diri pesertanya tanpa jatuh ke dalamreduksionisme dan eksklusivisme. 44Apabila seseorang ingin melakukan dialog yang sejati, ia harusberani memasuki jantung pengalaman-pengalaman keagamaan danspiritual agama-agama lain untuk memperkaya dan menyuburkanpengalaman keagamaannya. Ia harus berani menjumpai agamaagamalain bukan sebagai bahaya yang mengancam, tetapi sebagaikekayaan yang sangat berharga bagi agamanya tanpa melakukankonversi dan tanpa jatuh ke dalam sinkretisme.Memasuki jantung agama lain bukan berarti menenggelamkandiri di dalamnya untuk selama-lamanya sehingga lupa keluar untukkembali kepada agama semula. Fenomena ini disebut John S. Dunnesebagai “melintas” (“passing over”), melintas dari satu budaya kepada140 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!