12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>atau pluralisme sangat mungkin tercapai, karena semua agamaagamapada akhirnya bertemu pada Tuhan. Di dalam Islam aspekesoterisme ini dikenal dengan sebutan “sufisme” yang banyakmemiliki konsep tentang paham kesatuan (al-wahdat) seperti Wahdatal-Wujud, Wahdat al-Syuhud, Wahdat al-Ummah, dan Wahdat al-Adyan. Paham-paham ini sering ditanggapi secara pro dan kontradari dulu hingga sekarang, khususnya paham Wahdat al-Adyan.Secara sederhana paham Wahdat al-Adyan ini dapat dirumus -kan, bahwa pada hakikatnya agama-agama yang ada bertujuan samadan mengabdi kepada Tuhan yang sama pula. Perbedaan yang adahanya dalam bentuk luar. Agama apapun dapat dipahami setara,karena bersumber dari Yang Satu, karena itu tidak dibenarkanmenghakimi agama lain. Namun paham ini tidak mengarah padaupaya menyatukan agama-agama, tapi lebih ke arah konsepkeberagamaan yang terbuka dan pluralis.Paham pluralitas agama ini banyak diungkapkan oleh para sufi,dan dicetuskan pertama kali oleh sufi-martir al-Hallaj dan kemudiandikembangkan dan disistematisir oleh sufi besar Ibn ‘Arabi dandilanjutkan oleh sufi-penyair Jalaluddin al-Rumi, dan para sufisesudahnya. Esensi dari paham ini adalah teologi cinta, di manadiharapkan kegarangan hidup yang ditandai konflik dan per musuhan,dapat dikurangi. Disinilah letak urgensi paham pluralitas agama dalamsufisme yang mempunyai potensi spiritual untuk mengendorkanabsolutisme para agamawan. Ada titik terang hubungan antara konsepcinta sufistik dan pengembangan pluralisme agama. Cinta kepadasesama tidak pernah muncul tanpa didasari sikap untuk menghargaiperbedaan yang terdapat pada manusia. Agaknya perkembangankehidupan keagamaan dan keberagamaan masa kini, makin meng -hajatkan peran sufisme, karena di dalamnya terletak esensi dan masadepan agama. Yaitu lebih mementingkan substansi daripada formal -isme, lebih men dahulukan isi daripada kulit.Dalam paham Wahdat al-Adyan ini terdapat fakta-fakta historistentang pandangan dan sikap para sufi terhadap agama-agama lain,sehingga terungkap dengan jelas kontak-kontak dan dialog-dialogantara Islam, yang diwakili oleh tasawuf ini, dengan agama-agamalain. Tokoh pertama dalam paham Wahdat al-Adyan ini adalah sufimartiryang terkenal bernama Abu Manshur al-Hallaj. Sebuahriwayat mengisahkan, suatu ketika al-Hallaj melihat seorang muslim122 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!