12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>sikap pluralistik tidak akan menjamin tercapainya kerukunan antar -umat beragama yang langgeng. 2Memang tantangan paling besar dalam kehidupan beragamasekarang ini adalah bagaimana seorang beragama bisa mendefinisi -kan dirinya di tengah agama-agama lain. Atau dalam istilah yanglebih teknis, bagaimana bisa berteologi dalam konteks agama-agama.Pada tingkat ini sering muncul kebingungan-kebingungan, khususnyamenyangkut bagaimana kita harus mendefinisikan diri di tengahagama-agama lain.Untuk itu paling tidak, dewasa ini para ahli memetakan ada tigasikap dalam dialog agama atau teologi agama-agama. Pertama, sikapyang “eksklusif ” dalam melihat agama lain. Agama-agama lainadalah jalan yang salah, yang menyesatkan bagi para peng ikutnya.Kedua, sikap “inklusif ” yang melihat agama-agama lain adalahbentuk implisit agama kita. Dan ketiga, sikap pluralis yang bisaterekspresi dalam macam-macam rumusan, misalnya: “agama-agamalain adalah jalan yang sama-sama sah untuk mencapai ke benaranyang sama”, “agama-agama lain berbicara secara berbeda, tetapimerupakan kebenaran-kebenaran yang sama sah”, atau “setiapagama mengekspresikan bagian penting sebuah kebenaran”.Secara garis besar pengertian konsep pluralisme itu tidak sematamenunjuk pada kenyataan tentang adanya kemajemukan, namunperlu adanya keterlibatan aktif dan interaksi positif terhadapkenyataan majemuk itu. Dengan kata lain, tiap pemeluk agamadituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak agama lain, tapiterlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan gunatercapainya kerukunan.Sebagaimana dikatakan Nurcholish Madjid, pluralisme tidakcukup hanya dengan sikap mengakui dan menerima kenyataanmasyarakat yang majemuk, tapi harus disertai dengan sikap yangtulus untuk menerima kenyataan itu sebagai sebuah nilai positif.Pluralisme tidak boleh dipahami sekedar kebaikan negatif (negativegood), yang dilihat kegunaannya untuk menyingkirkan fanatisme (tokeep fanatism at bay), yang hanya mengesankan fragmentasi. Tetapipluralisme harus dipahami sebagai pertalian sejati ke bhinekaandalam ikatan-ikatan keadaban (genuine engagement of diversitieswithin the bond of civility), dan bahkan pluralisme adalah masalahprinsip ajaran agama, dan keharusan bagi keselamatan umat manusia,Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 119

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!