12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Kristen sangat lunak, hanya berupa sanksi perdagangan, dankarenanya membiarkan al-Hakim leluasa menebar marabahaya(Kennedy 2004, 329-334). Sehubungan dengan komunitas Yahudi,Goitein mencatat praktik diskriminasi yang menyangkut ibadah(larangan meniup trompet di sinagog), perilaku sehari-hari(keharusan memakai pakaian atau warna pakaian tertentu), laranganmembawa senjata, dan ketentuan diskriminatif lain yang menurutGoitein diambil saja oleh penguasa Abbasiah dari legislasi anti-Yahudiera Bizantium (Goitein 1974, 64-65).Status sebagai ahlu dzimmah, yang diberikan pada awalnyakepada Yahudi dan Kristen, kemudian diperluas ke Zoroaster danbelakangan Hindu (ketika Muslim menjadi minoritas yang berkuasadi India), tentu saja lebih inferior dibandingkan dengan prinsipkewarganegaraan era moderen. Itu pun dengan tetap mengingatberbagai persoalan yang harus dihadapi dalam penerapan asaskewarganegaran di berbagai negara bangsa moderen. Tetapi, padamasanya, sistem dzimmy telah terbukti dapat menjadi basis bagikoeksistensi agama-agama. Seperti ditulis Bonnner, tidak diragukanbahwa sejarah dzimmah lebih bagus dari perlakuan terhadap non-Kristen di Eropa pada sebagian besar periode pra-modern (Bonner2006, 91; Bosworth 1982).Dengan demikian, proses kelahiran dan perkembangan Islamsejak zaman Piagam Madinah sudah menunjukkan kemungkinankemungkinankerja sama dan saling menghormati. Apalagi kalauperspektif yang digunakan, sebagaimana digunakan dalam tulisanini, tidak memisahkan identitas Islam dari jalinan-eratnya denganagama-agama lain dan paganisme sekalipun. Perspektif inilah yangtetap relevan untuk sekarang, ketika semua umat beragama sudahhidup di dalam negara bangsa yang menerima asas kewarga negaraan,dengan sistem proteksi berbasis konstitusi yang diberikan kepadasemua warganegara tanpa membedakan latar belakangnya. Tak adalagi Nabi yang menjadi hakam, karena hakam sudah mengalamitransformasi menjadi berbagai mekanisme dan lembaga di dalamnegara dan masyarakat, baik dalam rangka proteksi warganegara,penanganan konflik dan penyelesiaan sengketa, dan lain-lain.Idealnya, dalam istilah Piagam Madinah, negara adalah harâm,tempat yang mendorong orang dari berbagai latar belakang berbedauntuk bergaul dan bekerja sama.[]Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 111

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!