12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Selain itu, tidak dapat disangkal arti penting jihad sebagai perangyang ditopang dengan ajaran agama, di balik keberhasilan perluasanwilayah tersebut. Para khalifah atau pemimpin Islam hanya me -neruskan kebijakan yang sudah dimulai di zaman Nabi. Sebenarnya,dalam konteks sejarah lama, penggunaan jihad sama sekali tidak khasIslam. Yang spesial Islam hanya keberhasilannya yang spektakuler(Robinson 2003). Dua imperium besar ketika Islam muncul di mukabumi, yaitu Bizantium dan Sasania/Persia, sama-sama ditopangorganisasi keagamaan yang didukung negara, yaitu Kristen danMajusi. Di Persia, kaitan antara agama dan negara tak hanya tampakdalam pengertian perang yang bercirikan agama, tetapi juga dalamkecenderungan menekankan kepatuhan terhadap agama danmenyamakan ketidakpatuhan dengan pengkhianatan. Walaupundemikian, sehubungan dengan pluralisme agama di masyarakat,rezim Sasania relatif lebih mengakui dan menerima komunitas non-Majusi di negeri mereka, berbeda, misalnya, dari kebijakan KaisarJustinian (berkuasa 527-557) yang melarang kemajemukan beragamadi Bizantium (Morony 1984, 4; Chosky 1997).Kaisar Heraclius dari Bizantium, misalnya, pasti memandangperangnya melawan Persia sebagai jihad umat Kristiani melawankafir Majusi. Pada tahun 622, ketika pasukan Bizantium masihlatihan di Bithynia, Heraclius menggambarkan perang yang akandihadapi adalah perang agama melawan musuh yang musyrik danjahat, dan bahwa mereka adalah laskar yang berjuang atas kehendakdan perintah ilahi. Dua tahun kemudian, ketika memasuki wilayahPersia, ia mengatakan yang gugur dalam perang akan masuk surgasebagai syahid–dengan demikian kesyahidan tidak hanya diperolehumat Kristen yang gugur karena disiksa dan ditindas, tetapi jugalewat perang melawan Sasania. Alangkah anehnya, tulis Howard-Johnston, mendapatkan pandangan seperti ini, pandangan yangkemudian menjadi unsur kunci doktrin jihad dalam Islam, disampai -kan penguasa Kristen dan diarahkan kepada Iran, medan perangjihad dalam abad-abad sesudah itu (Howard-Johnston 2006, IV: 85).Heraclius berhasil membakar semangat jihad pasukannya, danBizantium menang. Salib Kudus, yang dicuri Persia dari Jerusalemdalam perang sebelumnya, dikembalikan ke tempat semula.Yang lebih penting, perang penaklukan pasca Nabi masihmemiliki ciri ”terbuka” yang sesuai dengan identitas masyarakatBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 107

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!