12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>kesepakatan non-agresi, dan tidak bersedia membantu pembayarandenda diyat dalam kasus terbunuhnya dua warga Banu Amir.Malahan, ketika Nabi ke kampung mereka untuk memintakontribusi mereka dalam pembayaran denda diyat tersebut, beredarisu mereka akan membunuh Nabi. Tentu saja, yang terpenting adalahtindakan Ka`b ibn Asyraf, pucuk pimpinan al-Nadir. Sebelum perangyang nyaris menghancurkan pasukan Madinah, Ka`b bersamapuluhan pria al-Nadir pergi ke Mekkah dan membuat traktatkerjasama militer dengan Abu Sufyan, musuh utama Madinah diMekkah (Rubin 1990). Rangkaian pelanggaran ini memicupengepungan Banu al-Nadir. Ketika dikepung, bantuan dari sekutumereka tidak datang. Akhirnya al-Nadir menyerah tanpa syarat.Mereka diminta pergi dengan membawa barang secukup yang bisadibawa di punggung unta, dan tidak boleh membawa persenjataanmereka. Kebanyakan mereka pergi ke perkampungan Yahudi diKhaybar dan sebagian ke Suriah (Newby 1998, 90).Kelompok oposisi Yahudi terakhir adalah Quraizah. BanuQuraizah dekat dengan munafiqun Madinah dan pada perangKhandaq memberikan tempat bagi kaum munafik untuk ber -sembunyi dan tidak ikut perang karena mereka enggan berperangmelawan Quraisy dan suku-suku lain (Kister 1986, 88). Merekabersikap netral, tidak ikut berjihad, dan tidak membela Quraisy. Adajuga yang mengatakan mereka memberikan peralatan seperti sekopdan pacul dan keranjang ketika pasukan muslim membangun lubangpertahanan sekeliling Madinah yang dapat dilalui kuda atau unta.Tetapi mereka juga ketahuan menjual makanan dan logistik kepadakelompok-kelompok yang mengepung Madinah (Kister 1986, 85-86). Banu Quraizah lebih dulu dikepung selama dua minggu lebih,oleh lebih dari tiga ribu pasukan Nabi sebelum akhirnya menyerah.Kedua belah pihak kemudian sepakat menjadikan Sa`ad binMu`adh (dari Aws, sekutu Quraizah sendiri) menjadi arbitrator.Sa`ad ikut berperang di Khandaq dan mengalami luka-luka. Iamemutuskan laki-laki dewasa dibunuh, harta benda mereka dibagi,dan anak-anak serta perempuan dijadikan budak. Nabi menyetujuikeputusan Sa`ad dan sebanyak 400-600 pria dewasa Quraizahdibantai. Tanah dan pampasan perang dibagikan kepada pasukanyang mengepung. Kitab-kitab Sirah dengan kagum berbicaramengenai ketabahan dan keberanian Quraizah menghadapiBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 103

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!