12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Bu`ath (617), baru saja berhenti terutama karena pihak-pihak yangbertikai lelah. Suku-suku Yahudi di Yathrib, yang ketika itu sudahberada di bawah perlindungan suku-suku Arab, juga terpecah. BanuQainuqa` dan Banu al-Nadir memihak Khazraj, sedangkan BanuQuraizah memihak Aws. Perspektif apokaliptik mulai berkembangdalam situasi yang tegang dan kalut itu. Yathrib benar-benarmemerlukan pemersatu dan penengah yang bukan putra daerah,tetapi berasal dari keluarga yang secara adat terhormat supaya dapatdijadikan hakam atau arbitrator. Itulah Muhammad, Nabi baru dariMekkah yang juga sedang mencari-cari tempat yang dia harapkanbisa menerimanya dan para pengikutnya. Kendati demikian,Muhammad tidak lupa memberikan patokan. Dalam pertemuan`Aqabah Nabi meminta utusan Aws dan Khazraj bersumpah (bay`ah)mematuhinya, mendukungnya, dan menyetujui 12 naqib (wakil)yang akan mewakili kepentingannya di Madinah.Belum ada riset yang menggambarkan proses negosiasi multi -pihak yang akhirnya menghasilkan Piagam Madinah. Tetapi, sepertiditulis Bulaç, tak bisa dibayangkan seseorang yang menyelinap dariMekkah di kegelapan malam, kemudian sampai di Madinah dan lalusesuka hatinya mendesakkan kesepakatan (Bulaç 1998, 173). Bulaçtentu saja merujuk kepada kisah hijrah Nabi yang populer dikalangan umat Islam, yang menggambarkannya sebagai nabi yangmelarikan diri dari penindasan dan penghinaan di Mekkah. Pada hal,dalam kenyataannya, hijrah Nabi terjadi melalui kompromi politikyang dicapai lewat perundingan yang lama dan alot serta melibatkanpimpinan klan Nabi di Mekkah, pendukungnya dari Madinah, danNabi sendiri (Lecker 2000).Piagam Madinah menamakan pihak-pihak yang menyepakati -nya sebagai ummah wâhidah, umat yang satu, yang dibedakan daripihak-pihak yang tidak ikut dalam kesepakatan (Ibn Hisham 1995,II: 126-130). Unsur-unsur umat yang satu itu adalah Muhajirun,yaitu orang-orang Quraisy yang hijrah ke Madinah bersama Nabi,orang-orang asli Madinah yang sudah masuk Islam, dan suku-sukuArab yang mengikuti mereka, bergabung dengan mereka danberjuang (jihâd) bersama mereka. Selain pengikut Muhammad danYahudi, orang-orang Arab yang politeis atau pagan (mushrik) adalahjuga bagian dari ummah wâhidah tersebut. Umat yang bersatu, yangberasal dari latar belakang politik, kesukuan, dan agama yangBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 93

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!