12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>sekularisme yang lebih bersahabat dengan agama (kasus AmerikaSerikat dan Eropa dewasa ini). Amerika Serikat yang sejarahnyaberasal dari imigran Eropa, yang datang akibat peperangan di antaraagama Kristen, memutuskan mengembangkan kebebasan beragama,khususnya di antara para penganut agama Kristen, dan sekarangsemua agama yang ada di Amerika Serikat. Tetapi keputusan itusekaligus tidak memberi ruang bagi agama-agama untuk memasukiwilayah politis-kenegaraan.Bagi Pak Djohan, yang menjadi pandangannya sejak menjadiaktivis HMI di Yogyakarta—seperti terekam dalam buku catatanharian Ahmad Wahib, Pergolakan Pemikiran Islam— sekularisasiadalah proses yang tak mungkin dihindari sebagai bagian dari prosesmodernisasi dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan sekularismeadalah paham yang berkembang sebagai respon manusia atasperkembangan kehidupan politik dalam masyarakat, khususnyadalam kaitan dengan masalah hubungan agama dan negara. Yangpertama oleh Pak Djohan disebut bersifat sosiologis, yang keduabersifat ideologis. Titik singgungnya adalah bahwa keduanyamempunyai ciri yang sama, yakni pengurangan dan penyempitanperanan agama dalam kehidupan masyarakat. Sekularisme memilikiciri yang sama dengan sekularisasi, yaitu adanya diferensiasikehidupan masyarakat, dalam hal ini pemilahan antara kehidupanprivat dan kehidupan publik, antara wilayah agama dan wilayahnegara. Agama dibatasi dalam wilayah privat sedangkan wilayahpublik, terutama yang berkenaan dengan kehidupan politik, menjadiurusan negara—atau urusan sekular, duniawi.Lepas dari soal kesejarahan yang telah membentuk pengertiansekularisme, yang menarik bagi Pak Djohan, “Tanpa sekularisme,prinsip-prinsip demokrasi tidak mungkin diwujudkan secara penuh”.Bagi Pak Djohan, kalau suatu agama memperoleh kedudukan lebihistimewa dari agama-agama lain, maka tidak mungkin ada kesetaraandi antara warga negara yang menganut berbagai agama atau ke per -cayaan, karena ada sekelompok pemeluk agama yang memperolehkedudukan lebih tinggi dibanding penganut agama-agama lain. PakDjohan malah menyebut, “Sistem pemerintahan demokrasi me -nempat kan sekularisme sebagai keniscayaan”. Munculnya pahamsekularisme, menurut Pak Djohan, tidak bisa lepas dari perkembang -an kemunculan paham demokrasi yang menempatkan kedaulatanX |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!