12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>tumbuh-tumbuhan istilah ini dipakai untuk mengacu kepadakemampuan suatu organisme menolak pengaruh suatu parasit virusatau dari faktor-faktor lingkungan. 7Ditinjau dari kacamata sejarah, orang biasa membedakan antaratoleransi formal dan toleransi material. Toleransi formal berartimembiarkan saja pandangan-pandangan dan praktik-praktik politikatau agama yang tidak sesuai dengan pandangan kita sejauh itu tidakmengganggu. Sementara toleransi material bermakna suatupengakuan terhadap nilai-nilai positif yang mungkin terkandungdalam pemahaman yang berbeda itu. Agama misalnya, selama iahanya memasuki seluruh relung kehidupan dan solidaritas dengankelompok yang ambil bagian berisikan ritual saja, maka kita ketemudi sini dengan toleransi formal dalam berhadapan dengan agamaagamalain. Dalam hal ini sering agama-agama yang bersifatpoliteistis lebih supel, ketimbang agama-agama monoteistis yangsangat eksklusif. Dalam agama-agama yang lebih “tinggi” kitamelihat adanya pergeseran-pergeseran: agama-agama universal, yangtidak terikat kepada masyarakat tertentu (Buddhisme, Kekristenan,Islam, etc). Sebaliknya, yang disebut agama-agama profetis, disebab -kan oleh pretensinya yang mutlak, menjadi tidak toleran. Contohmengenai hal ini bisa dilihat di dalam kitab Perjanjian Lama. Yangdisebut agama-agama mistik justru memper lihat kan toleransi yangtinggi. Di situ diakui adanya berbagai jalan untuk tiba pada kesatuandengan yang ilahi.Gagasan mengenai toleransi mulai mengemuka di Eropa dalamabad ke 16, sebagai akibat pengalaman akan penderitaan hebat yangdisebabkan oleh perang-perang agama, munculnya humanisme danproses sekularisasi dari negara-negara modern. Di kalangan yangdisebut kaum spritualis seperti J. Denck dan S. Franck munculpandangan, di samping pemikiran tentang gereja universal yang tidakkelihatan dan agama tanpa dogma, suatu gagasan positif tentangtoleransi (Castellio). Ini mempunyai kaitan erat dengan penghormat -an terhadap otonomi pribadi dan keputusan-keputusan yang diambilberdasarkan hati nurani. Ide ini bergerak paralel dengan perjuanganuntuk kebebasan berpendapat. Pengakuan praktis terhadap toleransiberlanjut hingga abad ke 17, misalnya di Republik Belanda Utara,sebagai akibat penerapan otonomi daerah tersebut. Selanjutnyadiikuti oleh Inggris (England) dengan Toleration Act, 1689, PrancisBunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 81

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!