12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Katolik), seorang Mufti, seorang pendeta, seorang bijak, kalaupunmereka mengklaim bicara atas nama Tuhan, yang bicara adalahmereka, manusia-manusia seperti kita, seperti saya dan Anda. Sudutkedua: tolok ukur bukan moralitas-moralitas masyarakat begitu saja–masyarakat dan kebudayaan tertentu bisa saja mempunyaipandangan moral yang salah atau miring,—melainkan inti palingdasar segala keyakinan-keyakinan mereka, apa yang kita sebut hatinurani, yaitu kesadaran bahwa kita selalu harus mengambil sikapyang baik, benar, adil, jujur, setia, baik hati dsb. Dan inti ini tidakpernah salah. Apa yang oleh masing-masing dianggap benar dan adilbisa saja diwarnai oleh pelbagai prasangka dan pandangan budayadan karena itu dapat miring dan perlu dikoreksi, tetapi bahwa kitaharus selalu, tanpa kecuali, baik hati, tak pernah boleh membenciorang, selalu harus jujur, setia dan dituntut berbelas kasihan daripadamembalas dendam, adalah tak pernah salah.Ada yang lebih mendalam. Tempat di mana kita betul-betulbertemu dengan Yang Ilahi itu bukan omongan manusia (pendeta,pastor, ustad dst.) tentang Tuhan, melainkan hati nurani kita masingmasing.Dalam hati nurani—yang tak henti-hentinya menuntut kitabersikap baik, benar, adil, jujur, setia, baik hati, dan menolak yangpalsu, jahat, tak jujur, keji, kebencian, dendam–kita betul-betulbersentuhan dengan Tuhan. Ateis dalam arti yang sebenarnya bukanorang yang menolak semua agama–bisa saja bahwa yang ditolaknyasudah dipermak oleh manusia sehingga inti ilahi sudah menguap–melainkan orang yang membungkamkan hati nuraninya. Mereka itusudah menutup diri terhadap panggilan Tuhan yang sebenarnya,mereka sudah ke luar dari Tuhan, entah mereka dalam wacanamemang menolak Tuhan atau malah terus bicara Tuhan danmengatasnamakan Tuhan. Kesetiaan kepada hati nurani itulah teismeyang sebenarnya dan karena setiap manusia mempunyai hati nurani,setiap orang pada dasarnya adalah seorang teis, entah ia menyadarinyaatau tidak, selama ia mau mendengar kan hati nuraninya.MENOLAK RELATIVISMEBahwa hati nurani adalah tempat di mana setiap orang merasakantarikan Yang Ilahi tidak berarti bahwa agama-agama kehilangan arti.Sama sekali tidak. Memang, apa yang oleh beberapa orang denganpengertian mendalam seperti Seyyed Hossein Nasr disebut70 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!