12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>hanya bisa kagum padanya dan tidak yakin apakah saya bisa beraniseperti dia. []Catatan:1Greg Barton, Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran Neo-modernismeNurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib dan Abdurrahman Wahid(1968-1980) Terj. Nanang Tahqiq (Jakarta: Paramadina 1999), khususnya Bab4.2Wawancara tersebut merupakan bagian dari penelitian untuk disertasi saya diUtrecht University yang sudah dipertahankan tahun 2006 silam. Karenapembahasan disertasi itu tidak terfokus pada pemikiran Djohan Effendi, makabanyak informasi yang terekam dalam wawancara tersebut tidak dimasukkan.Dalam tulisan ini, saya berusaha me manfaatkan wawancara tersebut lebihmaksimal.3Barton, Gagasan Islam Liberal, 245.4Wawancara, 29 Agustus 2002.5Lihat Nurcholish Madjid, Islam, Kerakrayatan dan Keindonesiaan (Bandung:Mizan, 1993), 59-91.6Buku ini pertama kali terbit tahun 1924. Untuk kajian pemikiran politikTjokroaminoto, lihat Hasnul Arifin Melayu, “Islam as an Ideology: the politicalthought of Tjokroamminoto” Studia Islamika No.3 Vol.9 (2002), 37-81.7Djohan pernah menerjemahkan dan menyunting sebuah buku kumpulan artikeltentang pemikiran sosialis Muhammad Iqbal. Lihat Djohan Effendi dan AbdulHadi W.M. (eds.), Iqbal, Pemikir Sosial Islam dan Sajak-Sajaknya (Jakarta: P.T.Pantja Simpati, 1986). Belakangan, Djohan juga tertarik kepada pemikir MuslimIndia lainnya yang memiliki orientasi serupa, Asghar Ali Engineer. Lihatpengantar Djohan untuk buku Asghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan Terj.Hairussalim (Yogyakarta: LKiS dan Pustaka Pelajar, 1993).8Mujiburrahman, “The Diaspora Church in Indonesia: Mangunwijaya onNationalism, Humanism and Catholic Praxis” Journal of Ecumenical StudiesVol.38 No.4 (2001), 444-469.9Barton, Gagasan Islam Liberal, 246. Pemikiran serupa juga dikemuka kanDjohan dalam sebuah wawancara dengan majalah Syir’ah. Lihat “<strong>Beragama</strong> atauTidak, Itu Sebuah Pilihan” Syir’ah No.26 Vol. 3 (Januari 2004), 50-54.10Djohan Effendi, “Jaminan Konstitusional bagi <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> diIndonesia” dalam Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF (eds.), PassingOver, Melintasi Batas Agama (Jakarta: Gramedia, 1998), 117.11Lihat Effendi, “Jaminan Konstitusional”, 111-121.12Lihat teks Penjelasan Penetapan Presiden No.1 /1965 dalam Weinata Sairin (ed.),Himpunan Peraturan di Bidang Keagamaan (Jakarta: BPK, 1994), 266-267.13Untuk pemaparan dan analisis yang lebih rinci, lihat Mujiburrahman, FeelingThreatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia’s New Order (Amsterdam:Amsterdam University Press/ISIM, 2006), Chapter 1 dan 2.14Laporan mengenai proyek ini dapat dilihat dalam Djohan Effendi, “Dialog AntarAgama: Bisakah Melahirkan Teologi Kerukunan” Prisma No.5 (Juni 1978), 12-17.15Wawancara, 29 Agustus 2002.Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi| 63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!