12.07.2015 Views

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

Merayakan Kebebasan Beragama - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>Islam sampai ke istana. Jadi kurang apa? Di kantor-kantor adamushalla atau masjid. Tetapi kita masih dianggap negara korupsiyang paling besar juga. Ini berarti agama gagal.KESIMPULANDemikianlah pemikiran keagamaan Djohan Effendi yang di kembang -kannya berdasarkan pada konteks sosial politik di Indonesia. Sepertiteman-temannya dalam gerakan pembaruan, ia menolak pandangansebagian kaum muslim untuk menjadikan Islam sebagai ideologipolitik. Baginya, Pancasila sudah sesuai dengan nilai-nilai Islam.Dalam negara Pancasila ini, negara berkewajiban melindungikebebasan beragama warga negaranya sekaligus melayani hajatkehidupan beragama masyarakat. <strong>Kebebasan</strong> beragama adalahmutlak, termasuk kebebasan untuk tidak beragama atau tidakbertuhan. Untuk menciptakan kerukunan umat beragama tanpamengorbankan kebebasan beragama diperlukan dialog, baik antarmaupun intra umat beragama. Dialog dan usaha-usaha untukmengikis fanatisme sempit akan menunjang terwujudnya demokrasidalam masyarakat. Pandangan-pandangan nya ini semua didasarkanpada pandangan teologis yang humanistik dimana manusiadiletakkan sebagai subjek yang secara terus-menerus harus berjuangmeningkatkan kualitas material, moral dan spiritual hidupnya.Agama, bagi Djohan, berperan memberikan legitimasi sekaliguskritik terhadap kenyataan sosial. Ia memberikan legitimasi teologisbagi modernisasi dan pada saat yang sama mengkritik dampakdampaknegatif modernisasi tersebut.Tak diragukan lagi bahwa kalau melihat posisi Djohan sebagaipegawai negeri sipil Departemen Agama di bawah kekuasaan otoriterOrde Baru, jelas pemikiran-pemikiran keagamaannya tersebuttergolong berani. Sebagai sesama orang Banjar, saya ikut banggadengan peran intelektual yang dimainkannya. Djohan Effendimemang lahir di daerah Kandangan, Hulu Sungai Selatan. Di dalampergaulan sosial masyarakat Banjar, memang ada stereotipemengenai ‘orang Kandangan’ ini. Stereotipe itu adalah bahwa orangKandangan terkenal pemberani. Djohan telah menunjukkan sisi yangsangat positif dari keberanian itu, yakni berani mengatakan pendapatdan keyakinannya meskipun ia harus menentang arus. Sebagai orangyang masih muda dan berada jauh di belakang generasi Djohan, saya62 |MERAYAKAN KEBEBASAN BERAGAMA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!