Magic Ink - Magic Wave

...Senandung TintaMother, Shop Manager, Tattoist, Musician , etcSERTIFIKAT, AWARD, KOLEKSIHello! Maaf satu edisi Senandung Tinta terlewat, karna bulan lalusaya sibuk ujian akhir ;) sedikit banyak berhubungan juga sih dengantopik bulan ini: Awards.Gimana rasanya megang ijazah dan pake toga, apa yang saya rasainkayaknya beda sama ribuan wisudawan lain di ruangan itu. Sayahanya ngerasa lega, udah nyelesein kewajiban. Apa ada yang salahya? Temen2 yang lain sepertinya terlihat sangat bangga dan puas(padahal setelah itu bingung cari kerja kali ye :p)Hal yang sama yang sering saya pikirin tentang apa yang dirasain temen2setelah nerima sertifikat, atau trophy dari event tato. Seberapabanggakah mereka dengan award yang diterima? Apa sebenernyatujuan, dan fungsi dari award yang diterima?Ada beberapa hal yang perlu dipikir tentang penghargaan ini. Kalobeberapa orang akan merasa lebih baik ketika menerima penghargaan(awards), apa mereka akan merasa karyanya tidak baik karnagak dapet penghargaan? Terus, gimana sikap temen2 award-winnersini terhadap penghargaan yang udah mereka dapet? Ada beberapapilihan juga. Berpuas diri karna udah dapet penghargaan, terus2anikut kompetisi untuk ‘mengkoleksi’ trofi dan sertifikat, atautermotivasi untuk membuat karya yang lebih baik lagi – terlepas ikutkompetisi atau tidak.Kadang penghargaan pun diberikan sebelum ada hasil atau kontribusiyang nyata. Seperti karna kenal lebih akrab dengan penyelenggaraacara, punya akses untuk nyetak sertifikat sendiri, minimnya kompetitor,sistem penilaian atau penjurian yang gak jelas, dan masih banyaklagi. Ini gak hanya terjadi dalam event tato, tapi juga dalam eventmusik, pameran karya berbasis seleksi, dan masih banyak lagi. Dalamhal ini sih, kembali ke nurani masing-masing ya, pantas atau tidaknyamenerima penghargaan. Apakah itu akan terasa membohongi banyakorang (dan parahnya, membohongi diri sendiri), atau menjadi semakinselektif dalam memilih kompetisi yang mau dimasuki.Mister Anand Krishna pernah nulis, ‘Penghargaan MematikanKreativitas’. Menurut pengamatannya, hampir semua penulis yangpernah dapet penghargaan jadi gak pernah nulis sebaik ketika dianulis sesuatu yang terus pernah dapet ‘award’ itu (kalo menurutsaya, kecuali Paulo Coelho ya :p). Karna ya emang sulit, kritik yangdi-publish ke masyarakat itu kritik yang baik semua. Sang pembuatkarya jadi bingung, apa lagi yang harus dibuat? Apa yang kurangatau belum terpenuhi?Atau ga perlu pake penghargaan harfiah deh (trofi, sertifikat atoapalah). Temen2 tattooist di Indonesia, atau pro-tattooist dari seluruhdunia, kalo upload foto karya terbaru, selalu di-like orang banyakLoisdan komennya bagus2 semua, gak ada yang kritik. Kalo emangudah gak ada kekurangannya, sebaiknya sang pembuat karyapunya motivasi diri yang kuat, cita-cita atau mimpi lain yang belumpernah diimpiin atau belum berani dilakukan sama orang lain.Kalo udah gini berarti ya kembali ke masing-masing orang, apakahkepuasan dan kreativitasnya akan mandek hanya karna udah dapetpenghargaan material yang udah diakui orang banyak, atau terusberkarya lebih baik lagi.Dan ya, penghargaan ga perlu selalu ikut kompetisi kok. Eventeventtato yang sekarang mulai menjamur di Indonesia, bisa jadiajang kesempatan untuk mencari nama, eksis, dan mengejarpenghargaan ini. Tantangan tema yang berbeda di tiap event bisajadi trigger atau pemicu kreativitas juga. Dari sekian banyak studiotato, tattooist, dan kolektor yang hadir di tiap event, lebih banyaklagi yang tidak hadir. Jangan kecewa dulu, teman. Bukan berartikamu gak bisa dapet penghargaan. Ada banyak faktor pilihan danalasan untuk tidak hadir dalam satu event, dan tidak hadir bukannyatidak berpartisipasi atau tidak berkontribusi. Gak ada orangyang tau (atau begitu peduli) tentang apa yang masing-masing kitaimpikan dalam hidup, dan jalannya pun berbeda; ada yang beriringanbersama dan kadang berpisah jalan, tapi kalo tujuannya sama,hidup dengan atau melalui tato, toh nanti akan ketemu lagi :)Gak ada yang gak kenal Mahatma Gandhi. Kontribusinya untukperdamaian dunia dan kampanye anti-kekerasan di abad 20 gakusah dipertanyakan lagi. Tapi apa pernah beliau dapet Nobel Prizeuntuk perdamaian? Gak pernah.Heran? Gak usah.Berkaryalah tanpa pamrih. Ini berlaku gak hanya untuk temen2 tattooist,tapi untuk semua profesi apapun di kehidupan. Mimpi harusdikejar, dijadiin kenyataan. Kalo gak diapa2in, ya cuma jadi mimpi.Live your life to the fullest. Penghargaan itu hanya bonus, dan jadibatu pijakan untuk proses-proses lainnya yang masih harus dikejar.Selamat berkarya! :)Download Magic Ink PDF/online Version at http://magic-ink.org24 Magic InkMagic Ink 25