12.07.2015 Views

Laporan Pemetaan Bahaya Tsunami Purworejo - GITEWS

Laporan Pemetaan Bahaya Tsunami Purworejo - GITEWS

Laporan Pemetaan Bahaya Tsunami Purworejo - GITEWS

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kurang-terorganisirnya invertarisasi data oleh Institusi di daerah danpersoalan birokratis. Sedangkan tantangan untuk pelaksanaan surveilapangan dipengaruhi oleh cuaca hujan dan sulitnya kondisi medan (jalanbuntu, rawa-rawa, dsb.) untuk dilalui. Kurangnya pengetahuan teknis dalam penggambaran peta secaramanual serta keterbatasan alat dan warna yang akan digunakan untukpemetaan juga memperlambat pelaksanaan. Keterbatasan waktu yang tersedia untuk pemetaan (rencana kerja) dantuntutan tugas dari Institusi induk anggota Tim <strong>Pemetaan</strong> dirasakanmenambah tantangan-tantangan di atas.Namun demikian, Pokja <strong>Purworejo</strong> dan Pokja Ciamis menyatakan kesiapan untukmenyelesaikan Peta <strong>Bahaya</strong> <strong>Tsunami</strong> untuk kabupaten masing-masing.4. Penentuan Skenario Kejadian <strong>Tsunami</strong> – Asumsi kejadian tsunami yang dipilihdidasarkan pada inundation maksimal dan flow depth maksimal, sesuai denganBuku Panduan <strong>Pemetaan</strong> <strong>Bahaya</strong> <strong>Tsunami</strong>. Skenario yang disepakati terdiri dariSkenario I dan Skenario II. Skenario I menggambarkan kejadian tsunami dengantingkat merusak “sedang” (atau rata-rata). Skenario ini didasarkan padaperhitungan statistik kejadian tsunami yang dialami di berbagai wilayah pantai diIndonesia pada kurun waktu dua sampai tiga tahun terakhir. Skenario IImenggambarkan “kasus terburuk” yang sepadan dengan kejadian <strong>Tsunami</strong> diAceh tahun 2004.Skenario kejadian tsunami yang diterapkan sesuai dengan Tabel 1 dan Tabel 2 diBuku Panduan <strong>Pemetaan</strong> <strong>Bahaya</strong> <strong>Tsunami</strong>, yaitu:Tabel 1: Perkiraan Rambatan <strong>Tsunami</strong> di Daratan Menurut Skenario IParameter Perkiraan inundation maksimal Perkiraan flow depth maksimalNilai 500 m 5 mTabel 2: Perkiraan Rambatan <strong>Tsunami</strong> di Daratan Menurut Skenario IIParameter Perkiraan inundation maksimal Perkiraan flow depth maksimal10 m (< 1.000 m)Nilai4.000 m5 m (> 1.000 m)5. Pengenalan Area Geografis yang Terkena Dampak untuk Setiap Skenario –Pengenalan area ini didasarkan pada hasil Matrik Peta Dasar yang dibuat olehmasing-masing tim pemetaan di Kabupaten. Kedua Pokja dapat menentukanarea yang diperkirakan dapat terkena dampak untuk Skenario I dan Skenario II.Pada penetuan area geografis berdasarkan Skenario II untuk masing-masingdaerah pemetaan <strong>Purworejo</strong> dan Ciamis dilakukan pengembangan dariMetodologi <strong>Pemetaan</strong> <strong>Bahaya</strong> <strong>Tsunami</strong>. Pengembangan yang dilakukan adalahtidak hanya mencakup area geografis dengan jarak kurang dari 1000 m danketinggian 10 m saja untuk Sekenario II, tetapi juga area dengan jarak lebih dari1000 m dan ketinggian lebih dari 10 m di beberapa area dimasukkan ke dalamarea yang akan terkena dampak berdasarkan Skenario II. Area tersebut diantaranya seperti swale, dataran banjir, dataran aluvial, serta dataran koluvial.Berdasarkan pendekatan kondisi Geomorfologi pada area-area tersebut berupadataran atau cekungan yang dipandang berpotensi terkena dampak tsunami.Berdasarkan pengalaman di Pangandaran, di dataran koluvial juga terkenadampak tsunami yang terjadi pada Tanggal 17 juli 2006. Sehingga area tersebutmasih dipandang sebagai area yang akan terkena dampak tsunami padaSkenario II.<strong>Pemetaan</strong>-<strong>Purworejo</strong>/08.10/TR-BU 21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!