12.07.2015 Views

KONSEP, TEORI DAN ANALISIS GENDER Oleh - Departemen Ilmu ...

KONSEP, TEORI DAN ANALISIS GENDER Oleh - Departemen Ilmu ...

KONSEP, TEORI DAN ANALISIS GENDER Oleh - Departemen Ilmu ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sebagai golongan tertindas (Skolnick 1987; Porter 1987). Menurut Skolnick: Some feministsdenounced the family as a trap that turned women into slaves (beberapa feminis menuduhkeluarga sebagai perangkap yang membuat para perempuan menjadi budak-budak). Gerakanfeminisme yang berdasarkan model konflik berkembang menjadi gerakan-gerakan feminismeliberal, radikal, dan sosialis atau Marxisme (Anderson 1983).Berdasarkan berbagai literatur dapat disimpulkan bahwa filsafat feminism sangattidak setuju dengan budaya patriarkhi. Budaya patriarki yang berawal dari keluargalah yangmenjadi penyebab adanya ketimpangan gender di tingkat keluarga yang kemudianmengakibatkan ketimpangan gender di tingkat masyarakat. Laki-laki yang sangat diberi hakistimewa oleh budaya patriarki menjadi sentral dari kekuasaan di tingkat keluarga. Hal inilahyang menjadikan ketidaksetaraan dan ketidakadilan bagi kaum perempuan dalamkepemilikian properti, akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan akhirnya kurangmemberikan manfaat secara utuh bagi eksistensi perempuan.Penghapusan sistem patriarki atau struktur vertikal adalah tujuan utama dari semuagerakan feminisme, karena sistem ini yang dilegitimasi oleh model struktural-fungsionalis,memberikan keuntungan laki-laki daripada perempuan. Kesetaraan gender tidak akan pernahdicapai kalau sistem patriarkat ini masih terus berlaku. <strong>Oleh</strong> karena itu, ciri khas dari gerakanfeminisme adalah ingin menghilangkan institusi keluarga, atau paling tidak mengadakandefungsionalisasi keluarga, atau mengurangi peran institusi keluarga dalam kehidupanmasyarakat (Megawangi 1999). Untuk memahami konsep feminisme berikut diuraikanberdasarkan sejarah berkembangnya gerakan feminisme yang mencakup dua gelombang:1. Gerakan Gelombang Pertama lebih pada gerakan filsafat di Eropa yang dipeloporioleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet yang pada Tahun 1785,suatu perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali didirikan diMiddelburg (Selatan Belanda). Seorang aktivis sosialis utopis bernama CharlesFourier pada Tahun 1837 memunculkan istilah feminisme yang kemudian tersebar keseluruh Eropa dan Benua Amerika. Publikasi John Stuart Mill dari Amerika denganjudul The Subjection of Women pada Tahun 1869 yang melahirkan feminismeGelombang Pertama.2. Feminisme Gelombang Kedua dimulai pada Tahun 1960, dengan terjadinyaliberalisme gaya baru dengan diikutsertakannya perempuan dalam hak suara diparlemen. Era Tahun 1960 merupakan era dengan mulai ditandainya generasi “babyboom” (yaitu generasi yang lahir setelah perang dunia ke-2) menginjak masa remajaakhir dan mulai masuk masa dewasa awal. Pada masa inilah, masa bagi perempuanmendapatkan hak pilih dan selanjutnya ikut dalam kancah politik kenegaraan.Konsep Kesetaraan dan Keadilan Gender1. Pengertian2.2; 2.3a. Kesetaraan gender: Kondisi perempuan dan laki-laki menikmati status yangsetara dan memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan secara penuh hakhakasasi dan potensinya bagi pembangunan di segala bidang kehidupan.Definisi dari USAID menyebutkan bahwa “Gender Equality permits womenand men equal enjoyment of human rights, socially valued goods,opportunities, resources and the benefits from development results. 3.5(kesetaraan gender memberi kesempatan baik pada perempuan maupun lakilakiuntuk secara setara/sama/sebanding menikmati hak-haknya sebagaimanusia, secara sosial mempunyai benda-benda, kesempatan, sumberdaya danmenikmati manfaat dari hasil pembangunan).5


. Keadilan gender: Suatu kondisi adil untuk perempuan dan laki-laki melaluiproses budaya dan kebijakan yang menghilangkan hambatan-hambatanberperan bagi perempuan dan laki-laki. Definisi dari USAID menyebutkanbahwa “Gender Equity is the process of being fair to women and men. Toensure fairness, measures must be available to compensate for historical andsocial disadvantages that prevent women and men from operating on a levelplaying field. Gender equity strategies are used to eventually gain genderequality. Equity is the means; equality is the result. 3.5 (Keadilan gendermerupakan suatu proses untuk menjadi fair baik pada perempuan maupun lakilaki.Untuk memastikan adanya fair, harus tersedia suatu ukuran untukmengompensasi kerugian secara histori maupun sosial yang mencegahperempuan dan laki-laki dari berlakunya suatu tahapan permainan. Strategikeadilan gender pada akhirnya digunakan untuk meningkatkan kesetaraangender. Keadilan merupakan cara, kesetaraan adalah hasilnya).2. Wujud Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam keluargaa. Akses diartikan sebagai “the capacity to use the resources necessary to be afully active and productive (socially, economically and politically) participantin society, including access to resources, services, labor and employment,information and benefits”. 3.4 (Kapasitas untuk menggunakan sumberdayauntuk sepenuhnya berpartisipasi secara aktif dan produktif (secara sosial,ekonomi dan politik) dalam masyarakat termasuk akses ke sumberdaya,pelayanan, tenaga kerja dan pekerjaan, informasi dan manfaat). Contoh:Memberi kesempatan yang sama bagi anak perempuan dan laki-laki untukmelanjutkan sekolah sesuai dengan minat dan kemampuannya, dengan asumsisumberdaya keluarga mencukupi.b. Partisipasi diartikan sebagai “Who does what?” 3.3 (Siapa melakukan apa?).Suami dan istri berpartisipasi yang sama dalam proses pengambilan keputusanatas penggunaan sumberdaya keluarga secara demokratis dan bila perlumelibatkan anak-anak baik laki-laki maupun perempuan.c. Kontrol diartikan sebagai ”Who has what?” 3.3 (Siapa punya apa?).Perempuan dan laki-laki mempunyai kontrol yang sama dalam penggunaansumberdaya keluarga. Suami dan istri dapat memiliki properti atas namakeluarga.d. Manfaat. Semua aktivitas keluarga harus mempunyai manfaat yang sama bagiseluruh anggota keluarga.Teori Gender atau Aliran Feminisme 3.2Secara garis besar, aliran aliran feminisme terbagi dalam 2 (dua) kluster yaitu klusteryang merubah nature (kodrati) perempuan, dan yang melestarikan nature perempuan. Klustermerubah nature perempuan terdiri atas aliran-aliran Feminisme Eksistensialisme, FeminismeLiberal, Feminisme Sosialis/ Marxis dan Teologi Feminis. Adapun kluster melestarikannature perempuan terdiri atas aliran-aliran Feminisme Radikal dan Ekofeminisme(Megawangi 1999) (Gambar 3.1).6


Feminisme EksistensialismeMerubah NaturePerempuanFeminisme LiberalFeminisme Sosialis/MarxisTeologi FeminisMelestarikan NaturePerempuanFeminisme RadikalEkofeminismeGambar 3.1. Aliran-aliran feminisme (disarikan dari Megawangi 1999).Aliran-aliran feminisme terdiri atas (Megawangi 1999):1. Perubahan Nature PerempuanTujuannya adalah untuk transformasi sosial dengan mengajak perempuan masuk kedunia maskulin. dunia maskulin dapat direbut apabila para perempuan melepaskankualitas femininnya dan mengadopsi kualitas maskulin.a. Feminisme Eksistensialisme:(1) Bergerak pada tataran individu tentang pentingnya sosialisasiandrogini (persamaan pengasuhan dan perlakuan antara laki-laki danperempuan).(2) Eksistensi diri bukan merupakan kodrati bawaaan, namun dibentukoleh lingkungan sosial (Simone De Beauvoir: The Second Sex 1949).b. Feminisme Liberal:(1) Tujuannya adalah transformasi sosial melalui perubahan undangundangdan hukum agar perempuan dapat mengubah naturenyasehingga dapat mencapai kesetaraan dengan laki-laki.(2) Doktrin John Locke (hak asasi manusia untuk hidup, mendapatkankebebasan dan mencari kebahagiaan).c. Feminisme Sosialis/ Marxist:(1) Tujuannya adalah mencapai masyarakat sosialis yang dilakukan mulaidari tingkat keluarga. Apabila sistem egaliter dapat tercipta dalamkeluarga, maka hal ini akan tercermin pula dalam kehidupan sosialkeluarga. Keluarga tradisional dikenal sebagai institusi pertama yangmelahirkan kapitalisme dengan sistem patriarkinya. <strong>Oleh</strong> karena itu,intitusi keluarga inti harus digantikan dengan keluarga kolektif,termasuk dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga yang didominasioleh kaum perempuan. Sebagai praksis adalah adanya prosespenyadaran kepada para perempuan bahwa mereka adalah kelas yangtidak diabaikan. Disamping itu mulai ada propaganda negatif tentangeksistensi keluarga dan tentang status dan peran ibu sebagai “budak”dan “mengalami alienasi”. Tujuan propaganda ini adalah untukmenggalang emotional yang tinggi pada perempuan agarmendorongnya untuk mengubah keadaan. Jadi pemberdayaan7


perempuan dalam hal ini adalah untuk memperkuat basis materialperempuan yang mengadopsi kualitas maskulin.(2) Karl Marx dan Friedrich Engels, memformulasikan kaum perempuanyang kedudukannya sebagai kaum proletar pada masyarakat kapitalisBarat.(3) Tujuannya adalah untuk menghilangkan kelas termasuk institusikeluarga.d. Teologi Feminis:(1) Teologi Feminis adalah pendekatan Marxis yang telah dimodifikasimelalui pendekatan agama dengan memakai agama untukmembebaskan perempuan dari belenggu keluarga dan laki-laki. Ide iniberasal dari pendekatan laki-laki dalam memakai agama untukmeligitimasi kekuasaannya. <strong>Oleh</strong> karena itu, kaum perempuanmengadopsi pendekatan agama agar dapat diubah bukan untukmelgitimasi pihak penguasa tetapi untuk meligitimasi pembebasangolongan tertindas, termasuk kaum perempuan.(2) Merupakan sebuah praksis yaitu bergerak dalam tataran konseptualdengan mengubah penafsiran dan perubahan hukum-hukum agama.2. Pelestarian Nature PerempuanTujuannya adalah untuk meruntuhkan sistem patriarki, tetapi bukan denganmenghilangkan nature, melainkan dengan menonjolkan kekuatan kualitas feminin.Apabila perempuan masuk ke dunia maskulin dengan cara mempertahankan kualitasfemininnya, maka dunia dapat diubah dari struktur hirarkis (patriarkis) menjadiegaliter (matriarkis).a. Feminisme Radikal:(1) Berkembang di USA pada kurun 1960an -1970an.(2) Ketidakadilan gender bersumber pada perbedaan biologis antara lakilakidan perempuan yang hanya dapat termanifestasi dalam institusikeluarga; Adanya peraturan 1(satu) tahun cuti di Swedia untuk pekerjaperempuan dan 3-6 bulan untuk pekerja laki-laki.(3) Lembaga perkawinan adalah lembaga formalisasi untuk menindasperempuan sehingga tujuannya adalah untuk mengakhiri “the tyrannyof the biological family”.(4) Cenderung membenci makhluk laki-laki sebagai individu atau kolektif.Lesbian adalah salah satu pembebasan dari dominasi laki-laki.b. Ekofeminisme:(1) Ekofeminisme: gerakan yang ingin mengembalikan kesadaran manusiaakan pentingnya dihidupkan kembali kualitas feminin dalammasyarakat.(2) Tidak anti keluarga, melainkan mendukung peran keibuan, tetapimasih menganggap bahwa sistem patriarkis adalah sistem yangmerusak.(3) Mengkritik para feminis yang menyuruh perempuan membuang nature,karena dengan semakin banyaknya para perempuan yang mengadopsikualitas maskulin, maka dunia tetap berstruktur maskulin, yaitu identikdengan penindasan.(4) Sangat peduli dengan kerusakan lingkungan hidup karenamenghilangnya kualitas pengasuhan dan pemeliharaan (kualitasfeminin).8


(5) Ekofeminisme mempunyai manifesto yang disebut “A Declaration ofInterdependence”.(6) Mengajak para perempuan untuk bangkit melestarikan kualitas femininagar dominasi sistem maskulin dapat diimbangi sehingga kerusakanalam, degradasi moral yang semakin mengkhawatirkan dapatdikurangi.Dengan demikian dapat ditarik garis besar, sebenarnya aliran-aliran feminismemuncul karena adanya ketimpangan gender atau gender gap yang berkaitan dengan peran dankedudukan laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Untuk mencapaipembangunan yang berkeadilan dan berkesetaraan gender (gender equality) dan keadilangender (gender equity), maka harus ada relasi gender yang harmonis antara laki-laki danperempuan (Gambar 3.2).GAP ANTARA PERANLAKI-LAKI <strong>DAN</strong>PEREMPUAN(Akses, Kontrol,Partisipasi & Manfaat)TERCAPAINYAPEMBANGUNAN YANGBERKEADILAN <strong>GENDER</strong>EQUALITY & EQUITYIndividu, Keluarga &Masyarakat SejahteraPILIHAN STRATEGI ALIRAN FEMINISME1. Feminisme Eksistensialisme2. Feminisme Liberal3. Feminisme Sosialis/Marxis4. Feminisme Teologi5. Feminisme Radikal6. EkofeminismeSOLUSINYA...... ALIRAN <strong>GENDER</strong> APA YANG TEPAT UNTUK INDONESIA?Harus ada relasi gender yang harmonis mulai dari tingkatan keluarga sampai denganmasyarakat, yaitu harus ada komunikasi dan perilaku saling menghargai, salingmenghormati dan saling membutuhkan antara laki-laki dan perempuan untukmenciptakan keharmonisan dan bukan mencipta-kan persaingan dan permusuhan....tanpa harus melalui aliran spesifik feminisme seperti di atas....Gambar 3.2. Aliran feminisme, gap dan tujuan pembangunan serta solusi.Pengertian dan Tehnik Analisis GenderAnalisis gender adalah suatu metode atau alat untuk mendeteksi kesenjangan ataudisparitas gender melalui penyediaan data dan fakta serta informasi tentang gender yaitu datayang terpilah antara laki-laki dan perempuan dalam aspek akses, peran, kontrol dan manfaat.Dengan demikian analisis gender adalah proses menganalisis data dan informasi secara9


sistematis tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkankedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktoryang mempengaruhi. Syarat utama terlaksananya analisis gender adalah tersedianya dataterpilah berdasarkan jenis kelamin. Data terpilah adalah nilai dari variabel variabel yangsudah terpilah antara laki-laki dan perempuan berdasarkan topik bahasan/hal-hal yangmenjadi perhatian. Data terdiri atas data kuantitatif (nilai variabel yang terukur, biasanyaberupa numerik) dan data kualitatif (nilai variabel yang tidak terukur dan sering disebutatribut, biasanya berupa informasi).Di lain pihak alat analisis sosial yang telah ada seperti analisis kelas, analisisdiskursus (discourse analysis) dan analisis kebudayaan yang selama ini digunakan untukmemahami realitas sosial tidak dapat menangkap realitas adanya relasi kekuasaan yangdidasarkan pada relasi gender dan sangat berpotensi menumbuhkan penindasan. Denganbegitu analisis gender sebenarnya menggenapi sekaligus mengkoreksi alat analisis sosialyang ada yang dapat digunakan untuk meneropong realitas relasi sosial lelaki dan perempuanserta akibat-akibat yang ditimbulkannya.Analisis gender merupakan alat dan tehnik yang tepat untuk mengetahui apakah adapermasalahan gender atau tidak dengan cara mengetahui disparitas gendernya. Dengananalisis gender diharapkan kesenjangan gender dapat diindentifikasi dan dianalisis secaratepat sehingga dapat ditemukan faktor-faktor penyebabnya serta langkah-langkah pemecahanmasalahnya. Analisis gender sangat penting khususnya bagi para pengambil keputusan danperencanaan serta para peneliti akademisi, karena dengan analisis gender diharapkan masalahgender dapat diatasi atau dipersempit sehingga program yang berwawasan gender dapatdiwujudkan. Secara terinci analisis gender sangat penting manfaatnya, karena:1. Membuka wawasan dalam memahami suatu kesenjangan gender di daerah padaberbagai bidang, dengan menggunakan analisis baik secara kuantitatif maupunkualitatif.2. Melalui analisis gender yang tepat, diharapkan dapat memberikan gambaran secaragaris besar atau bahkan secara detil keadaan secara obyektif dan sesuai dengankebenaran yang ada serta dapat dimengerti secara universal oleh berbagai pihak.3. Analisis gender dapat menemukan akar permasalahan yang melatarbelakangi masalahkesenjangan gender dan sekaligus dapat menemukan solusi yang tepat sasaran sesuaidengan tingkat permasalahannya.3.6; 3.8; 3.9; 3.10Istilah-istilah yang digunakan dalam Analisis Gender meliputi:1. Akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau menggunakansumberdaya tertentu.2. Peran adalah keikutsertaan atau partisipasi seseorang/ kelompok dalam suatu kegiatandan atau dalam pengambilan keputusan.3. Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk mengambilkeputusan.4. Manfaat adalah kegunaan sumberdaya yang dapat dinikmati secara optimal.5. Indikator adalah alat ukur berupa statistik yang dapat menunjukkan perbandingan,kecenderungan atau perkembangan.6. Kegiatan produktif yaitu kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam rangkamencari nafkah. Kegiatan ini disebut juga kegiatan ekonomi karena kegiatan inimenghasilkan uang secara langsung atau barang yang dapat dinilai setara uang.Contoh kegiatan ini adalah bekerja menjadi buruh, petani, pengrajin dan sebagainya.7. Kegiatan reproduktif yaitu kegiatan yang berhubungan erat dengan pemeliharaan danpengembangan serta menjamin kelangsungan sumberdaya manusia dan biasanya10


dilakukan dalam keluarga. Kegiatan ini tidak menghasilkan uang secara langsung danbiasanya dilakukan bersamaan dengan tanggung jawab domestik atau kemasyarakatandan dalam beberapa referensi disebut reproduksi sosial. Contoh peran reproduksiadalah pemeliharaan dan pengasuhan anak, pemeliharaan rumah, tugas-tugasdomestik dan reproduksi tenaga kerja untuk saat ini dan masa yang akan datang(misalnya masak, bersih-bersih rumah).8. Kegiatan kemasyarakatan yang berkaitan dengan politik dan sosial budaya yaitukegiatan yang dilakukan anggota masyarakat yang berhubungan dengan bidangpolitik, sosial dan kemasyarakatan dan mencakup penyediaan dan pemeliharaansumberdaya yang digunakan oleh setiap orang seperti air bersih/ irigasi, sekolah danpendidikan, kegiatan pemerintah lokal dan lain-lain. Kegiatan ini bisa menghasilkanuang dan bisa juga tidak menghasilkan uang.Ada beberapa teknik analisis gender yang sering digunakan, yaitu Model Harvard;Model Moser; Model SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) atau ModelKekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman; Model GAP (Gender Analysis Pathway)atau Model Analisis Alur Gender; dan Model ProBA (Problem Based Approach) atau ModelPendekatan Berbasis Masalah. Dalam buku ini analisis gender yang dibahas hanya dibatasipada Model Harvard dan Model Moser saja karena kedua model ini tepat digunakan untukanalisis kesenjangan gender di tingkat individu dan keluarga.Teknik Analisis Gender Model Harvard2.2; 2.3; 2.4; 3.3; 3.4; 3.5Analisis Model Harvard atau Kerangka Analisis Harvard, dikembangkan olehHarvard Institute for International Development, bekerja sama dengan Kantor Women InDevelopment (WID)-USAID. Model Harvard ini didasarkan pada pendekatan efisiensi WIDyang merupakan kerangka analisis gender dan perencanaan gender yang paling awal. Tujuankerangka Harvard adalah untuk: (1) Menunjukkan bahwa ada suatu investasi secara ekonomiyang dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki, secara rasional, (2) Membantu paraperencana merancang proyek yang lebih efisien dan memperbaiki produktivitas kerja secaramenyeluruh, (3) Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai tujuanefisiensi dengan tingkat keadilan gender yang optimal, (4) Memetakan pekerjaan laki-lakidan perempuan dalam masyarakat dan melihat faktor penyebab perbedaan.Penggunaan kerangka analisis Harvard lebih cocok untuk perencanaan proyekdibandingkan dengan perencanaan program atau kebijakan. Kerangka ini juga dapatdigunakan sebagai titik masuk (entry point) gender netral dan digunakan bersamaan dengankerangka Analisis Moser untuk mencari gagasan dalam menentukan kebutuhan strategikgender. Kerangka Harvard pada mulanya diuraikan di dalam Overholt, Anderson, Cloud andAustin, Gender Roles in Development Projects: A Case Book, 1984, Kumarian Press:Connecticut. Kerangka ini terdiri atas sebuah matriks yang mengumpulkan data pada tingkatmikro (masyarakat dan rumahtangga), meliputi empat komponen yang berhubungan satudengan lainnya.Secara garis besar kerangka Harvard dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Tujuan/ Asumsi adalah: (a) Menunjukkan investasi dan kontribusi ekonomi gender,(b) Membantu perencanaan proyek yang efisien dan efektif, (c) Mencari informasirinci (efisiensi proyek dan pencapaian keadilan dan kesetaraan gender) dan (d)Memetakan tugas perempuan dan laki-laki di tingkat masyarakat beserta faktor11


pembeda.2. Komponen/ Langkah meliputi analisis profil kegiatan 3 (tiga) peran atau triple roles(terdiri atas peran publik dengan kegiatan produktifnya, peran domestik dengankegiatan reproduktifnya dan peran kemasyarakatan dengan kegiatan sosialbudayanya), profil akses dan kontrol dan faktor yang mempengaruhi kegiatan aksesdan kontrol.Teknik Analisis Gender Model Moser2.2; 2.3; 2.4; 3.3; 3.4; 3.5; 3.7Teknik analisis model Moser atau Kerangka Moser dikembangkan oleh CarolineMoser (Moser 1993) seorang peneliti senior dalam perencanaan gender. Kerangka inididasarkan pada pendekatan Pembangunan dan Gender (Gender and Development/ GAD)yang dibangun pada pendekatan Perempuan dalam Pembangunan (Women in Development/WID). Kerangka ini kadang-kadang diacu sebagai ”Model Tiga Peranan (Triple RolesModels). Adapun tujuan dari kerangka pemikiran perencanaan gender dari Moser adalah: (1)Mempengaruhi kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam intervensi-intervensi yangtelah direncanakan, (2) Membantu perencanaan untuk memahami bahwa kebutuhankebutuhanperempuan adalah seringkali berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan laki-laki, (3)Mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan melalui pemberian perhatian kepadakebutuhan-kebutuhan praktis perempuan dan kebutuhan-kebutuhan gender strategis, (4)Memeriksa dinamika akses kepada dan kontrol pada penggunaan sumber-sumberdaya antaraperempuan dan laki-laki dalam berbagai konteks ekonomi dan budaya yang berbeda-beda, (5)Memadukan gender kepada semua kegiatan perencanaan dan prosedur dan (6) Membantupengklarifikasian batasan-batasan politik dan teknik dalam pelaksanaan praktek perencanaan.Ada 6 alat yang dipergunakan kerangka ini dalam perencanaan untuk semuatingkatan, mulai dari tingkatan proyek sampai ke tingkatan perencanaan daerah, yaitu:1. Alat 1 :Identifikasi Peranan Gender (“Tiga-Peran”, yang mencakup peran produkstif,reproduktif, dan kemasyarakatan/ kerja sosial) yang mencakup penyusunanpembagian kerja gender/ pemetaan aktivitas laki-laki dan perempuan (termasuk anakperempuan dan anak laki-laki) dalam rumahtangga selama periode 24 jam.2. Alat 2 :Penilaian Kebutuhan Gender. Moser mengembangkan alat ini berdasarkankonsep yang dikembangkan oleh Maxine Molyneux pada 1984. Penilaian kebutuhangender didasari atas kebutuhan perempuan yang berbeda dengan laki-laki karena danmempertimbangkan posisi subordinat perempuan terhadap laki-laki dalammasyarakat. Kebutuhan-kebutuhan dibedakan atas:a. Kebutuhan Praktis Gender 3.8 berkaitan dengan kebutuhan kehidupan seharihariseperti kebutuhan perempuan akan persediaan sumber air bersih,makanan, pemeliharaan kesehatan dan penghasilan tunai untuk kebutuhanrumahtangga, dan pelayanan dasar perumahan. Mengidentifikasi kebutuhanpraktis perempuan sangat penting untuk memperbaiki kondisi kehidupan kaumperempuan meskipun masih belum dapat merubah posisi subordinatperempuan.b. Kebutuhan Strategis Gender 3.8 berkaitan dengan keadaan yang dibutuhkanuntuk mengubah posisi subordinat perempuan. Hal ini berhubungan denganisu kekuasaan dan kontrol, sampai dengan eksploitasi pembagian kerjaberdasarkan jenis kelamin. Kebutuhan strategis berhubungan denganperjuangan penyusunan jaminan hukum terhadap hak-hak legal, penghapusantindak kekerasan, upah yang sama/ setara, kesetaraan dalam memiliki properti,12


akses untuk mendapatkan kredit dan sumberdaya lainnya dan kontrolperempuan atas tubuhnya sendiri.3. Alat 3 :Pemisahan data/informasi berdasarkan jenis kelamin tentang kontrol atassumberdaya dan pengambilan keputusan dalam rumahtangga (alokasi sumberdayaintra-rumahtangga dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan dalamrumahtangga). Alat ini digunakan untuk menemukan siapa yang mengontrolsumberdaya dalam rumahtangga, siapa yang mengambil keputusan penggunaansumberdaya dan bagaimana keputusan itu dibuat.4. Alat 4 :Menyeimbangkan peran gender antara laki-laki dan perempuan dalammengelola tugas-tugas produktif, reproduktif dan kemasyarakatan mereka. Perlu jugadiidentifikasi apakah suatu intervensi yang direncanakan akan meningkatkan bebankerja perempuan atau menambah penderitaan kaum perempuan.5. Alat 5 :Matriks Kebijakan WID (Women In Development) dan GAD (Gender AndDevelopment) yang akan memberikan masukan untuk pengarusutamaan gender.6. Alat 6 :Pelibatan stakeholder yang meliputi Organisasi Perempuan dan institusi laindalam Penyadaran Gender pada Perencanaan Pembangunan. Tujuan dari alat iniadalah untuk memastikan bahwa kebutuhan perempuan masuk dalam prosesperencanaan pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender ditingkat keluarga dan masyarakat.Proses Analisis Model Moser dapat diilustrasikan sebagai berikut:1. Analisis Pola Pembagian Kerja melalui Curahan Kerja (Profil Kegiatan) untuk lakilakimaupun perempuan baik peran produktif, reproduktif, maupun sosialkemasyarakatan di tingkat keluarga. Melalui analisis pola pembagian kerja dalamkeluarga akan memberikan gambaran sejauh mana laki-laki mengambil bagian perandomestik, dan sejauh mana perempuan mengambil bagian peran produktif. Disampingitu melalui analisis ini diketahui pula seberapa jauh perempuan masih mempunyaiwaktu luang untuk melakukan kegiatan produktif, kapan waktu itu tersedia agar tepatdalam memberikan masukan ketrampilan teknis pada perempuan. Analisis ini jugamemberikan informasi tentang peluang baik laki-laki maupun perempuan dalammemanfaatkan sumberdaya yang ada baik modal, alat-alat produksi, teknologi, mediainformasi, pendidikan, dan sumberdaya alam yang tersedia. Akhirnya, analisis inimemberikan informasi tentang kekuatan pengambilan keputusan dan peluang untukmendistribusikan kekuatan tersebut antara laki-laki dan perempuan.2. Analisis Profil Akses (peluang) dan Kontrol (kekuatan dalam pengambilan keputusan)yang berkaitan dengan sumberdaya fisik (tanah, modal, alat-alat produksi), situasi dankondisi pasar (komoditi, tenaga kerja, pemasaran, kredit modal, informasi pasar),serta sumberdaya sosial-budaya (media informasi, pendidikan, pelatihan ketrampilan).3. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi profil kegiatan serta profil akses dankontrol agar dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan hal-hal yangmenghambat atau menunjang sebuah program/ proyek. Faktor-faktor yang perludianalisis meliputi lingkungan budaya, tingkat kemiskinan, distribusi pendapatandalam masyarakat, struktur kelembagaan, penyebaran pengetahuan, teknologi danketrampilan, norma/nilai-nilai individu dan masyarakat, kebijakan lokal/regional,peraturan/hukum, pelatihan dan pendidikan, kondisi politik, local wisdom dan lainsebagainya.13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!