11.07.2015 Views

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN ...

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN ...

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2010) 36(2): 243-258 ISSN 0125 – 9830<strong>PENGARUH</strong> <strong>PEMBERIAN</strong> <strong>PAKAN</strong> <strong>TERHADAP</strong><strong>PERTUMBUHAN</strong> DAN REPRODUKSI BULUBABI(Tripneustes gratilla L) DI LABORATORIUMolehABDUL WAHAB RADJAB 1) , ABRAHAM SEMUEL KHOUW 2) ,JACOBUS WILSON MOSSE 3) dan PRULLEY ANNETTEUNEPUTTY 4)UPT Balai Konservasi Biota Laut Ambon - LIPI 1)Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan – UNPATTI 2),3),4)Received 5 January, Accepted 14 July 2010ABSTRAKSalah satu masalah utama dalam budidaya biota laut di laboratoriumadalah pakan, termasuk juga dalam budidaya bulu babi. Penelitian pengaruhpemberian pakan terhadap pertumbuhan dan reproduksi bulu babi (Tripneustesgratilla L) di laboratorium budidaya UPT Balai Konservasi Biota Laut Ambon -LIPI, telah dilaksanakan pada bulan Desember 2006 sampai November 2007.Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh pemberian pakanterhadap pertumbuhan dan reproduksi bulu babi (Tripneustes gratilla L). Metodayang digunakan untuk mengetahui pertumbuhannya dilakukan dengan caramengukur diameter/panjang cangkang menggunakan vernier caliper danmenimbang berat totalnya menggunakan timbangan triple beam balance,sedangkan untuk mengetahui tingkat kematangan alat reproduksinya,menggunakan metode teknik jaringan padat. Hasil penelitian menunjukkanpemberian persentasi pakan sebesar 20%, berpengaruh sangat nyata terhadappertambahan diameter cangkang dibandingkan dengan perlakuan persentasepemberian pakan yang lain. Ukuran cangkang ternyata tidak terlalu berpengaruhpada tingkatan/fase gonade bulu babi (Tripneustes gratilla L)persentasepakanyang .Kata kunci : Pengaruh pakan, pertumbuhan, reproduksi, bulubabi.


RADJAB, KHOUW, MOSSE & UNEPUTTYABSTRACTINFLUENCE FEED GIFT TO GROWTH ANDREPRODUCTION OF SEAURCHIN Tripneustes gratilla ATLABORATORY. One main problem during culture biota in the laboratory is afeed, include of the seaurchin. Research effect on feed given to the growth andreproduction of seaurchin (Tripneustes gratilla L). was conducted at culturelaboratory LIPI Ambon at December 2006 to November 2007. The propose ofthe research was to know effect of the feed given to the growth and reproductionof sea urchin (Tripneustes gratilla L). Method used for growth measure usingvernier caliper and total weigh measure using triple beam balance. Stage ofmaturity gonade made of preparat gonade applies solid net work technique. Theresearch indicated that treatment of giving of feed percentage (20 %) influentialvery real to increase of cochlea diameter compared to treatment of other feedpercentage. Cochlea measure is not to gives influence at fase gonad seaurchin.Key words : Influence, feed, growth, reproduction, seaurchin.PENDAHULUANBulubabi merupakan kelompok hewan lunak bercangkang yangtermasuk dalam filum Echinodermata, dan tidak memiliki tulang belakang(Avertebrata). Bulubabi dari kelas Echinoidea yang hidup di dunia diperkirakansebanyak kurang lebih 800 jenis yang terbagi atas dua subkelas yaituPerischoechinoidea dan Echinoidea (AZIZ 1987). Kelas Echinoidea ini dikenalsebagai kelas yang mempunyai nilai ekonomis. Di beberapa negara antara lainJepang dan Amerika, kelas ini telah dimanfaatkan sebagai salah satu produkmakanan.Penelitian tentang berbagai aspek bulubabi dari kelas Echinoidea initelah banyak dilakukan, diantaranya aspek bioekologi (DARSONO 1987; AZIZ1987), aspek reproduksi (ITOH 1992), pertumbuhan dan reproduksi di alam(RADJAB 1997); percobaan pemberian pakan menggunakan lamun, sebarandan kepadatan oleh (RADJAB 2000). Namun penelitian di laboratorium,bulubabi jenis Tripneustes gratilla sesungguhnya belum banyak dilakukanterutama dari aspek biologi seperti pertumbuhan, makanan, kematangan gonaddan lain-lain. Di sisi lain, jenis bulubabi ini belum dikelola secara optimal244


<strong>PERTUMBUHAN</strong> DAN REPRODUKSI BULUBABI (Tripneustes gratilla L) DILABORATORIUMpadahal mempunyai prospek yang cukup baik bila dikembangkan melalui usahabudidaya.Telur bulubabi sebagai produk perikanan telah menjadi komoditi pentingdi beberapa negara tertentu seperti Jepang, Canada, Amerika, dan lain-lain (FUJI1967; BERNARD 1977; KATO & SCHROETER, dalam DARSONO &SUKARNO 1993). Telur bulubabi telah lama dimanfaatkan sebagai makanantambahan oleh nelayan terutama masyarakat yang bermukim di pesisir. Sebagaicontoh, di daerah Nusa Dua, Bali pernah diproduksi telur bulubabi dan dieksporsebanyak ±1,1 ton yang sebanding dengan US $ 2.900 (ANINOMOUS 1985).Pengambilan bulubabi di daerah ini oleh nelayan setempat berlangsung secarakontinu dan dalam jumlah yang cukup banyak.Pengambilan bulubabi di alam terus dilakukan tanpa mempertimbangkanaspek kelestariannya, sehingga ada kecenderungan populasi bulubabi tersebutmenurun secara drastis dari tahun ke tahun. Hal ini berkaitan dengan tingkatkepadatan populasi untuk organisme yang mendiami daerah tropis, yangumumnya mempunyai tingkat kepadatan yang rendah. Penurunan stok bulubabidi alam akan semakin cepat jika tingkat eksploitasinya lebih sering dilakukan,karena penambahan individu baru (recruitment) dari populasi tersebut tidaksebanding dengan hasil tangkapan. Diperkirakan tingkat eksploitasi sumberdayatersebut di alam telah melebihi batas yang diperbolehkan (over exploitation).Oleh karena itu, informasi menyangkut aspek pertumbuhan dan reproduksidalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya dimaksud perlu mendapatperhatian.Beberapa penelitian terdahulu tentang pertumbuhan dan reproduksi dialam berkaitan dengan musim pemijahan yang difokuskan pada pengamatansecara histologi tingkat kematangan gonad - TKG telah dilakukan oleh RADJAB(1997). Namun penelitian ini belum sampai pada kesimpulan bagaimanahubungan antara makanan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap pertumbuhandan reproduksi.Pengetahuan tentang aspek biologi dan reproduksi bulubabi umumnyapenting karena dengan mengetahui beberapa aspek antara lain pertumbuhan danreproduksi maka dapat diketahui pula perkembangannya. Perlakuan pengaruhpemberian pakan terhadap pertumbuhan dan reproduksi dapat dilakukan. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian pakan terhadappertumbuhan dan tingkat kematangan gonad bulubabi T. gratilla.METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan di laboratorium budidaya UPT Balai KonservasiBiota Laut - LIPI Ambon dari bulan Desember 2006 sampai dengan November245


RADJAB, KHOUW, MOSSE & UNEPUTTY2007. Waktu penelitian disesuaikan dengan sampel bulubabi yang diperoleh darialam, yakni dari Desa Hative Besar, Pulau Ambon yang ukuran cangkangnyaberada pada kisaran diameter 37,70 – 58,51 mm. Kisaran ukuran inimengindikasikan bahwa bulubabi masih berusia muda dan diduga berada padafase-fase permulaan proses reproduksi (RADJAB 1997). Lokasi pengambilansampel dan lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.Gambar 1. Lokasi pengambilan induk dan penelitianFigure 1. Removal mother sampling and research site.Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ialah dengan menggunakan 6akuarium berukuran 128 liter dengan masing-masing akuarium berisi 8 individudengan rincian perlakuan sebagai berikut :Akuarium no. 1. diisi 8 individu dan diberi makan lamun sebanyak 10gr/ind/hari,Akuarium no. 2. diisi 8 individu dan diberi makan lamun sebanyak 10 gr/ind/hariAkuarium no. 3. diisi 8 individu dan diberi makan lamun sebanyak 20 gr/ind/hariAkuarium no. 4. diisi 8 individu dan diberi makan lamun sebanyak 20 gr/ind/hariAkuarium no. 5. diisi 8 individu dan diberi makan lamun sebanyak 30 gr/ind/hariAkuarium no. 6. diisi 8 individu dan diberi makan lamun sebanyak 30 gr/ind/hari246


<strong>PERTUMBUHAN</strong> DAN REPRODUKSI BULUBABI (Tripneustes gratilla L) DILABORATORIUMA B CD EGambar 2. (A) Penimbangan lamun, (B). Rumpun lamun, (C). Pengukurandiameter, (D). Pengukuran tinggi, dan (E). Penimbangan berattotal.Figure 2. (A). Seagrass weighing, (B). Seagrass clump, (C). Diametermeasuring, (D). Hight measuring, and (E). Total weighing.Pengamatan untuk keperluan pengukuran diameter, tinggi dan beratdilakukan secara acak setiap dua minggu. Pemeliharaan bulubabi dilakukan didalam akuarium yang sudah dibersihkan dan diberi air dengan volume sekitar ¾dari volume akuarium. Pada bagian dasar akuarium-akuarium tersebut diberipasir agar dapat menyerupai habitat aslinya di alam. Pemberian pakan yangberupa lamun marga Enhalus dibersihkan terlebih dulu dari kotoran-kotoranyang terbawa saat pengambilan di alam, dilakukan setiap 2 hari sekali bersamaandengan penggantian air sebanyak ¾ dari volume air yang ada. Lamun ditimbangberdasarkan berat total tubuh bulubabi yang disesuaikan dengan setiap perlakuan(Gambar 2A). Lamun secara utuh diikat membentuk rumpun dan diberipemberat pada bagian dekat akar agar menyerupai habitat aslinya (Gambar 2B).Hal ini dilakukan agar bulubabi mudah beradaptasi dengan lingkungan aslinyadalam mencari makan. Sebelum dilakukan pemberian pakan pada awalpenelitian, individu-individu bulubabi dipuasakan selama 24 jam dengan tujuanagar pada awal pemberian pakan seluruh lambung individu bulubabi dalam247


RADJAB, KHOUW, MOSSE & UNEPUTTYkeadaan kosong, kemudian baru dilakukan pemberian pakan sesuai perlakuan.Pengukuran diameter cangkang dilakukan dengan menggunakan vernier caliperyakni dengan cara mengukur bagian luar cangkang pada setiap sisi (Gambar 2C),sedangkan pengukuran tinggi dilakukan dengan cara menempatkan sisi caliperpada bagian bawah dan atas cangkang bulubabi (Gambar 2D). Penimbanganberat total tubuh dilakukan dengan timbangan “Triple Beam Balance” (merekOHAUS) yakni dengan meletakkan bulubabi di atas piringan (Gambar 2E).Untuk mengetahui tingkat perkembangan gonad, maka diambil satuindividu secara acak dari setiap akuarium. Bulubabi kemudian dibelah secarasimetris untuk diambil gonadnya dengan menggunakan pisau. Gonad ditimbangtotal berat basahnya dengan menggunakan timbangan digital (merek OHAUS)dan diamati secara visual di bawah mikroskop listrik (merek NIKON) denganpembesaran 10 kali.Gonad yang diperoleh dicatat warna dan tekstur serta ditimbangberatnya, kemudian difiksasi dalam larutan formalin 4 % untuk keperluanpembuatan preparat. Pengamatan mikroskopis gonad dilakukan untukmengetahui jenis kelamin dan tingkat perkembangan gametogenesisnya. Secaraumum kategori tingkatan perkembangan gonad terbagi atas tujuh tingkatan,yaitu: (A) = fase pemulihan (recovery), (B) = fase tumbuh (growth), (C) = fasematang awal (preliminary mature), (D) = fase matang (mature), (E) = fase pijah(spawning) dan (F) = fase pasca pijah (post spawning), (G) = fase resapan(absorption). Data ukuran gonad diperoleh dari pengukuran mikrometri terhadapdiameter gonad, sedangkan morfologi dan warna gonad dapat ditentukanberdasarkan analisis mikroskopis.Pembuatan preparat gonad menggunakan teknik jaringan padat (solidtissue technique) yang mengacu pada metode FUJI (1967), SUNTORO (1983)dan LUNA (1960), yang telah dimodifikasi dan dioptimasi.Untuk mengumpulkan data morfometri, bulubabi diambil dari seluruhakuarium perlakuan. Data morfometri yang diperlukan meliputi diameterambitus (D) dalam mm, tinggi cangkang (T) dalam mm dan berat total perindividu (W) dalam gr.Sebelum dilakukan analisa sidik ragam, data diuji kenormalannyadengan mempergunakan Uji Bartlett (SOKAL & ROHLF 1995). Jika data tidaknormal (heterogeneus), maka dilakukan transformasi (logX + 1). Selanjutnyadata pertumbuhan (pertambahan diameter dan berat) dianalisa denganmempergunakan Rancangan Acak Lengkap (One-way ANOVA).Jika hasil analisa sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yangsignifikan diantara perlakuan konsentrasi pemberian pakan terhadappertumbuhan, maka dilanjutkan dengan uji lanjutan (Post Hoc test) yakni ujibeda nyata terkecil (Mean Significant Difference - MSD).Analisa data pertumbuhan dilakukan mengacu pada kurva pertumbuhanvon Bertalanffy (PAULY 1984) dengan formula sebagai berikut:k tt0S S 1eS a bt dengan bentuk linear t 1S t248


<strong>PERTUMBUHAN</strong> DAN REPRODUKSI BULUBABI (Tripneustes gratilla L) DILABORATORIUMt t 1/ K * ln S S S t/dengan K = -ln (b) dan S ∞ = a/(1-b) dan0 dimana t adalah waktu (2 minggu), K adalah laju pertumbuhan, S t adalah ukurandiameter pada waktu t, S ∞ adalah panjang asymtot, dan t 0 adalah umur padapanjang pertama lahir (panjang 0).Analisa hubungan diameter - berat dilakukan terhadap diameter danberat yang diperoleh setiap dua minggu untuk mengetahui pola pertumbuhanbulubabi T. gratilla yang diberi konsentrasi pakan yang berbeda. Parameter darianalisis ini adalah: (1) intercept a, (2) koefisien b, (3) persamaan regresi dankorelasi, dan (4) kesalahan baku (Standar Error - SE) dan 95 % tingkatkepercayaan (Confidence Level).Uji kesamaan kemiringan garis regresi. Uji ini digunakan untuk melihatperbedaan nilai b pada setiap perlakukan sehingga dapat diketahui perlakuanmana dengan kecepatan pertumbuhan yang tertinggi (SOKAL & ROHLF 1995). HASIL DAN PEMBAHASANKomposisi ukuran Bulubabi T. gratillaDistribusi frekuensi ukuran diameter cangkang memperlihatkan polapergeseran nilai yang berubah-ubah sesuai waktu, hal ini menunjukkan adanyapenambahan ukuran di setiap waktu pengamatan. Bulubabi T. gratilla yangdiukur juga mencakup individu berukuran kecil (lebih kecil dari 40 mm) untukmengetahui perbedaan fase-fase kematangan gonad. Sementara untuk tujuaneksploitasi, apabila bulubabi ingin dipanen harus berukuran diatas 53 mm. Halini berkaitan dengan tingkat kematangan gonad bulubabi, karena pada ukuranyang kecil gonad bulubabi masih berada pada fase matang awal (preliminarymature). Pada fase ini gonad masih bertekstur lunak dan berlendir sehingga tidakbaik sebagai produk perikanan (BERNARD 1977).Diameter cangkangHasil analisa sidik ragam perlakuan pemberian persentase pakanterhadap pertumbuhan (penambahan diameter cangkang) terlihat bahwa terdapatperbedaan yang signifikan pengaruh pemberian persentase pakan terhadappertambahan diameter cangkang (Fhit < P). Hal ini mengindikasikan bahwapersentase pakan yang diberikan sebagai perlakuan pada bulubabi memberikanpengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan (penambahan diameter cangkang).Hasil uji lanjutan beda nyata terkecil (MSD test) terhadap analisaperbedaan pemberian persentase pakan (ANOVA) menunjukkan bahwaperlakuan pemberian persentase pakan (pakan 20 %) berpengaruh sangat nyata249


RADJAB, KHOUW, MOSSE & UNEPUTTYterhadap pertambahan diameter cangkang dibandingkan dengan perlakuanpersentase pakan lainnya (23,2425 > MSD).Berat total tubuhHasil analisa sidik ragam perlakuan pemberian persentase pakanterhadap pertumbuhan (penambahan berat) terlihat bahwa terdapat perbedaanyang signifikan pengaruh pemberian persentase pakan terhadap pertambahanberat (Fhit < P). Hal ini mengindikasikan bahwa persentase pakan yangdiberikan sebagai perlakuan pada bulubabi memberikan pengaruh yang nyataterhadap pertumbuhan (penambahan berat total tubuh).Hasil uji lanjutan beda nyata terkecil (MSD test) terhadap analisaperbedaan pemberian persentase pakan (ANOVA) menunjukkan bahwaperlakuan pemberian persentase pakan (pakan 20 %) berpengaruh sangat nyataterhadap penambahan berat dibandingkan dengan perlakuan persentase pakanlainnya (67,7758 > MSD).Dari hasil analisis ANOVA dan MSD tersebut di atas, dapatlahdisimpulkan bahwa pemberian persentase pakan 20 % memberikan pengaruhyang signifikan terhadap pertumbuhan bulubabi T. gratilla. Hal yang samadidapatkan oleh RADJAB (2000) yang melakukan penelitian tentang pemberianpakan lamun muda dan lamun tua terhadap pertumbuhan, dimana diperoleh hasilbahwa bulubabi dengan ukuran cangkang antara 7,19 - 8,21 mm, tinggi antara4,66 - 4,96 mm dan berat tubuh antara 160,79 - 161,77 gr, dapat mengkonsumsilamun sebanyak 20,93 % dari berat total tubuhnya.Pertumbuhan bulubabi T. gratillaHasil analisa pertumbuhan bulubabi T. gratilla menurut von Bertalanffyyang dilakukan terhadap data diameter cangkang dari ke enam perlakuanpemberian persentase pakan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan rata-ratabulubabi T. gratilla berkisar antara K = 0,02 - 0,12 (K tertinggi pada perlakuanB konsentrasi 10 %), diameter asymptot berkisar antara D ∞ = 69,64 - 98,30 mmdan umur maksimum sebesar A max = 3,5 - 12,44 tahun (dengan D ∞ dan A maxtertinggi pada perlakuan C konsentrasi 20 %).Hal ini senada dengan pendapat FRIESE (1973) yang menyatakanbahwa berbagai jenis bulubabi dapat hidup (life span) dan mempunyai umurantara 4 sampai 8 tahun. Pertambahan diameter rata-rata (0,48 mm/minggu) danpertambahan berat rata-rata (0,11 gr/minggu) tidak berbeda secara signifikan jikadibandingkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh RADJAB (1997)bahwa pertumbuhan bulubabi T. gratilla yang memakan lamun secara langsungdi alam diperoleh pertambahan diameter rata-rata harian adalah 0,35 mm/minggudan pertambahan berat rata-rata harian adalah sebesar 0,07 gr/minggu. Hal inimungkin disebabkan oleh pengaruh jumlah makanan yang dimakan olehbulubabi yang hidup di akuarium lebih terkontrol.250


<strong>PERTUMBUHAN</strong> DAN REPRODUKSI BULUBABI (Tripneustes gratilla L) DILABORATORIUMHubungan diameter cangkang dan berat bulubabi T. gratillaPersamaan regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan hubunganantara diameter cangkang dan berat total bulubabi disajikan pada Gambar 3.Hasil analisa hubungan antara diameter cangkang dan berat totalbulubabi untuk masing-masing akuarium disajikan pada Tabel 1.Tabel 1. Hubungan diameter cangkang dan berat total bulubabi.Table 1. Relationship eggshell diameter and total weight seaurchin.No. Weight (W) Diamater (D) Regression (R 2 )1. 0.0003 3.0523 0.91472. 0.0003 3.0505 0.91283. 0.0017 2.6313 0.94124. 0.0001 3.2905 0.98925. 0.0009 2.8014 0.99416. 0.0005 2.9793 0.9880Dilihat dari nilai R 2 yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa antaradiameter cangkang dan berat total tubuh bulubabi terdapat hubungan yang sangaterat, sedangkan nilai b menunjukkan bahwa pertumbuhan bulubabi bersifatallometrik. yang berarti pertambahan diameter cangkang tidak secepatpertambahan berat. Nilai b yang lebih besar dari 3 menunjukkan bahwapertumbuhan bulubabi bersifat allometrik positif, sedangkan nilai b yang lebihkecil dari 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan bulubabi bersifat allometriknegatif. Hal ini didukung oleh hasil pengamatan pertambahan berat bulubabiyang menunjukkan bahwa pertumbuhan rata-rata berat tubuh per satuan waktulebih tinggi dibandingkan pertumbuhan rata-rata diameter cangkang. Hasilpenelitian tentang pertumbuhan dan reproduksi bulubabi T. gratilla di perairanTamedan, Maluku Tenggara juga menemukan hal yang sama (RADJAB 1997).251


RADJAB, KHOUW, MOSSE & UNEPUTTYBerat total (gr) Berat total (gr)Berat total (gr)ADiamater cangkang (mm)CDiamater cangkang (mm)EDiamater cangkang (mm)DDiamater cangkang (mm)BFDiamater cangkang (mm)Diamater cangkang (mm)Gambar 3. Persamaan regresi hubungan antara diameter dan berat totalbulubabi T. gratilla. A-F = perlakuan persentase pakan.Figure 3. Regression with relation between diameter and total weightseaurchin T. gratilla. A-F = the influence concentrate eaten.252


<strong>PERTUMBUHAN</strong> DAN REPRODUKSI BULUBABI (Tripneustes gratilla L) DILABORATORIUMAnalisa KovarianHasil analisa kovarian terhadap keenam persamaan regresi di atasmenunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (F = 11,26 < P)terhadap keenam persamaan regresi hubungan antara diameter dan berat totalbulubabi T. gratilla. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil analisa kovariansesuai dengan hasil analisa sidik ragam yang menunjukkan adanya pengaruhpemberian persentase pakan terhadap pertumbuhan bulubabi T. gratilla.Reproduksi bulubabiPada penelitian ini dijumpai fase matang gonad pada ukuran cangkangyang bervariasi. Hal ini menandakan bahwa ukuran cangkang tidak terlalumemberikan pengaruh pada tingkatan/fase gonad bulubabi, karena populasibulubabi ini dapat memijah sepanjang tahun. Sebagai contoh pada ukurandiameter 61,9 mm, tinggi 40,0 mm dan berat 86 gr dan diameter 58,8 mm, tinggi 40,4mm dan berat 75 gr diperoleh fase istirahat pada kedua individu tersebut (Gambar4). Sebaliknya pada ukuran diameter 61,3 mm, tinggi 42,7 mm dan berat 70 gr dandiameter 57,8 mm, tinggi 38,4 mm dan berat 74 gr diperoleh gonad fase yang samapula yaitu fase matang (Gambar 5).Pemijahan pada populasi bulubabi dapat terjadi sepanjang tahun denganpuncaknya pada bulan Juli (53,33 %), Nopember (46,67 %) dan Januari (53,34%) (DARSONO 1987). Pada penelitian reproduksi di alam disebutkan bahwaperbedaan persentase fase matang dan fase memijah secara statistik tidak nyata.Pada tingkat populasi bulubabi T. gratilla memiliki fase matang dan fasememijah pada setiap bulan pengamatan, namun pada bulan Agustus danSeptember dijumpai fase matang yang cukup tinggi dan terjadi peningkatanpersentase fase pijah yang cukup besar (RADJAB 1997). Pada umumnyainvertebrata di daerah tropik memijah sepanjang tahun (PEARSE, 1970). Hasilanalisis berat total individu bulubabi T. gratilla antara 25 gr - 89 gr terhadappersentase berat total gonad maka terlihat bahwa adanya variasi ukuran beratgonad yang berkisar antara 0,203 gr - 1,925 gr yang setara dengan 0,003 % -0,042 % dari berat total tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa berat total gonadyang dikandung bulubabi masih tergolong ringan, yakni dibawah 0,05 % dariberat total tubuh.Secara makroskopis gonad memberikan kenampakan warna danteksturnya. Warna gonad bervariasi dari coklat gelap, kehijauan, kuning jeruk(orange), kuning tua, kuning muda dan transparan (bening). Variasi warna iniberkaitan dengan jenis kelamin dan tingkat perkembangan/gametogenesis(PEARSE 1970). Tekstur gonad bervariasi dari padat dan berbutir sampai lunakdan berlendir. Kondisi gonad matang (mature) memberikan kenampakan teksturlunak yang berlendir. Hubungan tekstur gonad dengan tingkat gametogenesisjuga diterangkan oleh BERNARD (1977). Tekstur padat (kompak) terjadi padagonad fase pemulihan (recovery) dan kondisinya menurun (melunak) sepanjangproses pematangan gamet.253


RADJAB, KHOUW, MOSSE & UNEPUTTYfsdodbeopoctD = 61,9 mmT = 40,4 mmW = 75 grD = 58,8 mmT = 40,0 mmW = 86 grGambar 4. Perbedaan ukuran cangkang dengan fase gonad istirahat.Figure 4. Measurement difference eggshell with rest gonadal phase.ygeogapD = 61,3 mmT = 38,4 mmW = 74 grD = 57,8 mmT = 42,7 mmW = 70 grGambar 5. Perbedaan ukuran cangkang dengan tingkat kematangangonad. po = vitelogenik awal membran telur ; do = pengerutanmembran telur ; ct = jaringan penghubung ; eo = membranetelur awal ; yg = kuning telur ; fs = pengerutan folikel ; db =sisa, ampas.Figure 5. Measurement difference eggshell with gonad mature phase.Po = previtellogenic oocytes; do = degerated oocytes; ct =connective tissue; eo = early vitellogenic oocytes; yg = yolkgranules; fs = follicle shrunk; db = debris.254


<strong>PERTUMBUHAN</strong> DAN REPRODUKSI BULUBABI (Tripneustes gratilla L) DILABORATORIUMGonad bulubabi terdiri atas lima lobi, tersusun secara radial padainterambulakral dan masing-masing lobus gonad bermuara pada gonophore dilempeng genital pada sistem apikal. Secara makroskopis tidak terlihat perbedaanantara testis (gonad jantan) dan ovari (gonad betina). Kondisi umum gonadseluruh contoh bervariasi. Variasi warna gonad meliputi warna kuning muda,kuning,coklat dan coklat kehitam-hitaman, yang nampaknya tidak berkaitandengan jenis kelamin. Tekstur gonad tiap individu juga berbeda-beda seperti adayang padat berbutir, lunak, lunak berlendir. Tekstur gonad nampaknya berkaitandengan tingkat kematangan gonad (TKG). Hasil pengamatan histologimemberikan gambaran bahwa tekstur gonad muda dan gonad yang sudahmatang memiliki perbedaan. Gonad muda yang sudah matang (mature)cenderung lunak berlendir, namun gonad yang telah matang siap pijah tampaklebih padat.Komposisi seimbang antara jantan dan betina tersebut menegaskan sifatdioceous bulubabi seperti yang dikemukakan oleh BERNARD (1977). Beberapakasus hermaproditisme pada bulubabi pernah dilaporkan oleh beberapa ahli,namun hal ini jarang terjadi dan merupakan kelainan (MOORE 1932;BOOLOOTIAN & MOORE dalam DARSONO 1987). Meskipun bulubabibersifat dioceous, tidak terlihat kenampakan dimorfisme kelaminnya secaravisual. Dalam kaitan ini, TAHARA et al. (1985) dan TAHARA & OKADAdalam DARSONO (1987) pernah mencoba melihat dimorfisme kelaminbeberapa jenis bulubabi berdasarkan perbedaan bentuk papilla genetalia, namunsecara praktis masih sulit diterapkan.Fungsi logistikAnalisis ini dilakukan untuk mencari ukuran minimum populasibulubabi pertama kali matang gonad (size first maturity). Hasil pengamatangonad, memperlihatkan bahwa fase matang (D) selalu dijumpai pada setiappengamatan bahkan dalam komposisi yang relatif menonjol. Hal inimenunjukkan bahwa populasi bulubabi ditemukan dalam kondisi yang matang(mature). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata diameter yangterkecil adalah 48,11 mm dan nilai diameter terbesar adalah 59,92 mm. Nilairata-rata tersebut diperoleh beberapa individu yang mempunyai nilai diameteryang lebih kecil dari 40,00 mm. Data fungsi logistik dari bulubabi T. gratilladapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan grafik fungsi logistik menunjukkan bahwapada ukuran diameter minimum memberikan indikasi bahwa beberapa individubulubabi masih dalam keadaan matang awal (Gambar 6).Suatu hal yang menarik yaitu bahwa individu dengan diameter lebihkecil dari 40 mm ternyata mempunyai gonad yang belum berkembang.Bentuknya sangat tipis, transparan (bening), dan beratnya kurang dari 1 gr.Kondisi ini dijumpai pada hampir semua perlakuan. Untuk tujuan eksploitasi,panenan pada ukuran 40,00 mm harus dihindari sebab pada ukuran demikianmasih dalam keadaan matang awal. Gonad yang demikian tidak dikehendaki255


RADJAB, KHOUW, MOSSE & UNEPUTTYsebagai produk perikanan (BERNARD 1977). Individu-individu lain yangberdiameter lebih dari 40 mm, gonadnya tampak jelas dan bervariasiketebalannya dengan kisaran berat 1,0 – 1,6 gr.Tabel 1. Data logistik bulubabi T. Gratilla.Table 1. Logistic data seaurchin T. Gratilla.No Diameter ∑ ∑ Individual Proportion ln ((1-p)/p)average (mm) Individual mature mature (%)1. 48.11 4 1 0.25 0.0066932. 49.19 4 1 0.25 0.0179863. 50.39 4 3 0.75 0.0474254. 52.89 4 2 0.50 0.1192025. 53.72 4 2 0.50 0.2689406. 53.02 4 3 0.75 0.5000007. 54.23 4 3 0.75 0.7310608. 56.73 4 2 0.50 0.8807989. 57.30 4 3 0.75 0.95257510. 58.70 3 3 1.00 0.98201411. 59.47 3 3 1.00 0.99330712. 59.92 3 3 1.00 0.9975271.210.8Proportional0.60.40.2Lm048.1149.1950.3952.8953.7253.0254.2356.7357.3 58.7 59.4759.92Diameter bulu babi (mm)Gambar 6. Grafik fungsi logistic.Figure 6 . Logistic function graphic.256


<strong>PERTUMBUHAN</strong> DAN REPRODUKSI BULUBABI (Tripneustes gratilla L) DILABORATORIUMBerdasarkan pengamatan ini maka ukuran diameter 40 mm didugamerupakan ukuran tingkat kematangan gonad awal dari bulubabi T. gratilla. Halini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan di alam, daerah Nusa dua,Bali yang dijumpai tingkat kematangan gonad (TKG) awal dari jenis yang samapada ukuran 40 mm (DARSONO & SUKARNO 1993).KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perlakuan pemberianpakan lamun sebanyak 20 % dari berat total tubuh memberikan hasilpertumbuhan bulubabi T. gratilla yang lebih cepat dibandingkan denganperlakuan pemberian pakan 10 % dan 30 %. Pola pertumbuhan bulubabi T.gratilla bersifat allometrik yang berarti pertumbuhan diameter tidak secepatpertumbuhan berat. Ukuran cangkang tidak terlalu memberikan pengaruh padatingkatan/fase gonad bulubabi, karena populasi bulubabi ini dapat memijahsepanjang tahun.PERSANTUNANPenulis mengucapkan terima kasih kepada Saudara Wahyu Purbiantoro,SP., Achmad Soamole, Dominggus Polnaya, Wempy Barends, ChairilPolhaupessy, Haryanto, Samsu dan Rahman yang telah membantu penelitian inimulai dari pengambilan sampel di lapangan sampai dengan pengamatan dilaboratorium.DAFTAR PUSTAKAANINOMOUS 1985. Data Statistik Dinas Perikanan DATI. I, Bali : 1-10.AZIZ, A. 1987. Makanan dan cara makan berbagai jenis bulubabi. Oseana. XII(4): 91 - 100.BERNARD, F. R. 1977. Fishery and reproductive cycle of the Red Sea UrchinStrongilocentrotus fransciscanus in Britis Columbia. J. Fish Res. BoardCanada 34 : 604 – 610.257


RADJAB, KHOUW, MOSSE & UNEPUTTYDARSONO, P. 1987. Gonad bulubabi. Oseana XI (4): 151 - 162.DARSONO, P. dan SUKARNO 1993. Beberapa aspek biologi bulubabiTripneustes gratilla (Linnaeus) di Nusa Dua, Bali. Osenologi diIndonesia 26 : 13 – 25.FRIESE, U.E. 1973. Marine invertebrates. T.F.H. Publications, Inc. Ltd.: 226 -234.FUJI, A. 1967. Studi on the biology of the sea urchin I. Superficial andhistological gonadal changes in gametogenic process of two sea urchin,Strongylocentrotus nudus and S. intermedius. Bull. Fac. Fish. Hokkaidouniv. 11 (1) : 1 - 11.ITOH, Y. 1992. Environmental condition desirable for the growth of earlypluteus larvae of tree sea urchin species. Oceanis 18 (1) : 19 - 27.LUNA, L.G. 1960. Manual of histologic staining methods of the armed forcesinstitute of pathology. Mc. Graw Hill, Inc. : 1 - 62.PAULY, D. 1984. Length-converted catch curves: a powerful tool for fisheriesresearch in the tropics: 17-19.PEARSE, J. S. 1970. Reproductive periodicities of Indo-Pasific invertebrates inthe Gulf of Zuez, III. The echinoid Diadema setosum (Leske). Bull. Mar.Sci. 20 (3 ): 697 -720.RADJAB, A.W. 1997. Pertumbuhan dan reproduksi bulubabi Tripneustesgratilla di perairan Tamedan, Maluku Tenggara. Prosiding SeminarNasional LIPI - UNHAS ke 1. Ambon, Maret 1998 : 149 - 156.RADJAB, A.W. 2000. Percobaan pemberian makan daun lamun pada bulubabiTripneustes gratilla di laboratorium. Prosiding Seminar Biologi XVIdalam rangka Kongres Nasional Biologi XII. Vol. 2. PerhimpunanBiologi Indonesia Cabang Bandung. Kampus Institut TeknologiBandung, 26 - 27 Juli 2000 : 19 - 22.SOKAL, R. R. and F.J. ROHLF 1995. Biometry. The Principles and Practice ofStatistics in Biology Research. Second edition. State University of NewYork at Stony Brook : 837 pp.SUNTORO, S.H. 1983. Metode Pewarnaan. Penerbit Bhatara Karya Aksara -Jakarta : 1 - 76.258

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!