11.07.2015 Views

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

Panduan Pendokumentasian Masa Lalu.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

diskriminasi dan persekusi yang berlanjut terhadap korban. Pada pertengahan 1960-an, Indonesiaberada dalam situasi politik yang amat galau, dengan ketegangan antara kelompok-kelompok Islam,militer, dan kelompok-kelompok yang bersehaluan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada 30September, sekelompok perwira menengah, yang ditengarai mempunyai hubungan dengan PKI,menculik dan membunuh 6 jenderal dan seorang perwira TNI.Mayor Jendral Soeharto ditunjuk untuk memimpin operasi militer untuk membalas danpenghancurkan kelompok yang membelot. Penangkapan dan pembunuhan massal mulai terjadi diJawa, Bali, dan berbagai pelosok di negara ini, sekitar bulan Oktober 1965. Sampai dengan sekarang,jumlah yang meninggal dari peristiwa berdarah ini masih belum terungkap secara pasti, namundiperkirakan sekitar 500 ribu sampai dengan sejuta korban pembunuhan dan penghilangan.Diperkirakan juga sekitar satu juta orang yang ditahan di luar hukum, di mana mereka juga menjadikorban penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi, tanpa akses pada bantuan hukum atau prosespengadilan yang adil. Para tahanan dari Peristiwa 1965, termasuk laki-laki, perempuan, dan anakanak,sedikit demi sedikit dibebaskan sampai dengan tahun 1979. Walaupun demikian, mereka tetapdimonitor secara dekat, dan diwajibkan melapor – hak-hak sipil politik mereka tidak pernahdipulihkan secara penuh.Gerwani atau Gerakan Wanita Indonesia, yang dibentuk pada 1950, mencerminkan semangatevolusi pada masanya dengan tujuan mencapai kesamaan hak untuk perempuan, melalui pendidikanketerampilan, pemberantasan buta huruf, dan pembentukan Taman Kanak-kanak (TK) di desa-desa.Pada 1965, Gerwani dapat menyatakan keanggotaannya lebih dari 1,7 juta perempuan, dan aktifterlibat dalam implementasi kebijakan reformasi agraria, bekerja sama dengan PKI dan organisasiorganisasipetani lainnya. Gerwani juga aktif dalam upaya menggalang sukarelawati sekitarkampanye pemerintah untuk pembebasan Irian Barat (sekarang Papua) dan kampanye melawanMalaysia, pada waktu itu.Pada masa Peristiwa 1965, anggota Gerwani dan perempuan-perempuan lainnya yang dianggapberafiliasi dengan PKI, menjadi sasaran kejahatan sistematis, antara lain, pembunuhan,penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, dan kekerasan seksual. KomnasPerempuan percaya bahwa Gerwani menjadi target sebuah propaganda hitam yang dibuat untukmenghancurkan secara total kelompok politik ini.Meskipun ada laporan otopsi resmi yang menyimpulkan bahwa penyebab kematian para perwiraadalah tembakan peluru, pemukulan dengan benda tumpul, dan bahwa jenazah dalam keadaanutuh, beberapa media massa mulai menyebarkan laporan palsu mengenai kondisi jenazah korban.Dinyatakan bahwa jenazah dalam keadaan mata dicongkel dan kemaluan dipotong. Koran AngkatanBersenjata melaporkan, pada 11 Oktober 1965, “... sukarelawan-sukarelawan Gerwani telahbermain-main dengan para Jenderal, dengan menggosok-gosokkan kemaluan mereka ke kemaluansendiri.” Keesokan harinya, Duta Masjarakat, sebuah koran milik Nahdatul Ulama, melaporkan“…menurut sumber yang dapat dipercaya, orang-orang Gerwani menari-nari telanjang di depankorban-korban mereka.” Laporan-laporan yang tidak terverifikasi ini menyebar ke media massalainnya, yang memberitakan cerita-cerita bohong tentang penyiksaan seksual dan pengebirian yangdilakukan oleh anggota-anggota Gerwani, berakibat pada kekerasan yang disasar pada perempuan.Komnas Perempuan menemukan bukti-bukti saling menguatkan yang mengungkapkan polapenyiksaan seksual, yang terjadi di berbagai tempat penahanan di banyak tempat. Korbanperempuan dihina dengan kata-kata yang melecehkan, dituduh terlibat dalam tarian seksual sambil77

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!