Kebenaran atau Keadilan: Kebenaran sebagai Pendahulu Keadilan?Pertimbangkanlah peran narasi sejarah yang diciptakan pada masa transformasi politik. Hinggasejauh mana pengisahan kebenaran transisional merupakan bentuk keadilan? Apakah merekamerupakan pendahulu, atau alternatif terhadap keadilan? Hingga sejauh mana pertanggungjawabansejarah merupakan sasaran dalam masa transisi, dan bukan cara untuk mencapai sasaran lain?Sejauh mana konstruksi kebenaran bersifat performatif, dan sejauh mana bersifat instrumental?Sebuah fungsi performatif utama dalam konstruksi kebenaran transisional adalah “rekonsiliasi”,yaitu dengan membawa para pelaku dan korban dalam dengar pendapat komisi, dan melaluikesaksian mereka, berpartisipasi dalam proses negara. Selain kesaksian para korban, komisi jugabergantung pada pengakuan para pelaku. Ini merupakan hal penting bila rekonsiliasi menjadisasaran. Dengan mempertemukan para pelaku dan korban untuk membicarakan pengalamanmereka, penyelidikan komisi kebenaran merupakan dramatisasi bersama-sama tentang masa lalu.Bila korban dan pelaku menceritakan pengalaman mereka, terdapat penyembuhan dankemungkinan perubahan diri tentang pengalaman yang sudah terjadi. Namun, meskipun prosestersebut memiliki fungsi katarsis yang penting, masih terdapat potensi konflik laten antarakebutuhan para korban dan pelaku dan kepentingan negara. Dalam berbagai transisi, para korbantelah menentang undang-undang amnesti untuk mengendalikan dan mendapatkan pemenuhan“hak” mereka untuk mendapatkan pengetahuan. Contoh utamanya adalah ibu-ibu Plaza de Mayo diArgentina dan keluarga Biko di Afrika Selatan.Selain potensi konflik ini, kebenaran menimbulkan konsekuensi lain. Perubahan interpretasimemberikan justifikasi untuk perubahan politik lainnya. Begitu rezim kebenaran baru ditetapkan, iamemiliki konsekuensi lebih lanjut karena ia menjadi standar untuk menentukan klaim-klaim lainnya.Dengan demikian, pertanggungjawaban sejarah mengarahkan dinamika dalam transisi. Bila terdapatrespon yang baru saja dikonstruksi, ia mengubah latar belakang politis dan hukum. Jadi, “kebenaran”bukanlah suatu respon yang otonom; rekonstruksi terhadap fakta-fakta sosial tidak bisa dilepaskandari praktik-praktik kemasyarakatan lainnya. Bila “kebenaran” terungkap, ketika pengetahuanpengetahuankritis tertentu diakui secara terbuka, pengetahuan bersama ini menggerakkan responresponlegal lainnya, seperti sanksi bagi pelaku pelanggaran, reparasi bagi para korban danperubahan institusional.Di beberapa negara, eksplorasi terhadap masa lalu diawali dengan mandat untuk melakukanpenyelidikan secara umum. Beberapa menganggap pencarian kebenaran sebagai tahap awal yangmengarah pada proses legal lainnya, seperti pengadilan, sementara ada pula anggapan bahwapenyelidikan kebenaran merupakan alternatif independen dari respon-respon lainnya. Sebagaicontoh, laporan Argentina, Nunca Más, adalah tahap pertama dalam proyek negara itu untukmenyikapi masa lalunya. Sementara pada umumnya komisi kebenaran tidak mengungkapkan namapelaku pelanggaran, di Argentina, bila terdapat kecurigaan, komisi menyampaikan daftar namanamayang ia temukan kepada pengadilan, dan kecurigaan tersebut akan mengarah pada pengadilanterhadap individu pelaku pelanggaran. Pengungkapan pelanggaran di masa lalu memilikikonsekuensi lain, yaitu pengadilan. Peran transisional penyelidikan resmi sebagai tahap pertamadalam keseluruhan respon ini serupa dengan masa biasa. Misalnya, di Kanada dan Australia,penyelidikan sejarah untuk menyelidiki peran negara-negara tersebut dalam Perang Dunia Keduaberpuncak pada pengadilan pidana. Kecuali bila penyelidikan kebenaran dikekang secara apriori, iaakan mengarah ke berbagai respon: pengadilan, sanksi lain, ganti rugi kepada korban dan perubahanstruktur.Kebenaran atau keadilan? Sekali lagi, usaha penyelidikan kebenaran di beberapa negara bukanlahdianggap sebagai pendahulu, namun sebagai alternatif penghukuman. Dalam konteks-konteks ketika18
pengadilan tidak dimungkinkan atau secara politis tidak dianjurkan, proses penyelidikan sejarahdisarankan sebagai alternatif terhadap pengadilan. Sebagai contoh, di Chile, El Salvador, Guatemaladan Afrika Selatan, di mana keadilan retributif tidak dijalankan, penyelidikan-penyelidikan yangdikendalikan dengan ketat, tampaknya bisa mencapai kepentingan negara untuk “menghukum”dalam bentuknya yang lain. Dalam laporan komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Chile, kebenaran itusendiri merupakan suatu “putusan moral”.Sering kali ada anggapan bahwa kebenaran harus dibayarkan dengan keadilan. Namun, sepertidibicarakan di muka tentang peradilan pidana, konstruksi pengetahuan publik tentang masa laluyang penuh penindasan memiliki berbagai bentuk, sehingga pilihan antara penyelidikan pidana ataupenyelidikan sejarah tidak identik dengan pilihan antara keadilan atau kebenaran. Yang menjadipertanyaan adalah “kebenaran” yang bagaimana?Ciri utama rezim kebenaran dalam masa transisi berkaitan dengan sejauh mana masyarakat yangbaru dapat mentolerir berbagai representasi “kebenaran”. Bila transisi bisa dicapai dengan janjiadanya rekonsiliasi di masa depan antara berbagai elemen masyarakat yang terbagi-bagi, terdapatusaha untuk mencapai pandangan yang serupa tentang sejarah. Konsensus sejarah terkait eratdengan pembangunan konsensus politik. Dengan demikian, sering kali terdapat usaha untukmembatasi versi-versi lain dari sejarah, dan diberikanlah insentif bagi para korban dan pelaku untukberpartisipasi dalam proses sejarah resmi. Pengampunan dan amnesti yang ditawarkan dandijanjikan digunakan untuk mencegah timbulnya versi lain dari sejarah yang bisa melemahkan versisejarah yang resmi, yang tampak dalam penyelidikan kontemporer di Afrika Selatan. Batasan yangditerapkan untuk mencegah munculnya versi-versi lain dari sejarah merupakan semacam “aturanpengendali”. Bentuk-bentuk aturan pengendali lainnya tampak dalam konstitusi transisional, yangakan dibicarakan di bagian lain bab ini.Kebenaran tidak selalu sama dengan keadilan; namun ia juga tidak selalu terpisah. Pemahaman yanglebih baik adalah yang menganggap bahwa kebenaran adalah suatu elemen dari keadilan. Dengandemikian terdapat kedekatan antara pertanggungjawaban sejarah dan bentuk-bentukpertanggungjawaban transisional lainnya, yang semuanya membangun pengetahuan bersamatentang masa lalu. Sejarah transisional memajukan tujuan epistemik dan ekspresif yangdiasosiasikan dengan sanksi pidana. Kedekatan lain antara pertanggungjawaban historis dan pidanaadalah pembebanan tanggung jawab individual untuk pelanggaran-pelanggaran di masa lalu. Hal initampak jelas dalam Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Afrika Selatan pasca-apartheid, di manapengakuan sejarah dijadikan syarat untuk pemberian amnesti individual, kasus demi kasus.Sebagaimana dalam skema pidana, pengakuan individual ini memiliki unsur-unsur penghukuman,karena penyelidikan dilakukan untuk menetapkan kesalahan individu, dengan temuannya kemudiandiungkapkan dalam masyarakat dalam proses ritual yang formal. Pengungkapan pelanggaran parapelaku itu dengan sendirinya merupakan bentuk penghukuman yang tidak formal, “memalukan” danmemberikan sanksi sosial bagi para pelakunya. Bentuk sanksi ini memiliki risiko pengutukan yangtidak terbatas, dan pada akhirnya dapat mengancam kedaulatan hukum.Satu kaitan lain antara keadilan historis dan bentuk-bentuk keadilan lainnya adalah pengungkapankejahatan di masa lalu dapat memberikan suatu macam reparasi atau pemulihan bagi para korban,juga menarik garis pembatas antara rezim. Pengungkapan kisah para korban dapat “meluruskan”sejarah, seperti tuduhan kejahatan politik di masa sebelumnya, seperti di Amerika Latin, di manabanyak korban yang dihilangkan dituduh melakukan subversi. Rehabilitasi reputasi yang serupamemainkan peranan penting di Eropa Timur dan Rusia. Rehabilitasi tahanan politik dari masa Stalin,yang berjumlah ribuan, masih merupakan kerja penting dari organisasi hak asasi manusia di sana,19
- Page 2: Melawan Pelupaan PublikPanduan Disk
- Page 7: 3. Taylor: Perang Tersembunyi Sejar
- Page 10 and 11: iasa di kalangan publik umum untuk
- Page 12 and 13: Orde Baru yang sistematik dan melua
- Page 14 and 15: menghadapi pelupaan publik yang gej
- Page 16 and 17: Penulis ternama, Satyagraha Hoerip,
- Page 18 and 19: korban itu sendiri. Kita harus mamp
- Page 20 and 21: hanya melayani kejahatan individu w
- Page 22 and 23: kepada mereka. Tuntutan awalnya ada
- Page 24 and 25: Namun usaha untuk menarik garis bar
- Page 28 and 29: yang terutama dikerjakan oleh Memor
- Page 30 and 31: Bagian 2. Merancang Dokumentasi Kej
- Page 32 and 33: memberitakan cerita-cerita bohong t
- Page 34 and 35: memperoleh izin bergerak menurut In
- Page 36 and 37: PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Page 38: mengerahkan warga sipil ini tidak d
- Page 41 and 42: (kehidupan ekonomi, sosial, budaya,
- Page 43 and 44: Memorial-Rusia[...] Di bekas negara
- Page 45 and 46: PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI:1) Me
- Page 47 and 48: mengambil intisarinya dan mengintep
- Page 49 and 50: Jika demikian kita berangkat dari b
- Page 51 and 52: Pengertian Informasi Primer dan Inf
- Page 53 and 54: mendapatkan pengertian yang lebih b
- Page 55 and 56: Tabel 1: Perbedaan Dokumentasi deng
- Page 57 and 58: "Perantara yang berpengalaman semac
- Page 60 and 61: Dalam pendokumentasian tentu akan b
- Page 62 and 63: pekerjaan pustakawan dalam memilih,
- Page 64 and 65: tengkorak, enam puluh buah telah di
- Page 66 and 67: II. Darimana Memulai: Mengajak Korb
- Page 68 and 69: tujuan kami, dan apa yang akan kami
- Page 70 and 71: • Menjaga kerahasiaan identitas k
- Page 72 and 73: menghadapi kesulitan di lapangan, d
- Page 74 and 75: • Tujuan kemanusiaan, misalnya me
- Page 76 and 77:
dari sumber pertama). Tuntutan ini
- Page 78 and 79:
miskin yang didirikan oleh organisa
- Page 80 and 81:
2. Riset Peristiwa 65 di SoloSejak
- Page 82:
lokal (bagian putri Pakorba Solo su
- Page 86 and 87:
menyiksa para jenderal, ditelanjang
- Page 88 and 89:
palu-arit,” perkosaan dalam tahan
- Page 90 and 91:
usak, dan membuat perabotan rumah t
- Page 92 and 93:
Ketika Santo Hariyadi diperintahkan
- Page 94 and 95:
capek, kepanasan, dan sebagainya, n
- Page 96 and 97:
kita [babat rumput]. Dari batas Des
- Page 98 and 99:
Setelah menyiang pada dari alang-al
- Page 100 and 101:
Kemudian ditutup. Kalau ditanyak pe
- Page 102 and 103:
Di tengah-tengah dokumentasi itu, i
- Page 104 and 105:
Pernyataan tentang Izin Penggunaan
- Page 106 and 107:
Profil ELSAMLembaga Studi dan Advok