SELAMAT DATANG PSIKOLOGI! - SAAT

SELAMAT DATANG PSIKOLOGI! - SAAT SELAMAT DATANG PSIKOLOGI! - SAAT

10.07.2015 Views

102 Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanankemantapan dan kedalaman yang jauh lebih sistematis vis-à-vis psikologi.Dari segi pragmatis, teologi termasuk pelayanan penggembalaan didalamnya telah menyebarkan faedah yang diakui dan dinikmati oleh lebihbanyak orang ketimbang psikologi.Berjuta manusia telah menerima keselamatan dalam Tuhan Yesus danmengalami perubahan hidup yang drastis sebagai akibat pertobatanmereka—suatu bukti khasiat yang tidak mudah diragukan. Sebaliknya,jumlah orang yang mengalami perubahan hidup akibat perkenalandengan psikologi modern jauh di bawah pertobatan rohani secara kristiani.Perubahan hidup mereka pun tidaklah seradikal perubahan akibatkeselamatan dalam Kristus.Namun saya memperhatikan ada sebuah gejala baru di kalangan parapelayan Tuhan yang menganggap diri kurang mampu atau terlatih untukmenangani masalah-masalah kehidupan. Saya melihat adanya bahayamereduksi tugas hamba Tuhan hanya pada masalah “rohani” dankalaupun harus bersentuhan dengan masalah kehidupan, itu pun yang“ringan-ringan” saja. Dengan tajam C. A. Kolar membagikanpengamatannya, yakni secara tanpa sadar kita telah menerima diktumbahwa yang paling terampil menghadapi masalah kehidupan adalahpsikiater, kemudian psikolog klinis, setelah itu psikoterapis, dan terakhirhamba Tuhan. Menurut Kolar, pada akhirnya hamba Tuhan membatasilingkup pelayanannya pada hal-hal yang berkaitan dengan keselamatanbelaka. 15Di dalam kuliah-kuliah yang saya ajar, seringkali saya mengingatkanpara mahasiswa bahwa dunia kita ini telah berjalan selama ribuan tahuntanpa psikologi. Sebagai sebuah bidang ilmu, psikologi modern barumencapai perkembangan luasnya sekitar 50 tahun terakhir ini. Kehadiranpsikologi tidak menambah perbaikan mutu kehidupan manusia secaradrastik, walaupun ia tidak pula menguranginya. Saya kira kita perlumencermati pengamatan Kolar tadi dan mengubah paradigma pemikiranyang telah mulai berkembang ini. Solusi yang diberikan Kolar sangatlahpraktis, yakni perlengkapi para hamba Tuhan dengan keterampilankonseling pada tingkatan profesional agar dapat siap memberipertolongan yang dibutuhkan dewasa ini. Namun sebelumnya, saya kirakita perlu mendudukkan masalah pada proporsi sebenarnya. Memangbetul ada banyak masukan dari psikologi yang dapat bermanfaat bagipelayanan hamba Tuhan, tetapi sebaliknya dan seharusnya, kita perlumelihat sumbangsih teologi untuk psikologi pula.15Solution-Focused Pastoral Counseling (Grand Rapids: Zondervan, 1997).

Selamat Datang Psikologi!103TEOLOGI UNTUK PSIKOLOGIBoleh dikata cukup banyak sumbangsih yang dapat diberikan olehteologi kepada psikologi. J. R. Beck menjabarkan empat keterkaitan antarateologi dan psikologi di mana sumbangsih dari kedua belah pihak dapatsaling menguntungkan. 16 Pertama, teologi diperlukan agar kita bisamemahami manusia seutuhnya. Pada hakekatnya psikologi merupakancabang ilmu yang mempelajari manusia, namun tanpa pengertian teologisupaya kita memahami manusia tidaklah akan berakhir lengkap.Kedua, teologi melengkapi psikologi dalam upayanya menolongmanusia. Beck menjelaskan bahwa psikologi berusaha meningkatkankualitas kehidupan manusia dengan cara mengidentifikasi problem,mencari tahu penyebabnya dan mengembangkan jalan keluarnya. Dalamkonteks ini, psikologi bersifat soteriologis, dan jantung kekristenansoteriologis pula, yakni Kristus telah datang untuk membebaskan manusiadari problem dosa.Ketiga, teologi mengarahkan psikologi untuk memberi pengakuankepada Allah Pencipta yang terus menjalin hubungan dengan manusiaciptaan-Nya. Sebaliknya, psikologi mengajak teologi untuk memberiperhatian kepada penderitaan, kebutuhan, serta keputusasaan manusia,dan bukan hanya pada hal-hal yang bersifat transenden.Keempat, pada saat penciptaan, Tuhan telah memberi mandat kepadamanusia untuk menguasai bumi dan segala ciptaan-Nya serta untukmengenal diri kita dan dunia kita. Berdasarkan pemahaman ini, Beckmendorong kita untuk terus mendalami baik teologi maupun psikologiyang dapat menambah pengenalan kita akan dunia dan diri kita.PSIKOLOGI UNTUK TEOLOGID. Browning memberikan beberapa masukan yang bermanfaattentang sumbangsih yang dapat diberikan psikologi kepada teologi.Menurutnya, psikodiagnosis sangatlah berfaedah bagi pelayanankonseling di gereja. Ia menjelaskan bahwa teologi menerangkan pelbagaidampak dosa terhadap jiwa manusia dan dosa itu sendiri merupakanpenyalahgunaan kebebasan manusia. Gangguan jiwa berhubungandengan faktor-faktor yang merintangi atau membatasi kebebasan manusiasebelum atau pada saat dosa diperbuat.Dengan kata lain, bagi Browning, diagnosis psikologis dapatmembantu hamba Tuhan memahami hal-hal yang merintangi kebebasan16“The Role of Theology in the Training of Christian Psychologists,” Journal ofPsychology and Theology 20/2 (1992) 99-109.

102 Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanankemantapan dan kedalaman yang jauh lebih sistematis vis-à-vis psikologi.Dari segi pragmatis, teologi termasuk pelayanan penggembalaan didalamnya telah menyebarkan faedah yang diakui dan dinikmati oleh lebihbanyak orang ketimbang psikologi.Berjuta manusia telah menerima keselamatan dalam Tuhan Yesus danmengalami perubahan hidup yang drastis sebagai akibat pertobatanmereka—suatu bukti khasiat yang tidak mudah diragukan. Sebaliknya,jumlah orang yang mengalami perubahan hidup akibat perkenalandengan psikologi modern jauh di bawah pertobatan rohani secara kristiani.Perubahan hidup mereka pun tidaklah seradikal perubahan akibatkeselamatan dalam Kristus.Namun saya memperhatikan ada sebuah gejala baru di kalangan parapelayan Tuhan yang menganggap diri kurang mampu atau terlatih untukmenangani masalah-masalah kehidupan. Saya melihat adanya bahayamereduksi tugas hamba Tuhan hanya pada masalah “rohani” dankalaupun harus bersentuhan dengan masalah kehidupan, itu pun yang“ringan-ringan” saja. Dengan tajam C. A. Kolar membagikanpengamatannya, yakni secara tanpa sadar kita telah menerima diktumbahwa yang paling terampil menghadapi masalah kehidupan adalahpsikiater, kemudian psikolog klinis, setelah itu psikoterapis, dan terakhirhamba Tuhan. Menurut Kolar, pada akhirnya hamba Tuhan membatasilingkup pelayanannya pada hal-hal yang berkaitan dengan keselamatanbelaka. 15Di dalam kuliah-kuliah yang saya ajar, seringkali saya mengingatkanpara mahasiswa bahwa dunia kita ini telah berjalan selama ribuan tahuntanpa psikologi. Sebagai sebuah bidang ilmu, psikologi modern barumencapai perkembangan luasnya sekitar 50 tahun terakhir ini. Kehadiranpsikologi tidak menambah perbaikan mutu kehidupan manusia secaradrastik, walaupun ia tidak pula menguranginya. Saya kira kita perlumencermati pengamatan Kolar tadi dan mengubah paradigma pemikiranyang telah mulai berkembang ini. Solusi yang diberikan Kolar sangatlahpraktis, yakni perlengkapi para hamba Tuhan dengan keterampilankonseling pada tingkatan profesional agar dapat siap memberipertolongan yang dibutuhkan dewasa ini. Namun sebelumnya, saya kirakita perlu mendudukkan masalah pada proporsi sebenarnya. Memangbetul ada banyak masukan dari psikologi yang dapat bermanfaat bagipelayanan hamba Tuhan, tetapi sebaliknya dan seharusnya, kita perlumelihat sumbangsih teologi untuk psikologi pula.15Solution-Focused Pastoral Counseling (Grand Rapids: Zondervan, 1997).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!