10.07.2015 Views

Mengetahui Tingkat Emosi Seseorang - Kemenag Sumsel

Mengetahui Tingkat Emosi Seseorang - Kemenag Sumsel

Mengetahui Tingkat Emosi Seseorang - Kemenag Sumsel

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Pengalaman emosional bersifat pribadi dan subyektif. Pengalaman seseorangmemegang peranan penting dalam pertumbuhan rasa takut, sayang dan jenisjenisemosi lainnya. Pengalaman emosional ini kadang–kadang berlangsungtanpa disadari dan tidak dimengerti oleh yang bersangkutan kenapa ia merasatakut pada sesuatu yang sesungguhnya tidak perlu ditakuti. Lebih bersifatsubyektif dari peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berfikir(Syamsu Yusuf, 2003)2. Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu menghayati suatuemosi, maka terjadi perubahan pada aspek jasmaniah. Perubahan-perubahantersebut tidak selalu terjadi serempak, mungkin yang satu mengikuti yanglainnya. <strong>Seseorang</strong> jika marah maka perubahan yang paling kuat terjadi debarjantungnya, sedang yang lain adalah pada pernafasannya, dan sebagainya.3. <strong>Emosi</strong> diekspresikan dalam perilaku. <strong>Emosi</strong> yang dihayati oleh seseorangdiekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dansuara/bahasa. Ekspresi emosi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, belajardan kematangan.4. <strong>Emosi</strong> sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang mendorongseseorang untuk melakukan kegiatan. Demikian juga dengan emosi, dapatmendorong sesuatu kegiatan, kendati demikian diantara keduanya merupakankonsep yang berbeda. Motif atau dorongan pemunculannya berlangsungsecara siklik, bergantung pada adanya perubahan dalam irama psikologis,sedangkan emosi tampaknya lebih bergantung pada situasi merangsang danarti signifikansi personalnya bagi individu Menurut J.P. Chaplin (2005),motif lebih berkenaan pola habitual yang otomatis dari pemuasan, sementarareaksi emosional tidak memiliki pola atau cara-cara kebiasaan reaktif yangsiap pakai.Di lain pihak, Fehr & Russel (1984) Shaver, Schwarts, Kirson & O’Connor (1987)menyebutkan, emosi memiliki tiga bentuk, yaitu passivity, intentionality, dansubjectivity. Passivity berasal dari kata Yunani kuno abad ke-18 yaitu “pathe”,artinya sama dengan “nafsu” atau “hasrat”. Makna dasar dari passivity adalahberubah secara drastis, terutama berubah menjadi sangat buruk. Kata “pasif”seringkali digunakan dalam menerangkan kata-kata emosi. Sehingga kata-katasemacam “jatuh cinta”, “terjebak amarah” dikonotasikan sebagai tindakan pasif.Artinya, emosi hanyalah tindakan refleks sebagai hasil pengalaman sensorissederhana, yang berada di bawah kontrol pribadi. Padahal sejatinya, manusia hidupmemiliki kontrol yang lebih tidak sekadar emosinya, sehingga emosi tidak sekadarpasif. Intentionality (kesengajaan) masih sering dikaitkan dengan “nafsu”, tapi bisabermakna yang sama sekali berbeda dengan passivity jika diterapkan dalampengertian sehari-hari. Intentionality maksudnya, bahwa emosi terjadi karena suatukesengajaan. Misalnya, orang tidak marah secara tiba-tiba, tanpa sebab musababtetapi selalu ada sesuatu yang membuat dia marah, atau takut terhadap sesuatu,senang terhadap sesuatu, dan seterusnya. Sesuatu itu adalah objek kesengajaan dariemosi, sebagai hasil dari evaluasi dari sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya.Subjectivity. Biasanya, emosi selalu dikaitkan dengan perbuatan subjektif sebagaiakibat dari sebuah pengalaman diri terhadap objek eksternal. Meski demikian, emosijuga bersifat objektif, karena bisa dinilai sebagai baik atau buruk; bermanfaat atauberbahaya, bergantung kepada penilaian pribadi terhadap emosi tersebut.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!