10.07.2015 Views

yGbh6

yGbh6

yGbh6

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

abak finalRibuan orang memadati stadion di Rio de Janeiro untukmenyaksikan pertandingan final Piala Dunia 1950 antaraUruguay melawan Brasil, tuan rumah yang diunggulkan. Untukpertama kalinya kejuaraan itu memakai sistem setengah kompetisi.Dalam pertandingan itu Brasil hanya perlu hasil seri untuk menjadijuara dunia. Di sisi lain, Uruguay hanya berhasil mencatat satukemenangan dan satu seri, sehingga mereka harus mengalahkan sangtuan rumah. Namun tanpa diduga, Uruguay berhasil menyamakankedudukan lalu mengalahkan Brasil. Meski telah memulai denganbaik, tim unggulan itu pun gagal pada pertandingan akhir.Pernahkah Anda memikirkan “babak final” dari kehidupan—suatuperistiwa yang tidak akan dapat kita elakkan? Cepat atau lambat kitaakan berhadapan dengan kematian, memaksa kita untuk memikirkandi mana kita akan menghabiskan kekekalan—di surga atau dineraka. Saat kita berdiri di hadapan Sang Pencipta, pencapaian kitadi masa lalu tidak akan berarti. Kita tidak dapat memakainya untukmenuntut surga, sama seperti Brasil tidak dapat mengandalkankesuksesan mereka dimasa lalu untuk meraihjuara. Pada babakfinal itu, Brasil harusMemenangipertandinganakhir adalah yangterpenting.berjuang merebutkemenangan. Demikianjuga kita.Namun bagaimana kita dapat mencapai standar Allah yang benardan sempurna? Kita tidak dapat. “Tetapi syukur kepada Allah, yangtelah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus,Tuhan kita” (1Kor. 15:57). Syukurlah, kita mencapainya bukanmelalui upaya kita. Kematian Yesus di kayu salib membuka jalan bagimereka yang percaya kepada-Nya untuk dapat masuk surga.Jangan gagal dalam babak final hidup ini. Percayalah kepadaYesus hari ini.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!