prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
lagi ceria, sering melamun, menutup diri, menjauhi lingkungan,<br />
menjauhi keramaian, tumbuh rasa benci (antipati) terhadap lawan<br />
jenis, curiga yang berlebihan terhadap orang lain, dan akan<br />
menyisakan rasa trauma yang sangat mendalam;<br />
2. Kehamilan yang mungkin dapat terjadi;<br />
3. Penderitaan fisik, artinya akibat dari kekerasan seksual tersebut<br />
akan menimbulkan luka pada diri korban, buruknya lagi apabila<br />
sampai tertular penyakit kelamin;<br />
4. Tumbuh rasa kekurangan kepercayaan pada penanganan aparat<br />
praktis hukum, bilamana kasus yang ditanganinya lebih banyak<br />
menyita perhatiannya, sedangkan penanganan kepada tersangka<br />
terkesan kurang sungguh-sungguh. Korban merasa diperlakukan<br />
secara diskriminatif dan kondisinya akan semakin menderita<br />
kejiwaannya dan lemah mentalnya akibat ditekan secara terusmenerus<br />
oleh proses penyelesaian perkara yang tidak kunjung<br />
berakhir; dan<br />
5. Merasa tidak berharga dan putus asa dengan keadaan. Bisa saja<br />
korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, atau bisa saja<br />
korban terjerumus dalam dunia prostitusi sebagai wujud bentuk<br />
protes ketidakadilan dunia terhadap dirinya, oleh karena itu korban<br />
terjun ke jalan yang salah.<br />
D. Hukum di Indonesia dalam Menyikapi Kekerasan Seksual<br />
Banyak kasus kekerasan seksual terjadi pada anak-anak di<br />
Indonesia, namun kasus kekerasan seksual di Indonesia memang sangat<br />
sulit diungkap atau merupakan fenomena gunung es. Meskipun<br />
kasusnya sudah teridentifikasi, proses penyelidikan dan peradilan sering<br />
sangat terlambat. Lemahnya hukum di Indonesia juga dianggap sebagai<br />
pemicu mengapa kekerasan seksual terhadap anak-anak masih banyak<br />
terjadi.<br />
Kesulitan dalam mengungkap kasus kekerasan seksual sulit<br />
diungkap adalah sebagai berikut:<br />
1. Penolakan korban sendiri. Korban tidak melaporkannya karena<br />
takut pada akibat yang kelak diterima baik dari si pelaku (adanya<br />
ancaman) maupun dari kejadian itu sendiri (trauma).<br />
2. Manipulasi pelaku. Pelaku yang umumnya orang yang lebih dewasa<br />
sering menolak tuduhan (setidaknya diawal proses penyelidikan)<br />
bahwa dia adalah pelakunya. Pelaku akan berkata bahwa laporan<br />
dari korban merupakan suatu kebohongan atau merupakan imajinasi<br />
semata.<br />
3. Keluarga yang mengalami kasus kekerasan seksual menganggap<br />
bahwa itu merupakan suatu aib yang harus ditutupi dan sangat<br />
memalukan.<br />
72