29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

dibuktikan. Perbuatan cabul sebagaimana dijelaskan pada RUU KUHP<br />

adalah dalam lingkungan nafsu berahi kelamin, misalnya:<br />

a. Seorang laki-laki dengan paksa menarik tangan seorang wanita dan<br />

menyentuhnya pada alat kelaminnya. (Hoge Raad 15-2-1926)<br />

b. Seorang laki-laki meraba badan seorang anak laki-laki dan<br />

kemudian membuka kancing baju anak tersebut untuk dapat<br />

mengelus teteknya dan menciuminya. Pelaku melakukan hal<br />

tersebut untuk memuaskan nafsu seksualnya. (Hoge Raad tanggal<br />

28-5-1963 N. J. 1964 No. 108)<br />

C. Sebab Tidak Terlaksananya Hukum Formil Mengenai<br />

Kekerasan Seksual<br />

Kekerasan seksual masih sering terjadi di masyarakat. Contoh<br />

konkretnya adalah pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang<br />

oknum kepala sekolah pada 23 September 2014 di Rohul, Riau.<br />

Kejadiannya berawal dari seorang murid SD yang sedang melaksanakan<br />

piket membersihkan ruang kelas dan kepala sekolah tersebut melewati<br />

depan ruangan dimana murid tersebut melaksanakan piket kebersihan.<br />

Oknum kepala sekolah tersebut langsung menghampiri korban, dan<br />

pelaku langsung memeluk korban dari belakang. Tidak hanya itu yang<br />

dilakukan pelaku, pelaku juga menciumi dan memegang dada dan alat<br />

vital korban. Sang korban langsung meronta-ronta untuk melepaskan<br />

diri, tapi korban diancam supaya tidak mengadukan kejadian tersebut<br />

kepada pihak guru. Dan akhirnya korban pulang dan menceritakan<br />

semua yang dialaminya kepada orang tuanya. Pihak keluarga tidak<br />

terima dan mengadukan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib,<br />

supaya pelaku dikenakan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku. 8<br />

Pada kenyataannya, kejahatan terhadap kekerasan seksual kerap<br />

terjadi di masyarakat, hal ini berdasar pada banyaknya kasus kejahatan<br />

kekerasan seksual di masyarakat. Dengan demikian pasal 289 KUHP<br />

perlu ditegaskan penerapannya agar menimbulkan efek jera terhadap<br />

pelaku. Selain itu, upaya perlindungan terhadap korban dan upaya<br />

perlindungan terhadap korban perlu diperhatikan secara ketat. Oleh<br />

karena itu, terdapat perlindungan korban dan saksi yang tertuang di<br />

dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan<br />

Saksi dan Korban, berdasarkan pada:<br />

1. Penghargaan atas harkat dan martabat manusia;<br />

2. Rasa aman;<br />

3. Keadilan;<br />

4. Tidak diskriminatif; dan<br />

5. Kepastian hukum.<br />

8<br />

Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta:Kencana,2003),<br />

hlm.233.<br />

62

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!