prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
Selain itu, Simons juga membagi hukum pidana dalam arti luas<br />
yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana formil. Ia mengatakan<br />
bahwa hukum pidana materiil mengandung petunjuk-petunjuk dan<br />
uraian tentang delik, peraturan-peraturan tentang syarat-syarat hal dapat<br />
dipidananya seseorang, penunjukan orang yang dapat dipidana dan<br />
ketentuan tentang pidananya, serta siapa dan bagaimana orang itu dapat<br />
dipidana. Sedangkan hukum pidana formil, menurut Simons, yaitu<br />
mengatur tentang bagaimana cara negara dengan perantara para<br />
pejabatnya menggunakan haknya untuk memidana.<br />
Perbedaannya dengan rumusan Van Bemmelen, ialah Van<br />
Bemmelen merinci tahap-tahap hukum acara pidana itu yang dimulai<br />
dengan mencari kebenaran dan diakhiri dengan pelaksanaan pidana dan<br />
tindakan tata terbit. Definisi tentang hukum materiil dirumuskan juga<br />
oleh Pompe, yang mirip dengan rumusan Simons namun lebih singkat<br />
yaitu keseluruhan peraturan-peraturan hukum, yang menunjukkan<br />
perbuatan-perbuatan mana yang seharusnya terdapat.<br />
Hazewinkel-Suringan menyatakan bahwa ius poenale (hukum<br />
pidana materiil) adalah sejumlah peraturan hukum yang mengandung<br />
larangan dan perintah atau keharusan yang terhadap pelanggarnya<br />
diancam dengan pidana (sanksi hukum). Jika kita membagi hukum itu<br />
menjadi hukum publik dan hukum privat, maka hukum pidana menjadi<br />
hukum publik. Hal ini baru berlaku dewasa ini, dahulu Eropa dan<br />
Indonesia tidak memisahkan hukum publik dan hukum privat. 2<br />
Lambat laun muncul pengertian hukum publik yang juga<br />
termasuk di dalamnya hukum pidana dimana yang utama ialah<br />
kepentingan umum. Bukanlah orang seorang yang bertindak jika terjadi<br />
pelanggaran hukum, tetapi alat-alatnya. Apabila kepentingan umum<br />
berhadapan dengan kepentingan pribadi, maka kepentingan umum harus<br />
lebih diutamakan. Pada hukum pidana formil (hukum acara pidana)<br />
corak hukum publiknya lebih nyata lagi daripada hukum pidana materiil<br />
karena jika terjadi pelanggaran hukum pidana yang bertindak menyidik<br />
dan menuntut ialah alat negara (polisi dan jaksa). Namun terdapat<br />
beberapa pengecualian, misalnya dalam delik aduan, alat negara hanya<br />
bertindak jika ada pengaduan dari pihak yang dirugikan.<br />
Simons berpendapat bahwa hukum pidana termasuk hukum<br />
publik karena mengatur hubungan antara individu dan masyarakat atau<br />
negara dan dijalankan untuk kepentingan masyarakat serta hanya<br />
diterapkan jika masyarakat itu sungguh-sungguh memerlukannya.<br />
Selanjutnya Van Bemmelan mengajukan pendapat bahwa<br />
hukum pidana itu merupakan ultimum remedium (obat terakhir). 3<br />
2 Ibid, hlm. 4.<br />
3 Soenarto Soerodibroto, KUHP DAN KUHAP, (Jakarta: PT Raja<br />
Grafindo Persada, 2009), hlm. 169.<br />
55