29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

pengertian dan kriteria kekerasan seksual pada UU Perlindungan<br />

Anak;.<br />

2. Menyelaraskan ancaman pidana dengan tingkat kekerasan seksual<br />

yang dilakukan. Misalnya ancaman pidana terhadap tindakan<br />

mengeksploitasi anak secara ekonomi dan/atau seksual seperti pada<br />

pasal 88 UU tentang Perlindungan Anak harus memuat ancaman<br />

pidana yang lebih berat daripada ancaman pidana terhadap tindak<br />

kekerasan seksual yang lainnya, seperti persetubuhan, pencabulan,<br />

dan sebagainya, serta harus memiliki pidana minimum di atas pidana<br />

minimum kekerasan seksual yang lainnya.<br />

F. Kesimpulan dan Saran<br />

Tindak kekerasan seksual terhadap anak telah cukup baik diatur<br />

dalam hukum positif Indonesia.Peraturan-peraturan khusus yang<br />

mengatur tentang kekerasan seksual terhadap anak, seperti Undang-<br />

Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-<br />

Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemberantasan Tindak Pidana<br />

Perdagangan Orang, dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006<br />

tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan<br />

bukti dari keseriusan Pemerintah terhadap tindak kekerasan seksual<br />

terhadap anak. Namun didalam pengaturan tersebut, masih terdapat<br />

beberapa kekurangan sehingga peraturan mengenai kekerasan seksual,<br />

terutama terhadap anak, menjadi bias dan tidak tegas. Kekurangankekurangan<br />

tersebut ialah sebagai berikut:<br />

1. Penggunaan istilah kekerasan seksual tidak diikuti oleh penjelasan<br />

mengenai kriteria-kriteria perbuatan yang terkategori sebagai<br />

kekerasan seksual terhadap anak;<br />

2. Ketidaksesuaian ancaman pidana dengan tingkat kekerasan seksual<br />

yang dilakukan terhadap anak.<br />

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya suatu formulasi<br />

perbaikan terhadap peraturan-peraturan yang mengatur tentang<br />

kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia. Berikut formulasi<br />

perbaikan tersebut :<br />

1. Merumuskan definisi kekerasan seksual terhadap anak secara<br />

ekplisit pada setiap peraturan yang terkait dengan kekerasan seksual<br />

terhadap anak;<br />

2. Merumuskan kriteria-keriteria perbuatan yang termasuk sebagai<br />

tindak kekerasan seksual terhadap anak secara jelas dan tegas, serta<br />

sistematis;<br />

3. Menyelaraskan ancaman pidana dengan tingkat kekerasan seksual<br />

yang dilakukan.<br />

Pengaturan mengenai kekerasan seksual terhadap anak di<br />

Indonesia ternyata belum mampu mengatur perihal kekerasan seksual<br />

37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!