prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
beranggapan bahwa ada kerjasama antara laki-laki dan perempuan<br />
dalam kegiatan upacara adat, dalam pembagian kerja di rumahtangga<br />
sehari-hari dan tanggungjawab bersama antara suami-isteri, bapak dan<br />
ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, dalam melangsungkan<br />
kehidupan keluarga, kelangsungan klen, kelangsungan mata<br />
pencaharian di tanah pusaka, dan dalam pengasuhan anak.<br />
Pandangan agama juga mengajarkan warga sukubangsa atau<br />
umat agama untuk menghormati perempuan, dimulai dari ibu dan para<br />
anggota kerabat perempuan yang lainnya, bahwa mereka hidup tidak<br />
untuk dianiaya, apalagi dianiaya dengan memberikan penghinaan yang<br />
sangat mendalam berupa kekerasan seksual yang sukar hilang seumur<br />
hidupnya. Memang hal itu dapat terjadi, misalnya karena kemiskinan<br />
dan kelangkaan ketersediaan pekerjaan, namun hanya terbatas pada<br />
kasus-kasus khusus karena situasi tertentu.<br />
Budaya Patriarki. Kekerasan seksual biasanya mempunyai<br />
kaitan erat dengan dominasi budaya patriarki, di mana sebagian besar<br />
masyarakat pendukung kebudayaan yang bersangkutan di suatu daerah<br />
menganggap bahwa status laki-laki dan perempuan dalam lingkungan<br />
sosial mereka tidak sama, melainkan bersifat subordinatif. Dalam hal<br />
ini, laki-laki menganggap diri mereka lebih tinggi daripada status<br />
perempuan. Karena itu kaum laki-laki cenderung ingin mengatur dan<br />
menetapkan agar status perempuan berada dalam posisi lebih rendah<br />
dari posisi mereka sebagai kaum laki-laki. Mereka juga mengatur<br />
tentang apa yang harus, boleh dan tidak boleh dilakukan oleh<br />
perempuan dalam keluarga dan masyarakat mereka. Hal ini pun<br />
seringkali termasuk tentang atribut dan dandanan yang mereka harus<br />
kenakan di berbagai tempat.<br />
Kehidupan kaum perempuan di masyarakat yang didominasi<br />
budaya patriarki akan lebih berat jika kaum perempuan pasrah dan<br />
menerima kondisi itu sebagai takdir mereka, sebagai istri harus tunduk<br />
kepada suaminya, apa pun yang dilakukan suami, dan sebagai ayah<br />
patut dipatuhi perintahnya. Jika pada umumnya kaum perempuan di<br />
dalam masyarakat yang bersangkutan pasrah dan patuh menerima<br />
nasibnya, dan menganggap secara keliru bahwa itu adalah kodrat<br />
mereka sebagai perempuan, maka akan sulit upaya untuk mengatasinya.<br />
Kepasrahan terhadap kekerasan umum yang dialami perempuan dapat<br />
menyebabkan kasus-kasus, bukan adat kebiasaan, yang menyebabkan<br />
sejumlah perempuan mengalami kekerasan seksual karena<br />
dikomersialkan oleh keluarganya, termasuk suaminya. Ada pula<br />
masyarakat yang akibat dominasi budaya patriarki, terbiasa melakukan<br />
kekerasan, seperti pemukulan terhadap isteri oleh suaminya. Namun<br />
8