29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

8.2.1 Dalam kasus kekerasan seksual, keterangan saksi dalam persidangan<br />

cukup satu orang saksi untuk melakukan pembuktian kasus yaitu<br />

saksi korban.<br />

8.2.2 Memasukkan unsur rekam psikologis sebagai alat bukti yang harus<br />

diperhitungkan oleh pihak kepolisian.<br />

Permasalahan terletak pada proses peradilan dalam kasus kekerasan<br />

seksual yang tidak memberikan keadilan bagi korban kekerasan seksual.<br />

Dalam hal ini, diatur mengenai pengaturan alat bukti dan proses<br />

persidangan.<br />

Pada dasarnya, Indonesia menganut proses pembuktian hukum pidana<br />

bermetode negative wettelijke. Dalam metode ini, selain adanya alat-alat<br />

bukti sah berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan<br />

keterangan terdakwa, untuk menetapkan sanksi di sidang pengadilan masih<br />

juga diperlukan adanya keyakinan hakim. 25 Menurut Pasal 183 KUHAP,<br />

hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang terdakwa kecuali<br />

didapatkan sekurang-kurangnya dua alat bukti sah dan ia memperoleh<br />

keyakinan bahwa benar telah terjadi perkosaan dan terdakwalah yang<br />

melakukannya.<br />

Pada kasus perkosaan dan kekerasan seksual, umumnya tidak terdapat<br />

orang lain kecuali saksi korban, sehingga korban seringkali merupakan<br />

satu-satunya orang yang dapat memberi keterangan kesaksian dalam<br />

rangka pembuktian perkosaan. Namun dalam prinsip hukum pidana,<br />

kesaksian terhadap diri sendiri paling lemah kedudukannya. 26 Oleh karena<br />

itu, kami mengajukan bahwa dalam kasus kekerasan seksual, keterangan<br />

saksi dalam persidangan cukup satu orang saksi untuk melakukan<br />

pembuktian kasus yaitu saksi korban. Hal ini didukung dengan keadaan di<br />

mana memang dalam kasus perkosaan biasanya hanya terdapat korban atau<br />

perempuan itu saja.<br />

Dalam meyakinkan hakim bahwa semua alat bukti sah yang<br />

mencangkup bukti-medik dan saksi-saksi berada pada tataran benar-benar<br />

meyakinkan juga bergantung pada upaya pihak Kepolisian RI dalam<br />

mengumpulkan dan memberkas bukti adanya perkosaan termasuk visum et<br />

repertum (VeR). 27 Bukti utama ideal lainnya dalam kasus perkosaan<br />

meliputi: 28<br />

a. Tanda persetubuhan antara pemerkosa dan korban.<br />

b. Tanda kekerasan pada tubuh korban sebagai perlawanan terhadap<br />

perbuatan pelaku.<br />

25 Lihat Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Pasal 184.<br />

26 Prof. Agus Purwadianto, Op. Cit, hlm. 129.<br />

27 Prof. Agus Purwadianto, Op.Cit., hlm. 106.<br />

28 Ibid, hlm. 108-109.<br />

202

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!