29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

negara bagian, sehingga tidak diperbolehkan lagi mempertanyakan riwayat<br />

perilaku seksual korban sebelumnya. 16<br />

Kecenderungan yang ada juga menunjukkan bahwa korban seringkali<br />

cemas akan reaksi personel peradilan pidana (polisi, jaksa, dan hakim),<br />

terhadap viktimisasi yang dialaminya. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari<br />

kenyataan bahwa sejumlah kasus kekerasan terhadap perempuan yang<br />

dilaporkan kurang mendapat tanggapan yang positif dari mereka,<br />

misalnya: 17<br />

(a) Karena masalah tindak kekerasan terhadap perempuan (terutama yang<br />

berkenaan dengan domestic violence) dianggap sebagai masalah<br />

keluarga yang sebaiknya diselesaikan dalam keluarga saja.<br />

(b) Kurangnya pelatihan pada personel peradilan pidana mengenai tindak<br />

kekerasan terhadap perempuan untuk meningkatkan kepekaan personel<br />

kepada masalah yang dialami korban.<br />

(c) Ketiadaan prosedur baku yang dirancang untuk menangani perempuan<br />

yang menjadi korban tindak kekerasan terhadap perempuan, sehingga<br />

masih sangat bergantung kepada persepsi dan kemampuan individu<br />

petugas hukum untuk menindaklanjuti masalah ini.<br />

(d) Terkadang polisi kesulitan untuk memperoleh bukti awal, kecuali<br />

kesaksian korban, sehingga upaya tindak lanjut menjadi sulit untuk<br />

dilakukan.<br />

Pada wawancara yang dilakukn oleh delegasi Universitas Indonesia<br />

dengan salah satu pendamping hukum di LBH APIK Jakarta 18 , dalam<br />

pengalaman pendampingannya, menemukan banyak aparat kepolisian yang<br />

dalam menjalani proses penyidikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang<br />

diajukan cenderung victim blaming dan semakin menyudutkan korban.<br />

Berikut kutipan pertanyaan dari penyidik dan hakim dalam salah satu<br />

kasus. 19<br />

Sebelum Anda disetubuhi apakah status Anda masih perawan?<br />

Sebelum Anda disetubuhi oleh Saudara A (bukan nama sebenarnya)<br />

secara paksa, apakah Anda tidak berusaha untuk berteriak, jelaskan?<br />

Setelah Saudara A selesai menyetubuhi Anda, dan Saudara A keluar<br />

dari kamar, apakah waktu itu tidak ada usaha Anda untuk melarikan<br />

diri atau keluar dari rumah tersebut?<br />

16 Ibid, hlm. 132.<br />

17 Prof. Harkristuti Harkrisnowo, Hukum Pidana dan Kekerasan Terhadap<br />

Perempuan, (Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan<br />

Alternatif Pemecahannya, Jakarta: PT Alumni, 2000), hlm. 90-91.<br />

18 Dikutip dari Makalah Delegasi Universitas Indonesia, Pelaksanaan Fungsi<br />

Penanganan Hukum terhadap Korban Kekerasan Seksual di Jakarta<br />

19 Lihat, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi Sektor Pasarkemis, Tanggal 19<br />

dan 21 April 1999,serta catatan persidangannya, dokumentasi LBH APIK Jakarta<br />

197

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!