prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
dimana untuk setiap pelanggaran hukum yang telah terjadi atas korban<br />
serta dampak yang diderita oleh korban, maka korban tersebut berhak<br />
untuk mendapat bantuan dan perlindungan yang diperlukan sesuai<br />
dengan asas hukum.<br />
Perlindungan hukum korban kejahatan sebagai bagian dari<br />
perlindungan masyarakat dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk,<br />
seperti melalui pemberian restitusi dan kompensasi, pelayanan medis,<br />
dan bantuan hukum. Mengenai ganti rugi dan restitusi adalah sesuatu<br />
yang diberikan kepada pihak yang menderita kerugian dengan<br />
memperhitungkan kerusakan yang disebabkan oleh si pelaku secara<br />
langsung dan menimbulkan pula pertanggungjawaban secara tidak<br />
langsung kepada masyarakat atau negara (the responsible of the<br />
society). Seringkali terdapat kelemahan dalam sistem tersebut dalam<br />
arti KUHAP hanya memberikan perlindungan hukum kepada korban<br />
dalam bentuk pemberian ganti kerugian melalui penggabungan perkara<br />
dan tidak mengatur mengenai bentuk perlindungan hukum lainnya.<br />
Tidak diaturnya secara khusus perlindungan hukum untuk korban<br />
kejahatan khususnya korban kekerasan seksual dirasa menimbulkan<br />
ketidakadilan. Ada beberapa keadaan yang dipandang dari aspek korban<br />
kekerasan seksual khususnya korban pemerkosaan mengenai<br />
perlindungan hukum saat ini:<br />
1) Korban tidak mendapatkan ganti rugi (putusan yang dijatuhkan<br />
hakim hanya menjatuhkan satu jenis putusan pemidanaan)<br />
2) Jika terjadi kehamilan akibat perkosaan, maka posisi korban tidak<br />
mendapatkan perlindungan yang jelas<br />
3) Tidak ada pengakuan status anak akibat perkosaan<br />
Jika mengacu kepada tujuan pidana itu sendiri yang lebih<br />
condong dalam aspek melihat pelaku, hal tersebut memanglah perlu<br />
akan tetapi perlu juga ada kekhususan terhadap kejahatan khusus pula,<br />
salah satunya ialah kekerasan seksual itu sendiri. Bahwa dalam<br />
penanganan baik secara hukum dan aspek medis diperlukan hal-hal<br />
khusus akibat sangat kompleksnya kekerasan seksual ini, antara lain:<br />
1) Terkait pembuktian dimana seringkali kejahatan terjadi tanpa saksi<br />
mata lain hanya saksi korban saja (unnus testis nullus testis atau<br />
satu saksi bukan saksi);<br />
2) Ketakutan korban untuk melaporkan kasus tersebut dengan alasan<br />
yang kompleks pula;<br />
3) Alat bukti yang minim, terutama seringkali sudah hilang akibat<br />
sudah membersihkan diri;<br />
4) Perspektif korban yang takut akan hukum;<br />
5) Seringkali melapor pada saat kejadian sudah berulang-ulang terjadi;<br />
6) Pengaruh dimana akan melakukan perbuatan yang sama kepada<br />
orang lain; dan<br />
148