prosidingshn2014
prosidingshn2014
prosidingshn2014
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Simposium Hukum Nasional 2014<br />
Russel (dalam Tower, 2002) menemukan bahwa perempuan yang<br />
mengalami kekerasan seksual cenderung menolak hubungan<br />
seksual, dan sebagai konsekuensinya menjadi korban kekerasan<br />
seksual dalam rumah tangga. Finkelhor (dalam Tower, 2002)<br />
mencatat bahwa korban lebih memilih pasangan sesama jenis<br />
karena menganggap laki-laki tidak dapat dipercaya.<br />
3) Powerlessness (merasa tidak berdaya)<br />
Rasa takut menembus kehidupan korban. Mimpi buruk, fobia, dan<br />
kecemasan dialami oleh korban disertai dengan rasa sakit. Perasaan<br />
tidak berdaya mengakibatkan individu merasa lemah. Korban<br />
merasa dirinya tidak mampu dan kurang efektif dalam bekerja.<br />
Beberapa korban juga merasa sakit pada tubuhnya. Sebaliknya,<br />
pada korban lain memiliki intensitas dan dorongan yang berlebihan<br />
dalam dirinya (Finkelhor dan Browne, Briere dalam Tower, 2002).<br />
4) Stigmatization<br />
Korban kekerasan seksual merasa bersalah, malu, dan memiliki<br />
gambaran diri yang buruk. Rasa bersalah dan malu terbentuk akibat<br />
ketidakberdayaan dan merasa bahwa mereka tidak memiliki<br />
kekuatan untuk mengontrol dirinya. Korban sering merasa berbeda<br />
dengan orang lain, dan beberapa korban marah pada tubuhnya<br />
akibat penganiayaan yang dialami. Korban lainnya menggunakan<br />
obat-obatan dan minuman alkohol untuk menghukum tubuhnya,<br />
menumpulkan inderanya, atau berusaha menghindari memori<br />
kejadian tersebut (Gelinas, Kinzl dan Biebl dalam Tower, 2002).<br />
C. Perlindungan dan Pendampingan Korban Kekerasan Seksual<br />
di Banyumas, Jawa Tengah<br />
Menurut Dra. Tri Wuryaningsih, M.Si., Dosen Fisip Jurusan<br />
Sosiologi Unsoed Purwokerto indikator telah terjadi kekerasan seksual<br />
antara lain:<br />
a) Adanya perubahan pada perasaan, sikap maupun perilaku anak pada<br />
hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas;<br />
b) Pengetahuan yang tiba-tiba dimilikinya tentang seks;<br />
c) Reaksi yang sangat kuat pada kontak fisik seperti misalnya sangat<br />
menarik diri dari kontak fisik atau sebaliknya mempunyai<br />
ketertarikan yang besar untuk bermain-main dengan seksualitasnya;<br />
d) Menunjukkan kemunduran perkembangan secara fisiologis atau<br />
perilaku yang tiba-tiba, seperti: perubahan kebiasan tidur, makan,<br />
prestasi di sekolah (mundur sekali atau malah berprestasi);<br />
e) Mengalami masalah dalam hubungannya dengan orang lain di<br />
sekolah, seperti:bermasalah dengan kedisiplinan, menghindar dari<br />
tugas-tugas, menarik diri;<br />
f) Ketegangan emosi, misalnya selalu takut, cemas, mudah<br />
tersinggung, mudah marah, dan depresi.<br />
123