29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

atau yang disebut juga dengan pembuktian berdasarkan undang-undang<br />

secara negatif.<br />

Mengenai alat bukti, dalam KUHAP telah diatur secara limitatif<br />

yaitu pada Pasal 184 ayat (1). Dalampasal tersebut diatur beberapa alat<br />

bukti yang sah, yaitu:<br />

a. keterangan saksi;<br />

b. keterangan ahli;<br />

c. surat;<br />

d. petunjuk;<br />

e. keterangan terdakwa.<br />

Alat bukti yang telah disebutkan dalam KUHAP mempunyai<br />

kekuatan pembuktian yang sama. Pasal 185 ayat (2) KUHAP<br />

menyatakan bahwa keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk<br />

membuktikan apakah terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang<br />

didakwakan kepadanya atau tidak, berkaitan dengan asasunus testis<br />

nullus testis yang berarti satu saksi bukanlah saksi, bahwa seorang<br />

hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali<br />

apabila terdapat sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sahdan ia<br />

mempunyai keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi<br />

dan terdakwalah yang bersalah melakukannya.<br />

Alat bukti pertama yang dapat diperiksa oleh hakim mengenai<br />

kasus perkosaan adalah keterangan saksi, dalam hal ini yaitu saksi<br />

korban maupun saksi lain. Agar dapat menjadi saksi yang sah maka<br />

syarat formil dan syarat materiil harus terpenuhi. Syarat formil tersebut<br />

yaitu dengan diangkat sumpah di dalam sidang pengadilan, sedangkan<br />

syarat materiil tersebut yaitu apa yang saksi nyatakan di sidang<br />

pengadilan sesuai dengan apa yang dia dengar sendiri, lihat sendiri, dan<br />

alami sendiri. Alat bukti kedua yang dapat diperiksa oleh hakim yaitu<br />

keterangan ahli yang diatur dalam pasal 186 KUHAP. Keterangan ahli<br />

dibagi menjadi dua kelompok ahli, yaitu ahli kedokteran kehakiman dan<br />

ahli pada umumnya. Dalam perkara perkosaan, yang dapat dijadikan<br />

sebagai alat bukti keterangan ahli yaitu ahli kedokteran kehakiman<br />

seperti dokter forensik. Hakim meminta kepada dokter forensik untuk<br />

memberikan keterangan mengenai hasil visum korban. Hasil visum<br />

merupakan salah satu alat bukti surat dalam proses pembuktian.<br />

Dengan adanya keterangan dari dokter forensik akan sangat<br />

membantu hakim dalam menentukan tindak pidana apa yang dilakukan<br />

terdakwa kepada korban dengan melakukan visum terhadap korban.<br />

Keterangan ahli lainnya yang dapat dijadikan sebagai alat bukti yang<br />

sah yaitu ahli pada umumnya seperti ahli kejiwaan. Ahli kejiwaan<br />

tersebut berguna untuk mengetahui kondisi kejiwaan dari korban<br />

sehingga akan jelas dengan adanya keterangan ahli kejiwaan bahwa<br />

korban mengalami sesuatu peristiwa yang telah mengguncang jiwanya.<br />

93

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!