29.06.2015 Views

prosidingshn2014

prosidingshn2014

prosidingshn2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Simposium Hukum Nasional 2014<br />

Tentu saja hal ini membuat perkosaan menjadi persoalan yang sangat<br />

mengkhawatirkan karena jumlah tersebut masih akan bertambah<br />

dikarenakan banyaknya perempuan korban kekerasan seksual yang<br />

tidak mampu dan tidak berani melaporkan apa yang telah terjadi baik<br />

kepada aparat kepolisian maupun pekerja sosial lembaga pelayanan<br />

yang terkait.<br />

Dalam hal ini, peranan lembaga-lembaga terkait yang ada pada<br />

saat ini dirasakan tidak maksimal. Perkosaan sebagai suatu tindak<br />

pidana luar biasa seringkali menemui banyak hambatan ketika<br />

menempuh upaya penyelesaian melalui jalur hukum, khususnya pada<br />

persoalan pembuktian tindak pidana perkosaan dan juga dari sisi etika<br />

para penegak hukum secara represif dan preventif.<br />

B. Definisi Tindak Pidana Perkosaan<br />

Tindak pidana perkosaan termasuk kejahatan dalam Buku II<br />

Bab XIV Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terdapat<br />

dalam Bab Kejahatan terhadap Kesusilaan. Menurut Kitab Undang-<br />

Undang Hukum Pidana (KUHP), pengertian tindak pidana perkosaan<br />

menurut Pasal 285 KUHP adalah “Barangsiapa dengan kekerasan atau<br />

dengan ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan<br />

dia di luar pernikahan, diancam karena melakukan perkosaan, dengan<br />

pidana penjara paling lama dua belas tahun.”<br />

Akademisi Universitas Indonesia yang juga merupakan ahli<br />

hukum pidana, Topo Santoso, mengatakan bahwa Pasal 285 KUHP<br />

tentang perkosaan tersebut sudah usang. Topo mengatakan, pasal 285<br />

KUHP yang menyatakan bahwa perkosaan berkaitan dengan kekerasan<br />

dan ancaman sudah ketinggalan zaman dan tidak mampu melindungi<br />

masyarakat. "Di berbagai negara sudah banyak pengembangan dan<br />

perluasan dari pengertian rape (perkosaan) itu. Misalnya, ada yang<br />

diperluas menjadi tanpa kehendak perempuan" 6 .<br />

C. Proses Pembuktian Kasus Perkosaan di Indonesia<br />

Proses pembuktian kasus pidana di Indonesia, termasuk kasus<br />

perkosaan diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 yang<br />

lebih dikenal sebagai Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana<br />

(KUHAP).<br />

Pasal 183 KUHAP menunjukkan bahwa hukum acara pidana<br />

yang berlaku positif di Indonesia menganut sistem pembuktian negatif<br />

6 Republika, Definisi Pemerkosaan di KUHP SUdah Usang, diakses<br />

dari http://m.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/09/20/nc7060-<br />

definisi-pemerkosaan-di-kuhp-sudah-usang.pada 21 Oktober2014 pukul<br />

14.30.<br />

92

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!