You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Maximizing Your Impact—Berdampak di Usia Muda<br />
Oleh Paulus Winarto, Sandy Triyasa, Chandra Krisma Winata<br />
Hak Cipta © 2008, Paulus Winarto, Sandy Triyasa, Chandra Krisma Winata<br />
Penyunting<br />
Desain cover<br />
Layout<br />
: James Yanuar dan Denny Pranolo<br />
: Denny Oktavianus<br />
: Felly Meilinda<br />
Diterbitkan oleh:<br />
PT. VISI ANUGERAH INDONESIA<br />
Jalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235<br />
Telp : 022-522 5739 - Fax : 022-521 1854<br />
Email : visipress@visi-bookstore.com<br />
ISBN 978-602-8073-11-8<br />
Cetakan pertama, Juli 2014<br />
Indonesian Edition © Visipress 2013<br />
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang<br />
Dilarang memperbanyak sebagian atau<br />
seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.<br />
Member of CBA Indonesia<br />
No : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina<br />
Member of IKAPI<br />
No : 185/JBA/2010
Daftar Isi<br />
BERDAMPAK<br />
SEJAK USIA MUDA<br />
Paulus Winarto<br />
MY PURPOSEFUL LIFE<br />
Sandy Triyasa<br />
SUCCEED @WORK<br />
Paulus Winarto<br />
SUCCESS THROUGH<br />
MENTORING SYSTEM<br />
Sandy Triyasa<br />
REACH YOUR DREAM<br />
Paulus Winarto<br />
Ungkapan Hati<br />
Para Penulis 5<br />
7<br />
25<br />
41<br />
61<br />
77<br />
Sekilas<br />
Hot Ministry 157<br />
Profil Penulis 158<br />
JATUH!<br />
BANGUN LAGI<br />
DAN LAGI<br />
Chandra Krisma Winata<br />
MENAKLUKKAN<br />
KUDA LIAR<br />
DALAM DIRI 113<br />
Chandra Krisma Winata<br />
DARE TO BE<br />
ENTREPRENEUR<br />
Paulus Winarto<br />
89<br />
137
Ungkapan Hati<br />
Para Penulis<br />
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Baik, berkat<br />
kasih karunia-Nya, akhirnya kami bertiga diperkenankan menyelesaikan<br />
penulisan buku ini.<br />
Buku ini ditulis dengan sebuah kerinduan mendalam untuk memberikan<br />
apa yang telah Tuhan percayakan dalam hidup kami, kepada generasi<br />
muda negeri ini. Bagi kami, masa muda adalah sebuah masa yang<br />
penting. Masa muda adalah sebuah titik dalam kehidupan yang menentukan<br />
kelangsungan hidup di masa yang akan datang.<br />
Generasi muda memiliki potensi yang luar biasa. Alkitab melukiskan<br />
anak muda ibarat anak panah (Mazmur 127:4). Anak panah dapat<br />
digunakan sebagai senjata perang (di tangan pahlawan), bukan sekadar<br />
menjadi pajangan.<br />
Di sisi lain, generasi muda juga diibaratkan sebagai sebuah tambang<br />
emas yang bernilai sangat tinggi. Namun sayangnya, seringkali tambang<br />
itu seakan-akan tertutup dengan berbagai kotoran, tanah, dan bongkahan<br />
batu, sehingga tersembunyi serta tidak pernah bisa ditemukan.<br />
Ada juga beberapa orang yang berhasil menemukan tambang emas itu,<br />
namun, tidak mengasahnya dengan baik sehingga tambang itu sia-sia<br />
belaka.<br />
Buku ini membahas berbagai hal yang dapat membantu generasi<br />
muda berdampak sejak usia muda. Beragam topik penting yang sering<br />
kami bawakan dalam berbagai kesempatan, kami bagikan melalui buku<br />
sederhana ini. Topik yang dibahas mulai dari hal menemukan tujuan hidup,<br />
kesuksesan di dunia kerja, bagaimana bangkit dari kegagalan, me-<br />
5
ngendalikan emosi muda yang kerap bergejolak, cara menggapai impian<br />
hingga merintis bisnis. Semua itu dikupas dengan maksud supaya generasi<br />
muda memiliki keinginan untuk menjadi generasi yang berprestasi,<br />
bukan generasi rata-rata!<br />
Sebagai penulis, kami sangat menyadari bahwa buku ini tentu jauh<br />
dari sempurna. Seandainya Anda memiliki kritik, usulan atau saran,<br />
kiranya Anda berkenan menyampaikan kepada kami melalui e-mail:<br />
pwinarto@gmail.com.<br />
Kami berharap, semoga buku sederhana ini dapat menjadi bekal kecil<br />
yang berharga bagi generasi muda dalam memasuki kehidupan nyata.<br />
Semoga Tuhan senantiasa membimbing langkah kita yang selalu punya<br />
niat baik untuk menjadikan hidup ini berkat bagi sesama. Dan semoga<br />
Anda senantiasa diberkati dan orang lain mendapat berkat melalui kehadiran<br />
serta karya Anda. Amin.<br />
Bandung, 8 Februari 2014<br />
Salam Persahabatan,<br />
Paulus, Sandy, dan Chandra<br />
6
BERDAMPAK<br />
SEJAK USIA MUDA<br />
—Paulus Winarto<br />
Kamu adalah garam dunia.<br />
Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?<br />
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.<br />
Kamu adalah terang dunia.<br />
Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.<br />
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya<br />
di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian<br />
sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.<br />
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,<br />
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik<br />
dan memuliakan Bapamu yang di sorga.<br />
—Matius 5:13-16<br />
Life begins at 40! Itulah keyakinan yang dianut sebagian anak-anak<br />
muda. Barangkali karena keyakinan itulah mereka cenderung berpikir<br />
bahwa masa-masa sebelum mencapai usia 40 tahun adalah<br />
masa bermain. Masa untuk santai dan berleha-leha. Enjoy life! Tetapi<br />
pertanyaan menggelitik kemudian muncul, bagaimana jika usia hidup<br />
tidak sampai 40 tahun?<br />
7
Hati saya sungguh tersentuh ketika mempelajari riwayat beberapa<br />
pahlawan nasional yang berpulang di usia muda. Sebut saja Raden Ajeng<br />
Kartini, yang lahir di Jepara, 1879. Tokoh pejuang emansipasi wanita<br />
yang surat-suratnya dibukukan dengan judul Habis Gelap Terbitlah<br />
Terang itu, meninggal dunia pada usia 25 tahun.<br />
Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu kebangsaan, Indonesia Raya,<br />
yang lahir di Batavia, 9 Maret 1903, berpulang pada usia 35 tahun atau<br />
tepatnya 17 Agustus 1938 di Surabaya. Ia bahkan tidak sempat menyaksikan<br />
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, namun karyanya menjadi inspirasi<br />
besar bagi bangsa ini. Menurut catatan sejarah, lagu Indonesia Raya<br />
diciptakan saat ia masih berusia 21 tahun.<br />
Lain lagi kisah Jenderal Besar Soedirman, yang lahir di Purbalingga,<br />
Jawa Tengah, 24 Januari 1916. Panglima besar Tentara Nasional Indonesia<br />
pertama itu hingga kini sangat dihormati. Namanya dipakai sebagai<br />
nama jalan protokol di berbagai kota. Sejak sekolah menengah, ia telah<br />
menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi. Sebelum<br />
menjadi tentara, ia pernah berprofesi sebagai guru.<br />
Karir militernya dimulai pada saat ia berusia 28 tahun, ditandai dengan<br />
bergabung sebagai anggota PETA (Pembela Tanah Air). Kegigihannya<br />
dalam berjuang, sempat membuatnya mengabaikan penyakit TBC yang<br />
dideritanya. Ia menghembuskan napas terakhir saat masih berusia 34<br />
tahun, persisnya di Magelang pada tanggal 29 Januari 1950.<br />
Hidup dan mati manusia memang di tangan Tuhan, namun bagaimana<br />
menjalani hidup sepenuhnya adalah pilihan kita. Ketiga nama pahlawan<br />
di atas telah memilih meninggalkan jejak-jejak keteladanan bahwa kehidupan<br />
adalah sebuah anugerah, sekaligus kesempatan untuk berbuat<br />
sesuatu yang bermanfaat.<br />
Sebagian anak muda barangkali telah memiliki kesadaran bahwa usia<br />
muda bukanlah halangan bagi mereka untuk berkarya. Sayangnya, terkadang<br />
ada saja kendala yang menciutkan semangat tersebut. Beberapa<br />
teman yang baru saja lulus dari perguruan tinggi dan merintis karir di<br />
berbagai perusahaan besar, bisa jadi akan mengalami “gertakan” seperti<br />
ini dari para seniornya.<br />
8 I Maximizing Your Impact—Berdampak di Usia Muda
Tahu apa kamu?<br />
Kamu kan anak kemarin sore!<br />
Sebelum kamu lahir<br />
saya sudah bekerja di sini!<br />
Saya tahu lebih banyak.<br />
Saya lebih banyak makan garam!<br />
Entahlah, apakah garam yang berlebihan<br />
itu pada akhirnya membuat sang senior menderita<br />
hipertensi (darah tinggi)? Sayangnya, kalimat-kalimat<br />
seperti itu kerap menjadi pemicu<br />
memudarnya semangat dan mulai terkuburnya<br />
kreativitas serta idealisme untuk memberikan<br />
kontribusi positif sejak usia muda.<br />
INSPIRASI DARI TOKOH ALKITAB<br />
Tampaknya sejak ribuan tahun silam, usia muda, jika tidak disikapi<br />
secara bijak, kerap menjadi hambatan bagi langkah kemajuan seseorang.<br />
Mari kita lihat beberapa contohnya dalam Alkitab.<br />
6:12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman<br />
kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan<br />
yang gagah berani.”<br />
6:13 Jawab Gideon kepada-Nya: “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai<br />
kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah<br />
segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh<br />
nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah<br />
TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang<br />
TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam<br />
#1 Berdampak Sejak Usia Muda I 9
cengkeraman orang Midian.”<br />
6:14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah<br />
dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari<br />
cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!”<br />
6:15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: “Ah Tuhanku, dengan apakah<br />
akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah<br />
yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang<br />
yang paling muda di antara kaum keluargaku.”<br />
6:16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang<br />
menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang<br />
Midian itu sampai habis.<br />
—Hakim-hakim 6:12-16<br />
3:5 Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam<br />
mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: “Mintalah apa yang<br />
hendak Kuberikan kepadamu.”<br />
3:6 Lalu Salomo berkata: “Engkaulah yang telah menunjukkan kasih<br />
setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia<br />
hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau;<br />
dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar<br />
itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk<br />
di takhtanya seperti pada hari ini.<br />
3:7 Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat<br />
hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku,<br />
sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.<br />
3:8 Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu<br />
yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan<br />
tidak terkira banyaknya.<br />
3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang<br />
perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan<br />
antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang<br />
10 I Maximizing Your Impact—Berdampak di Usia Muda
sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”<br />
3:10 Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal<br />
yang demikian.<br />
3:11 Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: “Oleh karena engkau<br />
telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang<br />
atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian<br />
untuk memutuskan hukum,<br />
3:12 maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu<br />
itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang<br />
penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada<br />
seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit<br />
seorang pun seperti engkau.<br />
3:13 Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu,<br />
baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu<br />
takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.<br />
3:14 Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan<br />
tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti<br />
ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu.<br />
—1 Raja-raja 3:5-14<br />
1:4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:<br />
1:5 “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku<br />
telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan,<br />
Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau<br />
menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”<br />
1:6 Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku<br />
tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.”<br />
1:7 Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku<br />
ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah<br />
engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah<br />
kausampaikan.<br />
#1 Berdampak Sejak Usia Muda I 11
1:8 Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau<br />
untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.<br />
—Yeremia 1:4-8<br />
Di satu sisi memang ada benarnya bahwa usia muda identik dengan<br />
hal-hal berikut:<br />
Minim pengalaman<br />
Minim pengetahuan praktis<br />
Minim networking penunjang kesuksesan<br />
Belum terampil<br />
Belum ada catatan prestasi<br />
Belum ada reputasi<br />
Belum ada pengaruh kuat<br />
Hal-hal tersebut sedikit banyak akan berkontribusi pada munculnya<br />
rasa minder. Bagaimana menyikapi hal ini? Salah satunya, kita bisa memandang<br />
usia muda sebagai titik awal meraih kebermaknaan hidup dan<br />
membuat dampak positif.<br />
Perhatikan angka 1.000.000.000. Kalau Anda punya uang 1 miliar,<br />
tentu itu jumlah yang sangat banyak. Angka tersebut berarti karena terdiri<br />
dari banyak angka nol. Terkadang dalam hidup ini, kita harus memulai<br />
banyak hal dari nol agar hidup kita menjadi berarti. Namun yang<br />
terpenting, kita harus memulainya dari langkah pertama yang dapat kita<br />
ibaratkan dengan angka 1. Tanpa angka 1, sembilan angka nol di belakangnya,<br />
tidaklah ada artinya.<br />
Pepatah kuno mengatakan, perjalanan 1.000 mil selalu dimulai dari<br />
langkah pertama. Usia muda adalah saat di mana kita mulai membangun<br />
prestasi, reputasi dan banyak hal lainnya. Simak nasihat Rasul Paulus<br />
kepada mentee-nya, Timotius:<br />
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau<br />
muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkata-<br />
12 I Maximizing Your Impact—Berdampak di Usia Muda
anmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu<br />
dan dalam kesucianmu. Sementara itu, sampai aku datang<br />
bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun<br />
dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia<br />
yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat<br />
dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah<br />
semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata<br />
kepada semua orang. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.<br />
Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat<br />
demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang<br />
yang mendengar engkau. (1 Timotius 4:12-16)<br />
Menurut Prof. Dr. J.H. Bavinck dalam buku Sejarah Kerajaan Allah,<br />
Surat Timotius yang Pertama, dikirimkan Paulus kepada Timotius yang<br />
saat itu sedang menghadapi berbagai kesulitan. Orang-orang di Efesus<br />
kurang menghargai Timotius yang pada saat itu diperkirakan baru berusia<br />
35 tahun. Selain itu, Timotius juga harus menghadapi begitu banyak<br />
pengajar-pengajar sesat. Pada intinya, Paulus menguatkan Timotius agar<br />
jangan berdiam diri, melainkan terus maju dan senantiasa berjuang untuk<br />
menjadi teladan.<br />
Mengapa keteladanan begitu penting? Jawabannya sangat sederhana:<br />
karena perbuatan berbicara lebih keras daripada kata-kata (action<br />
speaks louder than the words). Seseorang bisa saja menulis ratusan buku<br />
tentang cara berbuat baik dalam hidup atau menyampaikan ribuan khotbah,<br />
seminar, dan pidato tentang hal tersebut, namun jika tindakannya<br />
tidak sesuai dengan apa yang disampaikannya, itu sama sekali tidak ada<br />
dampaknya.<br />
Dalam parenting, dikenal istilah “children see, children do”, yang<br />
artinya: anak cenderung melakukan apa yang dilihatnya. Ungkapan yang<br />
nyaris serupa, dilontarkan oleh guru kepemimpinan, John C. Maxwell:<br />
“people do what people see”. Jika pemimpin memegang teguh prinsipprinsip<br />
kebaikan dan secara konsisten menerapkannya dalam kehidupan<br />
sehari-hari, maka hal tersebut akan lebih mudah menular kepada anak<br />
#1 Berdampak Sejak Usia Muda I 13