25_205Profil-Prof Dr Zubairi Djoerban - Kalbe
25_205Profil-Prof Dr Zubairi Djoerban - Kalbe
25_205Profil-Prof Dr Zubairi Djoerban - Kalbe
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PROFIL<br />
<strong>Prof</strong>. <strong>Dr</strong>. <strong>Zubairi</strong> <strong>Djoerban</strong>, SpPD, KHOM (K)<br />
Pakar Hematologi dan Pejuang AIDS<br />
<strong>Prof</strong>. <strong>Dr</strong>. <strong>Zubairi</strong> <strong>Djoerban</strong>, SpPD, KHOM (K),<br />
pria kelahiran Yogyakarta, 11 Februari 1947<br />
ini awalnya bercita-cita ingin menjadi pilot,<br />
tetapi usai tamat dari SMA 3 Yogyakarta pada tahun<br />
1965 beliau ikut tes masuk ke fakultas kedokteran<br />
Universitas Indonesia dan diterima. Beliau<br />
berhasil lulus dari fakultas tersebut pada tahun<br />
1971; kemudian dilanjutkan dengan pendidikan<br />
spesialisasi Ilmu Penyakit Dalam di universitas<br />
yang sama, yang diselesaikannya pada tahun<br />
1978. Selanjutnya beliau mengikuti pendidikan<br />
sebagai konsultan Hematologi-Onkologi Medik<br />
di FKUI/RSCM dan lulus tahun 1986. Pengukuhan<br />
sebagai Guru Besar beliau peroleh pada tahun 2003<br />
di Universitas Indonesia juga.<br />
APE/MLY/1203/Ins-1<br />
CDK-205/ vol. 40 no. 6, th. 2013<br />
473
PROFIL<br />
Fokus utama Guru Besar Ilmu Penyakit<br />
Dalam ini adalah penanganan HIV/AIDS.<br />
Berkat ketrampilannya mengidentifikasi<br />
dan menghitung jumlah limfosit helper atau<br />
yang lebih dikenal dengan CD4, ia dapat<br />
mendiagnosis AIDS pada saat menempuh<br />
post-graduate training di laboratorium<br />
Imunologi, Pusat Kanker dan Imunogenetika<br />
RS Paul Brousse, Perancis pada tahun 1982-<br />
1983. Sejak saat itu, ia semakin giat meneliti<br />
tentang HIVAIDS hingga saat ini.<br />
Yayasan Pelita Ilmu<br />
Pada tahun 1983, seusai mengikuti training<br />
di Perancis, <strong>Zubairi</strong> <strong>Djoerban</strong> melakukan<br />
penelitian di Jakarta terhadap sekitar 30 waria.<br />
Dua di antaranya dinyatakan mungkin telah<br />
terinfeksi HIV. Kemudian pada September<br />
1985, tes ELISA terhadap darah seorang<br />
perempuan berusia <strong>25</strong> tahun dengan<br />
hemophilia di Rumah Sakit Islam Jakarta,<br />
mendiagnosis infeksi HIV, serta dengan gejala<br />
klinis yang menunjukkan AIDS. Kedua temuan<br />
penting ini kerap menjadi bahan obrolan dr.<br />
<strong>Zubairi</strong> dengan sahabatnya dr. Samsuridjal<br />
Djauzi yang pernah belajar di Universitas<br />
Mahidol, Bangkok. Kasus HIV/AIDS yang tinggi<br />
di Thailand, membuat dr. Samsu khawatir akan<br />
juga terjadi di Indonesia.<br />
Sejak tahun 1986, mereka kemudian menjadi<br />
pionir melakukan upaya pencegahan HIV<br />
dengan melakukan penyuluhan ke beberapa<br />
sekolah, biasanya pada hari Sabtu sepulang<br />
bekerja.<br />
Pada tanggal 4 Desember 1989, <strong>Prof</strong>. <strong>Zubairi</strong>,<br />
<strong>Prof</strong>. Samsuridjal dan Sri Wahyuningsih, SKM<br />
(istri <strong>Prof</strong>. <strong>Zubairi</strong>) sepakat mendirikan sebuah<br />
lembaga di Jakarta yang diberi nama Yayasan<br />
Pelita Ilmu. Nama Pelita Ilmu muncul secara<br />
spontan karena pada masa-masa awalnya,<br />
kegiatan yang dijalankan berlokasi di sekolahsekolah,<br />
sehingga seperti menjadi “pelita” bagi<br />
para pelajar SMA untuk mendapatkan “ilmu”<br />
tentang hidup sehat yang bertanggungjawab<br />
untuk menghindari diri dari penularan<br />
HIV.<br />
Aktivis Keprofesian<br />
Selain menangani masalah AIDS, <strong>Prof</strong>. <strong>Zubairi</strong><br />
selalu aktif di bidang lain, seperti pernah<br />
menjabat sebagai Kepala Divisi Hematologi-<br />
Onkologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit<br />
Dalam FKUI/RSUPNCM, Ketua Program Studi<br />
Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPNCM.<br />
Saat ini masih aktif sebagai Ketua Senat<br />
Akademik Fakultas, FKUI. Perjanjian dengan<br />
tepat waktu adalah salah satunya prinsip<br />
beliau mengenai menghargai waktu.<br />
<strong>Prof</strong>esor yang mempunyai tiga orang anak<br />
ini juga aktif di beberapa organisasi, terutama<br />
organisasi keprofesian, seperti pernah<br />
menjabat sebagai Ketua Penyelenggara<br />
Kongres AIDS Asia Pasifik 9 di Bali Indonesia<br />
Agustus 2009 (ICAAP9), Ketua Tim Pemeriksa<br />
Kesehatan Capres dan Cawapres RI, Ketua<br />
Kolegium Ilmu Penyakit Dalam Indonesia,<br />
Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfuri<br />
Darah Indonesia, Ketua Ketua Perhimpunan<br />
Onkologi Indonesia, Ketua Forum<br />
Perhimpunan Dokter Seminat (PDSm), Ketua<br />
Forum Perhimpunan Dokter Spesialis (PDSp)<br />
dan saat ini masih menjabat sebagai Ketua<br />
Masyarakat Peduli AIDS Indonesia, serta masih<br />
aktif sebagai Ketua Majelis MPPK IDI (Majelis<br />
Pengembangan Pelayanan dan Keprofesian<br />
IDI).<br />
Beliau menghasilkan belasan hasil penelitian<br />
baik sebagai penulis utama maupun penulis<br />
pembantu dalam majalah atau buku ilmiah<br />
nasional maupun internasional. Selain<br />
itu juga telah menulis sekitar 72 karya<br />
ilmiah yang disampaikan dalam berbagai<br />
kongres. Kepeduliannya pada HIV dan AIDS<br />
telah mendorongnya untuk berkontribusi<br />
dalam penulisan berbagai buku, antara<br />
lain: Enhancing the Role of Medical<br />
School in STI/HIV and TB control. World<br />
Health Organization, tahun 2000 sebagai<br />
kontributor, Teaching HIV/AIDS in The<br />
Medical Schools. New Delhi: World Health<br />
Organization Regional Office for South-East<br />
Asia; tahun 1999, dan penulis tunggal buku<br />
“Membidik AIDS: Ikhtiar Memahami HIV dan<br />
Odha.” Yogyakarta: Penerbit Galang, tahun<br />
1999.<br />
<strong>Prof</strong>esor yang hobinya fotografi ini juga<br />
telah berperan sebagai pembicara pada 54<br />
kongres ilmiah nasional dan internasional,<br />
dan berpartisipasi pada 47 kongres ilmiah<br />
nasional/internasional dan di masyarakat,<br />
selain juga sebagai pembimbing AIDS dan<br />
penyelenggara, pembicara, moderator<br />
seminar dengan topik AIDS, lupus dan kanker<br />
setiap tahun, serta mengasuh rubrik konsultasi<br />
kesehatan di Harian Republika setiap hari<br />
Minggu sejak 1999 sampai saat ini. Redaksi<br />
474<br />
CDK-205/ vol. 40 no. 6, th. 2013