22.06.2015 Views

11_185Lowbackpain - Kalbe

11_185Lowbackpain - Kalbe

11_185Lowbackpain - Kalbe

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TINJAUAN PUSTAKA<br />

Tabel 2. Ringkasan sistematik penyebab low back pain. 3 Gambar 2. Episode perjalanan low back pain 2<br />

Terhadap pasien-pasien yang membutuhkan<br />

penanganan rujukan spesialis, pilihan terapinya<br />

adalah interdisciplinary pain management programme<br />

(IPMP). Dimana difokuskan pada fungsi<br />

dibandingkan penyakit, tatalaksana dibandingkan<br />

penyembuhan, integrasi beberapa terapi<br />

spesifik, penatalaksanaan multidisiplin, menekankan<br />

pada metode aktif daripada pasif,<br />

dan self care daripada hanya menerima terapi. 2<br />

Otot: mengarah pada semua otot pada vertebra lumbalis, fasia: mengarah pada fasia thorakolumbal,<br />

ligamen: mengarah pada ligamen intervertebralis dan iliolumbalis, tulang: mengarah pada semua bagian dari<br />

vertebra lumbalis dan sakrum, sendi: mengarah pada sendi lumbar zygapophysial dan sakroiliaka, dan diskus:<br />

mengarah pada diskus intervertebralis.<br />

Penatalaksanaan Low Back Pain Akut<br />

Sebagian besar pasien dapat diatasi secara<br />

efektif dengan kombinasi dari pemberian informasi,<br />

saran, analgesia, dan jaminan yang tepat.<br />

Pasien juga harus disemangati untuk segera<br />

kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat<br />

juga dalam bentuk tertulis. Kronisitas low back<br />

pain dapat dihindari dengan: memperhatikan<br />

aspek psikologis gejala yang ada, menghindari<br />

pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan,<br />

menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten,<br />

serta memberikan saran untuk mencegah<br />

rekurensi (seperti: menghindari pengangkatan<br />

beban yang berat). 2,5<br />

Faktor yang berhubungan dengan hasil dan<br />

kronisitas low back pain : 2<br />

• Distress: reaksi depresif, ketidakberdayaan.<br />

• Pemahaman tentang nyeri dan disabilitas: rasa<br />

takut dan kesalahpahaman tentang nyeri.<br />

• Faktor perilaku: menghindari gerakan-gerakan<br />

yang memperberat.<br />

Mengidentifikasi Faktor Risiko ke Arah<br />

Kronisitas<br />

Guidelines tatalaksana untuk strata 1 dititikberatkan<br />

pada identifikasi faktor risiko ke arah<br />

kronisitas. Pendekatan yang berguna telah dikembangkan<br />

di New Zealand. Bertujuan untuk<br />

mengikutsertakan semua pihak (pasien, keluarga,<br />

paramedis, dan yang paling penting atasan<br />

pasien). Empat kelompok faktor risiko (flags)<br />

untuk kronisitas berikut dengan strategi penatalaksanaa<br />

yang direkomendasikan, termasuk pemakaian<br />

kuesioner skrining, struktur interview<br />

yang sesuai dan pedoman manajemen perilaku.<br />

Fokusnya hanya pada faktor psikologis yang<br />

mengarah ke kronisitas (lihat Lampiran 1). 2,6<br />

Red flags akan mengidentifikasi sejumlah kecil<br />

pasien yang membutuhkan rujukan ke ahli<br />

bedah. Begitu pula jika pasien bertendensi<br />

untuk bunuh diri, harus dirujuk ke psikiater<br />

secepatnya. Kedua grup pasien ini harus ditatalaksana<br />

secara terpisah. 2,6<br />

Pedoman Penatalaksanaan Komprehensif<br />

Pasien dengan Nyeri 2<br />

• Mendengarkan pasien dengan seksama.<br />

• Memperhatikan perilaku pasien dengan<br />

cermat.<br />

• Mendengarkan bukan hanya apa yang dikatakan,<br />

tetapi bagaimana hal tersebut dikatakan.<br />

• Empati terhadap perasaan pasien.<br />

• Memotivasi agar pasien tidak merasa takut.<br />

• Memperbaiki kesalahpahaman yang mungkin<br />

terjadi dalam konsultasi dokter-pasien.<br />

• Menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak<br />

membantu (atau bahkan merusak).<br />

• Mengerti kondisi sosial ekonomi pasien.<br />

Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik<br />

yang menyebabkan Disabilitas<br />

Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh<br />

terpenting dalam perkembangan kronisitas<br />

adalah psikologikal dibandingkan dengan biomekanikal.<br />

Faktor-faktor psikologis yang dimaksud<br />

adalah distress berat, kesalahpahaman<br />

tentang nyeri dan implikasinya, serta penghindaran<br />

aktivitas karena takut membuat rasa<br />

nyeri bertambah parah. 2,5,7<br />

Gambar 3. Model fear-avoidance dari low back pain. 3<br />

Penatalaksanaan Low Back Pain Non<br />

Spesifik 8,9,10<br />

• Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting<br />

untuk melanjutkan kerja seperti biasanya.<br />

• Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi,<br />

tetapi pada beberapa kasus dapat dilakukan<br />

tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi<br />

nyeri.<br />

• Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan<br />

interval biasa dan digunakan hanya jika diperlukan.<br />

Mulai dengan parasetamol atau<br />

NSAID. Jika tidak ada perbaikan, coba campuran<br />

parasetamol dengan opioid. Pertimbangkan<br />

tambahan muscle relaxant tetapi<br />

hanya untuk jangka pendek, mengingat<br />

bahaya ketergantungan.<br />

• Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika<br />

pasien tidak kembali ke aktivitas sehari-harinya<br />

dalam 4-6 minggu.<br />

• Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus<br />

yang membutuhkan obat penghilang<br />

nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja<br />

dalam 1-2 minggu.<br />

Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian<br />

mengenai terapi dengan traksi, termis ultrasound,<br />

akupuntur, sabuk penyangga, ataupun<br />

pijatan.<br />

Penatalaksanaan Low Back Pain dengan<br />

Nerve Root Affection 8,9,10<br />

• Aktivitas: pasien didorong melakukan beragam<br />

aktivitas walaupun punggung/tungkai bawahnya<br />

nyeri.<br />

• Tirah baring: mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan<br />

nyeri.<br />

272 CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 20<strong>11</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!