11_185Lowbackpain - Kalbe
11_185Lowbackpain - Kalbe
11_185Lowbackpain - Kalbe
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
TINJAUAN PUSTAKA<br />
Pendahuluan<br />
Dalam dunia modern saat ini, tuntutan pekerjaan<br />
dapat menimbulkan tekanan fisik dan<br />
psikis pada seseorang. Hal ini memperbesar<br />
risiko pekerjaan atau terkena penyakit yang<br />
disebabkan oleh pekerjaan dan jabatannya.<br />
Untuk mendukung daya saing produksi,<br />
penggunaan alat-alat modern, bahan-bahan<br />
berbahaya, zat kimia beracun dalam proses<br />
produksi serta tuntutan pekerjaan yang tinggi<br />
sering tidak dapat dihindari. 1<br />
Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk back<br />
pain, telah dideskripsikan sebagai sebuah epidemik.<br />
Keluhan nyeri biasanya self limiting,<br />
tetapi jika menjadi kronik, konsekuensinya<br />
serius. Hal ini akhirnya menyebabkan turunnya<br />
produktivitas orang yang mengalami back pain. 2<br />
Banyak penyebab nyeri muskuloskeletal telah<br />
diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan sosial<br />
berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan<br />
mempengaruhi persepsi nyeri dan perkembangan<br />
disabilitas kronik. Pemahaman baru ini<br />
telah membimbing kita ke arah model biopsikososial<br />
dari low back pain. 2<br />
Low Back Pain<br />
Yuliana<br />
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung<br />
Definisi<br />
Menurut International Association for the<br />
Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam<br />
low back pain terdiri dari : 3,4,5<br />
1. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi:<br />
superior oleh garis transversal imajiner<br />
yang melalui ujung prosesus spinosus dari<br />
vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis<br />
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus<br />
spinosus dari vertebra sakralis pertama dan<br />
lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap<br />
batas lateral spina lumbalis.<br />
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi<br />
superior oleh garis transversal imajiner<br />
yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra<br />
sakralis pertama, inferior oleh garis transversal<br />
imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior<br />
dan lateral oleh garis imajiner melalui<br />
spina iliaka superior posterior dan inferior.<br />
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah<br />
daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah<br />
sacral spinal pain.<br />
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah<br />
daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah<br />
sacral spinal pain.<br />
Selain itu, IASP juga membagi low back pain<br />
ke dalam : 3,4<br />
1. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang<br />
dari 3 bulan.<br />
2. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya<br />
3 bulan.<br />
3. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan<br />
minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari<br />
12 minggu.<br />
National Muskuloskeletal Medicine Initiative<br />
telah mengembangkan sebuah daftar isian<br />
yang dapat digunakan sebagai metode inklusi<br />
pada pelayanan strata pertama. 3<br />
Penyebab Low Back Pain<br />
Banyak hal yang dapat menyebabkan low back<br />
pain, baik secara posisi anatomis maupun<br />
karena proses patologisnya. 3<br />
Tabel 1. Daftar isian sebagai indikator klinis pada kasus-kasus red flags. 3<br />
Gambar 1. Model biopsikososial dari presentasi<br />
klinis dan diagnosis low back pain serta disabilitas. 2<br />
Penelitian juga telah menunjukkan bahwa terdapat<br />
banyak alasan yang membuat seorang<br />
pasien mengkonsultasikan rasa nyerinya, seperti:<br />
mencari penyembuhan, klarifikasi diagnostik,<br />
memastikan, legitimasi gejala, atau surat keterangan<br />
sakit. Dokter harus mengklarifikasi yang<br />
mana yang sesuai dengan masing-masing pasien<br />
dan meresponnya dengan tepat. 2<br />
270 CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 20<strong>11</strong>
TINJAUAN PUSTAKA<br />
Tabel 2. Ringkasan sistematik penyebab low back pain. 3 Gambar 2. Episode perjalanan low back pain 2<br />
Terhadap pasien-pasien yang membutuhkan<br />
penanganan rujukan spesialis, pilihan terapinya<br />
adalah interdisciplinary pain management programme<br />
(IPMP). Dimana difokuskan pada fungsi<br />
dibandingkan penyakit, tatalaksana dibandingkan<br />
penyembuhan, integrasi beberapa terapi<br />
spesifik, penatalaksanaan multidisiplin, menekankan<br />
pada metode aktif daripada pasif,<br />
dan self care daripada hanya menerima terapi. 2<br />
Otot: mengarah pada semua otot pada vertebra lumbalis, fasia: mengarah pada fasia thorakolumbal,<br />
ligamen: mengarah pada ligamen intervertebralis dan iliolumbalis, tulang: mengarah pada semua bagian dari<br />
vertebra lumbalis dan sakrum, sendi: mengarah pada sendi lumbar zygapophysial dan sakroiliaka, dan diskus:<br />
mengarah pada diskus intervertebralis.<br />
Penatalaksanaan Low Back Pain Akut<br />
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara<br />
efektif dengan kombinasi dari pemberian informasi,<br />
saran, analgesia, dan jaminan yang tepat.<br />
Pasien juga harus disemangati untuk segera<br />
kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat<br />
juga dalam bentuk tertulis. Kronisitas low back<br />
pain dapat dihindari dengan: memperhatikan<br />
aspek psikologis gejala yang ada, menghindari<br />
pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan,<br />
menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten,<br />
serta memberikan saran untuk mencegah<br />
rekurensi (seperti: menghindari pengangkatan<br />
beban yang berat). 2,5<br />
Faktor yang berhubungan dengan hasil dan<br />
kronisitas low back pain : 2<br />
• Distress: reaksi depresif, ketidakberdayaan.<br />
• Pemahaman tentang nyeri dan disabilitas: rasa<br />
takut dan kesalahpahaman tentang nyeri.<br />
• Faktor perilaku: menghindari gerakan-gerakan<br />
yang memperberat.<br />
Mengidentifikasi Faktor Risiko ke Arah<br />
Kronisitas<br />
Guidelines tatalaksana untuk strata 1 dititikberatkan<br />
pada identifikasi faktor risiko ke arah<br />
kronisitas. Pendekatan yang berguna telah dikembangkan<br />
di New Zealand. Bertujuan untuk<br />
mengikutsertakan semua pihak (pasien, keluarga,<br />
paramedis, dan yang paling penting atasan<br />
pasien). Empat kelompok faktor risiko (flags)<br />
untuk kronisitas berikut dengan strategi penatalaksanaa<br />
yang direkomendasikan, termasuk pemakaian<br />
kuesioner skrining, struktur interview<br />
yang sesuai dan pedoman manajemen perilaku.<br />
Fokusnya hanya pada faktor psikologis yang<br />
mengarah ke kronisitas (lihat Lampiran 1). 2,6<br />
Red flags akan mengidentifikasi sejumlah kecil<br />
pasien yang membutuhkan rujukan ke ahli<br />
bedah. Begitu pula jika pasien bertendensi<br />
untuk bunuh diri, harus dirujuk ke psikiater<br />
secepatnya. Kedua grup pasien ini harus ditatalaksana<br />
secara terpisah. 2,6<br />
Pedoman Penatalaksanaan Komprehensif<br />
Pasien dengan Nyeri 2<br />
• Mendengarkan pasien dengan seksama.<br />
• Memperhatikan perilaku pasien dengan<br />
cermat.<br />
• Mendengarkan bukan hanya apa yang dikatakan,<br />
tetapi bagaimana hal tersebut dikatakan.<br />
• Empati terhadap perasaan pasien.<br />
• Memotivasi agar pasien tidak merasa takut.<br />
• Memperbaiki kesalahpahaman yang mungkin<br />
terjadi dalam konsultasi dokter-pasien.<br />
• Menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak<br />
membantu (atau bahkan merusak).<br />
• Mengerti kondisi sosial ekonomi pasien.<br />
Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik<br />
yang menyebabkan Disabilitas<br />
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh<br />
terpenting dalam perkembangan kronisitas<br />
adalah psikologikal dibandingkan dengan biomekanikal.<br />
Faktor-faktor psikologis yang dimaksud<br />
adalah distress berat, kesalahpahaman<br />
tentang nyeri dan implikasinya, serta penghindaran<br />
aktivitas karena takut membuat rasa<br />
nyeri bertambah parah. 2,5,7<br />
Gambar 3. Model fear-avoidance dari low back pain. 3<br />
Penatalaksanaan Low Back Pain Non<br />
Spesifik 8,9,10<br />
• Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting<br />
untuk melanjutkan kerja seperti biasanya.<br />
• Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi,<br />
tetapi pada beberapa kasus dapat dilakukan<br />
tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi<br />
nyeri.<br />
• Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan<br />
interval biasa dan digunakan hanya jika diperlukan.<br />
Mulai dengan parasetamol atau<br />
NSAID. Jika tidak ada perbaikan, coba campuran<br />
parasetamol dengan opioid. Pertimbangkan<br />
tambahan muscle relaxant tetapi<br />
hanya untuk jangka pendek, mengingat<br />
bahaya ketergantungan.<br />
• Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika<br />
pasien tidak kembali ke aktivitas sehari-harinya<br />
dalam 4-6 minggu.<br />
• Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus<br />
yang membutuhkan obat penghilang<br />
nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja<br />
dalam 1-2 minggu.<br />
Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian<br />
mengenai terapi dengan traksi, termis ultrasound,<br />
akupuntur, sabuk penyangga, ataupun<br />
pijatan.<br />
Penatalaksanaan Low Back Pain dengan<br />
Nerve Root Affection 8,9,10<br />
• Aktivitas: pasien didorong melakukan beragam<br />
aktivitas walaupun punggung/tungkai bawahnya<br />
nyeri.<br />
• Tirah baring: mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan<br />
nyeri.<br />
272 CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 20<strong>11</strong>
TINJAUAN PUSTAKA<br />
Penatalaksanaan Low Back Pain dengan<br />
Nerve Root Affection 8,9,10<br />
• Aktivitas: pasien didorong melakukan beragam<br />
aktivitas walaupun punggung/tungkai bawahnya<br />
nyeri.<br />
• Tirah baring: mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan<br />
nyeri.<br />
• Medikasi: obat anti nyeri diberikan dengan<br />
interval biasa dan digunakan hanya jika diperlukan.<br />
Mulai dengan parasetamol atau<br />
dikombinasikan dengan opioid. Pertimbangkan<br />
tambahan relaksan otot tetapi hanya<br />
untuk jangka pendek, mengingat bahaya<br />
ketergantungan.<br />
Gambar 4. Model prognosis faktor risiko. 3<br />
• Olah raga: jika pasien menjadi pasif, olah<br />
raga ringan mungkin berguna.<br />
• Operasi: dilakukan pada kasus dengan tandatanda<br />
neurologis progresif/kauda ekuina<br />
dan pengurangan nyeri yang tidak memuaskan<br />
setelah 6-12 minggu, mungkin<br />
dengan episode nyeri yang tidak tertahankan<br />
sebelumnya.<br />
• Terapi dan intervensi lain: tidak terdapat<br />
penelitian mengenai terapi dengan traksi<br />
atau manipulasi yang dianjurkan.<br />
Prognosis<br />
Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7<br />
minggu. Tetapi sering dijumpai episode nyeri<br />
berulang. Dan sebanyak 80% pasien mengalami<br />
keterbatasan dalam derajat tertentu<br />
selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15% yang<br />
mengalami disabilitas berat. Status pasien<br />
setelah 2 bulan terapi merupakan indikator<br />
untuk meramalkan status pasien pada bulan<br />
ke-12. 3<br />
Penentuan faktor risiko dapat juga memperkirakan<br />
perkembangan perjalanan penyakit<br />
low back pain ke arah kronisitas. 3,7 Tabel 3. Prognosis faktor risiko untuk menjadi low back pain kronik. 3<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
1. Cara Mendiagnosa Penyakit Akibat Kerja. Bagian proyek pengawasan norma ketenagakerjaan tahun anggaran 2003.<br />
2. Main CJ, Williams AC. ABC of Psychological Medicine : Muskuloskeletal Pain. BMJ 2002;325:534-7.<br />
3. Bogduk N. Evidence-Based Clinical Guidelines for the Management of Acute Low Back Pain. The National Muskuloskeletal Medicine Initiative. 1999.<br />
4. van Tulder MW, Koes BW. Low back pain and sciatica. Clin Evid 2001;6:864-83.<br />
5. ACSM. The recommended quantity and quality of exercise for developing and maintaining cardiorespiratory and muscular fitness in healthy adults. Medicine Science and Sports in Exercis<br />
1990; 22: 265-74.<br />
6. U.S. Agency for Health Care Policy and Research. Acute low back pain problems in adults : Assessment and treatment. Clinical Practice Guideline no 14. US<br />
department of Health and Human Services, Public Health Services. December, Rockville MD USA. 1994.<br />
7. Mounce K. Back Pain. Rheumatology 2002; 41: 1-5.<br />
8. Lærum E, Dullerud R, Kirkesola G, Mengshoel AM, Nygaard OP, Skouen JS, et al. Acute low back pain : Interdisciplinary Clinical Guidelines. The Norwegian Back Pain Network. Oslo :<br />
Ulleval hospital. 2002.<br />
9. Hills EC. Mechanical Low Back Pain. Editors: Wieting JM, Talavera F, Foye PM, Allen KL, Lorenzo CT. 2004. From http://www.emedicine.com/ Accessed on 3 rd April 2005.<br />
10. Flaherty RJ. Evidence-Based Medicine for Student HealthServices. Montana State University.1999.<br />
CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 20<strong>11</strong><br />
273