Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

abad.demokrasi.com
from abad.demokrasi.com More from this publisher
07.06.2015 Views

Democracy Project– saya jelaskan di atas. Itu hukum personal yang hanya bisa berlaku di lingkungan orang Islam saja, yang itu pun masih penuh perdebatan. Hal seperti ini tak bisa dijadikan hukum negara. Oleh karena itu, kita perlu sesuatu yang melampaui agama untuk bisa menjadikan hukum yang personal itu menjadi hukum publik. Itulah perlunya apa yang biasa disebut sebagai proses public reasoning penalaran publik. Di mana hukum personal itu kalau sudah bisa melewati penalaran publik, baru bisa menjadi hukum nasional. Perkembangan penerapan paham sekularisme di berbagai negara terlihat lebih mencair karena sebenarnya ada perbedaan antara kehidupan publik dan kehidupan politik. Ekspresi memang dibatasi dalam kehidupan politik yang sepenuhnya bersifat sekular. Oleh sebab itu, seluruh kekhawatiran atas sekularisme harus ditinjau ulang. Yang penting adalah memilih model-model sekularisasi dan sekularisme yang sesuai dengan konteks dan karakter dasar keindonesiaan, tanpa mengabaikan semangat publik keagamaan yang universal. Bagaimana Anda melihat situasi kebebasan beragama belakangan ini, adakah kemajuan atau malah kemunduran? Perkembangan kebebasan beragama di Indonesia secara umum, menurut saya, berjalan dengan baik. Kita dapat menikmati suatu kebebasan beragama yang memang dijamin oleh konstitusi. Saya kira itu dirasakan secara umum oleh orang Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan sekarang juga Konghuchu, dan agama-agama lain serta etnik yang ada di Indonesia. Tapi dalam kasus-kasus tertentu memang masih terdapat beberapa masalah, dan masalah ini sangat lxxii – Membela Kebebasan Beragama (Buku 1)

Democracy Project– penting diperhatikan. Masalah ini betul-betul menodai kebebasan beragama di Indonesia, karena masalah ini muncul secara massif dan kuat sekali. Ada dua masalah yang muncul secara ekspresif tahun ini, tahun lalu, dan juga tahun-tahun sebelumnya. Dua masalah itu belum ada perkembangan ke arah yang lebih baik. Pertama masalah Ahmadiyah. Penganut aliran Ahmadiyah yang jumlahnya 200 ribu orang di seluruh Indonesia kini terancam. Mereka tidak bisa melakukan ibadah secara terbuka. Masjid-masjid mereka ditutup. Peristiwa yang menimpa Ahmadiyah ini adalah salah satu contoh bagaimana kebebasan beragama belum sepenuhnya dilindungi negara dengan baik. Di beberapa seorang pemikir Muslim kontemporer ... berkaitan dengan sekularisme, daerah, hak-hak sipil mereka kelahiran Sudan, Abdullah-i Ahmed sebagai warganegara dibatasi, mulai dari hak kebebasan masyarakat Islam hidup di bawah An-Naim, mengatakan bahwa berkeyakinan, hak membangun tempat ibadah hing- bukanlah fenomena baru, bahkan negara berstatuskan sekular-liberal ga ke persoalan ibadah haji. merupakan sebuah keniscayaan. Dalam rentang sejarah Islam: dari Pemerintah hanya berpihak periode Islam-awal masa Nabi kepada kelompok mainstream (mayoritas) Islam. Muhammad, Khalifah Rasyidin, dinasti Umayyah, dinasti Abbasiyah, sampai Kelompok Ahmadiyah, masa dinasti Utsmaniyah, sampai awal meskipun tetap mengklaim abad ke-20, semuanya mengacu pada diri mereka sebagai Islam, tatanan sekular. Karenanya, prinsip tetapi karena berada di luar syariah akan kehilangan otoritas kelompok mainstream, mendapat perlakuan diskrimina- dipaksakan negara. dan nilai agamanya apabila tif dari aparat negara. De- Budhy Munawar-Rachman – lxxiii

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

penting diperhatikan. Masalah ini betul-betul menodai kebebasan<br />

beragama di Indonesia, karena masalah ini muncul secara massif<br />

dan kuat sekali.<br />

Ada dua masalah yang muncul secara ekspresif tahun ini, tahun<br />

lalu, dan juga tahun-tahun sebelumnya. Dua masalah itu belum ada<br />

perkembangan ke arah yang lebih baik. Pertama masalah Ahmadiyah.<br />

Penganut aliran Ahmadiyah yang jumlahnya 200 ribu orang<br />

di seluruh Indonesia kini terancam. Mereka tidak bisa melakukan<br />

ibadah secara terbuka. Masjid-masjid mereka ditutup. Peristiwa<br />

yang menimpa Ahmadiyah ini adalah salah satu contoh bagaimana<br />

kebebasan beragama belum<br />

sepenuhnya dilindungi negara<br />

dengan baik. Di beberapa seorang pemikir Muslim kontemporer<br />

... berkaitan dengan sekularisme,<br />

daerah, hak-hak sipil mereka kelahiran Sudan, Abdullah-i Ahmed<br />

sebagai warganegara dibatasi,<br />

mulai dari hak kebebasan masyarakat Islam hidup di bawah<br />

An-Naim, mengatakan bahwa<br />

berkeyakinan, hak membangun<br />

tempat ibadah hing-<br />

bukanlah fenomena baru, bahkan<br />

negara berstatuskan sekular-liberal<br />

ga ke persoalan ibadah haji. merupakan sebuah keniscayaan.<br />

Dalam rentang sejarah Islam: dari<br />

Pemerintah hanya berpihak<br />

periode Islam-awal masa Nabi<br />

kepada kelompok mainstream<br />

(mayoritas) Islam.<br />

Muhammad, Khalifah Rasyidin, dinasti<br />

Umayyah, dinasti Abbasiyah, sampai<br />

Kelompok Ahmadiyah, masa dinasti Utsmaniyah, sampai awal<br />

meskipun tetap mengklaim abad ke-20, semuanya mengacu pada<br />

diri mereka sebagai Islam, tatanan sekular. Karenanya, prinsip<br />

tetapi karena berada di luar syariah akan kehilangan otoritas<br />

kelompok mainstream, mendapat<br />

perlakuan diskrimina-<br />

dipaksakan negara.<br />

dan nilai agamanya apabila<br />

tif dari aparat negara. De-<br />

Budhy Munawar-Rachman –<br />

lxxiii

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!