07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

karena mereka mewarisi kebodohan terutama dalam bidang agama<br />

secara turun-temurun, dan menjadikan mereka orang-orang yang<br />

fanatik dan eksklusif, bahkan memberikan reaksi negatif terhadap<br />

paham yang berbeda dengan keyakinannya (Q. 2:170).<br />

Dalam hal yang berkaitan dengan sekularisme, seorang pemikir<br />

Muslim kontemporer kelahiran Sudan, Abdullah-i Ahmed<br />

An-Naim, mengatakan bahwa masyarakat Islam hidup di bawah<br />

negara berstatuskan sekular-liberal bukanlah fenomena baru, bahkan<br />

merupakan sebuah keniscayaan. Dalam rentang sejarah Islam:<br />

dari periode Islam-awal masa Nabi Muhammad, Khalifah Rasyidin,<br />

dinasti Umayyah, dinasti Abbasiyah, sampai masa dinasti Utsmaniyah,<br />

sampai awal abad ke-20, semuanya mengacu pada tatanan<br />

sekular. Karenanya, prinsip syariah akan kehilangan otoritas dan<br />

nilai agamanya apabila dipaksakan negara.<br />

Hubungan antara agama dan negara, meskipun tidak dijelaskan<br />

secara utuh di dalam Islam tetapi secara khusus mengenai dasar-dasar<br />

pemerintahan disinggung dalam al-Qur’an, di antaranya dalam<br />

Q. 4:58-60, berisi mengenai mandat (amanah) dan keadilan yang<br />

harus ditegakkan bagi seorang pemimpin kepada manusia secara<br />

keseluruhan tanpa membedakan agama, keturunan dan ras.<br />

Dengan demikian, pemisahan Islam dan negara secara kelembagaan<br />

sangat perlu agar syariah bisa berperan positif dan mencerahkan<br />

bagi umat Islam. Syariah akan tetap penting dalam membentuk<br />

sikap dan perilaku umat Islam kendati pun ia bukan hukum<br />

publik suatu negara. Pendapat ini disebut An-Naim sebagai<br />

“netralitas negara terhadap agama”. Dalam konteks Indonesia yang<br />

mayoritas Muslim, di mana negara pada dasarnya “netral” terhadap<br />

semua agama, saya kira pemikiran an-Naim ini sangat relevan dan<br />

lxvi<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!