07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Setidaknya menurut saya, ada empat tema pokok yang jadi<br />

katagori utama al-Qur’an tentang pluralisme agama. Pertama, tidak<br />

ada paksaan dalam beragama. Penegasan ini terdapat dalam Q.<br />

2:256. Ayat ini secara eksplisit, mengajarkan bahwa dalam memilih<br />

agama, manusia diberi kebebasan untuk mempertimbangkannya<br />

sendiri. Karena keberagamaan hasil paksaan luar tidak pernah<br />

otentik, dan akan kehilangan dimensinya yang paling dasar dan<br />

dalam, yakni keikhlasan dalam beragama.<br />

Kedua, pengakuan al-Qur’an terhadap pemeluk agama-agama<br />

lain, antara lain tercantum dalam Q. 2:62. Titik tekan ayat ini ada<br />

pada aktivitas konkret umat beragama yang harus berada dalam<br />

katagori amal saleh. Itu berarti, masing-masing agama ditantang<br />

untuk berlomba-lomba menciptakan kebaikan dalam bentuknya<br />

yang nyata. Dan yang ketiga, kesatuan kenabian. Konsep ini bertumpu<br />

pada surat al-Syûrâ ayat 13. Ayat ini, menegaskan bahwa<br />

salah satu pokok keimanan Islam adalah kepercayaan bahwa iman<br />

kepada sekalian Nabi dan Rasul itu mempunyai makna teologis<br />

yang mendalam dan menjadi prinsip pluralisme Islam. Terakhir,<br />

keempat, kesatuan pesan ketuhanan. Konsep ini berpijak pada Q.<br />

4:131. Ayat ini menegaskan bahwa Tuhan memberikan Kitab Suci<br />

kepada semua Rasul agar bertakwa kepada Allah.<br />

Pandangan normatif Islam tentang pluralisme di atas, tidak<br />

boleh dibiarkan berhenti pada lembaran-lembaran teks, tetapi<br />

perlu dipahami dengan kerangka metodologis dalam menafsirkan<br />

dan mentransformasikannya. Untuk melakukan itu, tentu saja dibutuhkan<br />

kerja intelektual dan usaha untuk mengangkat teks itu<br />

ke tingkat penafsiran yang bebas dari beban-beban atau bias-bias<br />

historisnya. Pluralisme pada tingkat teologis merupakan tingkat<br />

yang paling sulit diterima oleh kebanyakan Muslim sekarang ini.<br />

lxii<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!