07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

orang berhak atas pemahaman agamanya, berhak untuk menafsirkan<br />

Alkitab tanpa harus ada satu otoritas tertentu. Hal ini berimplikasi jauh<br />

pada kebebasan terhadap ekspresi-ekspresi yang bersifat partikular. Artinya<br />

setiap orang boleh melakukan apapun dalam beragama, sehingga bermunculan<br />

paham-paham atau “sekte-sekte” dalam Kristen. Bagaimana<br />

Anda menanggapi fenomena tersebut, dan apakah itu pertanda positif<br />

bagi konteks kebebasan beragama?<br />

Benar. Hal seperti itu merupakan keunikan dan sekaligus keanehan<br />

dalam tradisi Protestantisme, yang bila dilihat secara positif, tentu<br />

baik saja – walaupun tidak dapat dikatakan begitu saja bahwa keadaan<br />

ini pertanda perkembangan gereja. Mungkin benar bila diukur<br />

dari kuantitas jumlah gereja,<br />

tetapi belum tentu segi kualitasnya,<br />

terutama kaitannya<br />

Negara sama sekali tidak punya hak<br />

sehingga harus melegalkan status<br />

dengan bentuk relasi kehidupan<br />

bermasyarakat. Teta-<br />

agama. Negara hanya mengatur<br />

bahwa ini agama dan itu bukan<br />

pi, bila dicermati, bertaburnya bagaimana agama-agama bisa<br />

berbagai paham Kristen bisa hidup berdampingan secara baik,<br />

jadi menyisakan kekhawatiran:<br />

bukan saja menimbulkan melainkan sebagai badan “konsultatif”<br />

tetapi bukan dengan cara represif,<br />

persoalan yang dapat mengikis<br />

semangat kebebasan dan<br />

dan “fasilitator”.<br />

pluralisme karena dapat mengancam proses dialog serta kerjasama<br />

antaragama, tetapi, bahkan, lebih menarik lagi, terkait dengan menegangnya<br />

relasi dalam dunia intra-kekristenan (Protestantisme) itu<br />

sendiri. Kadang-kadang fenomena ini tidak hanya membingungkan<br />

tetapi juga menyulitkan, apalagi dalam konteks pluralitas masyarakat<br />

Indonesia.<br />

Elga Sarapung –<br />

437

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!