07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

culan dan perkembangan agama-agama sampai sekarang banyak<br />

ditingkahi peristiwa-peristiwa yang tidak selamanya baik. Sejarah<br />

gelap terdapat dalam setiap agama.<br />

Yang kedua, manakala konsep ini dipahami lantas terjadi proses<br />

sekularisasi, pada tataran itu lalu sudah mulai menginternalisasi<br />

dan membentuk, entah itu dalam kelompok masyarakat atau pada<br />

tingkat individu, gambaran mereka tentang segala sesuatu yang kemudian<br />

disebut sebagai sekular. Tetapi, lagi-lagi karena kurangnya<br />

informasi seputar gagasan itu, maka ukuran yang dipakai oleh kelompok<br />

tertentu ketika melihat itu semua lalu dengan gampangnya<br />

mengatakan sebagai tidak beragama, misalnya.<br />

Pertanyaannya kemudian, apakah orang yang sekular itu hanya<br />

bisa diukur dari tidak beragama, tidak ke gereja, tidak ke masjid<br />

dan seterusnya? Saya kira ini cara berpikir dan memahami persoalan<br />

yang sempit tentang istilah sekularisme, sekular dan sekularisasi.<br />

Padahal, saya melihat gagasan ini sebagai hal yang positif dan<br />

menjadi bagian dari proses perkembangan dan proses perubahan<br />

yang alamiah. Kita tidak bisa menempatkan semua ini semata-mata<br />

negatif, karena dalam kehidupan sehari-hari kita juga tertolong<br />

dengan proses tersebut. Bila begitu cepat menyimpulkan bahwa<br />

gagasan-gagasan tersebut tidak baik dan harus ditolak, maka sebenarnya<br />

kita tengah menciptakan kenyataan kontradiktif yang tidak<br />

sepenuhnya cocok dengan realitas, tetapi lebih kepada pikiran dan<br />

emosi traumatis.<br />

Orang kemudian lebih mudah melihat sekularisme dari sudut negatifnya<br />

saja. Mereka berkaca pada pengalaman Eropa Timur atau Skandinavia,<br />

di mana negara-negara di sana, yang menganut paham sekular, masya-<br />

426<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!