07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

sekularisme, bahkan tidak di dunia pendidikan sekalipun, apalagi di<br />

lingkungan pendidikan agama. Kalau pun ada – dugaan saya lebih<br />

banyak soal “hitam-putih”-nya. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari<br />

kita sudah, sedang dan selalu berada dalam kehidupan dunia modern<br />

yang dalam banyak hal, sebenarnya, dari situlah sekularisme dimulai<br />

dan mempengaruhi kehidupan manusia.<br />

Jadi untuk bisa mendapatkan pemahaman yang benar dan tepat<br />

tentang sekularisme dan apa hubungannya dengan agama, tidak lain<br />

lewat pendidikan, yaitu pendidikan yang tidak normatif, yang terbuka<br />

kepada pemikiran-pemikiran sekular, bahkan pemikiran sekular<br />

yang membincang agama. Oleh karena itu, penting juga kita mulai<br />

dengan melakukan pergaulan yang terbuka dan kritis terhadap persoalan<br />

keduniaan, termasuk juga keagamaan. Dalam kondisi seperti<br />

ini, kita sangat memerlukan keterbukaan dan sikap kritis. Sebab, ketika<br />

masyarakat tidak memperoleh pendidikan yang benar tentang<br />

persoalan keduniawian dan keagamaan, mereka cenderung memandang<br />

segala sesuatunya secara hitam-putih: baik-buruk, benar-salah,<br />

halal-haram dan sebagainya. Karena itu ketika mereka mendapatkan<br />

informasi umum ihwal sekularisme yang dinilai negatif langsung ditangkap<br />

mentah-mentah.<br />

Efek positif lain dari pendidikan yang benar adalah, supaya kita<br />

tidak terjebak pada sikap mudah menuduh, berprasangka dan menjustifikasi<br />

secara hitam-putih, tetapi melihat, mempelajari dan menilainya<br />

secara obyektif. Bagaimanapun juga, hal-hal seperti itu menjadi bagian<br />

dari kehidupan di dunia dan menjadi problem keindonesiaan yang<br />

menunutut sikap kedewasaan beragama sebagai pengalaman konkret.<br />

Ingat, dunia tidak bergerak mundur, tetapi maju. Saya salah seorang<br />

yang percaya bahwa paham sekularisme yang telah berlangsung di abad-<br />

424<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!