07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

alitas yang berwujud pluralitas dalam masyarakat Indonesia, maka<br />

kita perlu bersikap pluralis, yakni menerima dan menghargai realitas<br />

yang plural itu. Inilah pesan yang dibawa oleh pluralisme. Yakni, agar<br />

masyarakat kita yang bermacam-macam latar belakangnya, termasuk<br />

kehadiran berbagai agama dan pemeluknya, bisa hidup berbagi dan<br />

bersama di atas sekapling bumi yang sama, tanpa ada satu kelompok<br />

pun yang bersikap sebagai pemegang sertifikat kepemilikannya.<br />

Bagaimana Anda memandang pluralisme yang dikaitkan bahkan didefinisikan<br />

sebagai bentuk relativisme dan sinkretisme?<br />

Saya kira kita tidak mungkin menghindari relativisme dan sinkretisme.<br />

Relativisme adalah sebuah keniscayaan sedangkan sinkretisme<br />

adalah sebuah kenyataan. Bagi saya relativisme justru diperlukan<br />

karena kita memang makhluk yang bersifat relatif. Sebab yang<br />

bersifat mutlak hanyalah Tuhan. Hanya Dia yang mutlak benar.<br />

Sedangkan pendapat kita bisa benar dan bisa salah. Karena itu kita<br />

tidak seyogianya memutlakkan pendapat kita. Kalau kita memutlakkan<br />

pendapat kita sebagai sesuatu yang benar itu sama halnya men-<br />

”tuhan”-kan pendapat kita sendiri. Bukankah dalam pengalaman<br />

kita sehari-hari kita sering berubah pendapat? Pendapat yang kita<br />

anggap benar kemarin atau tadi pagi mungkin sekarang kita tinggalkan<br />

karena ternyata salah. Sebab selengkap apapun informasi<br />

yang kita terima pasti tidak sempurna, di samping kemampuan kita<br />

untuk menangkap juga mempunyai keterbatasan. Tidak mungkin<br />

penuh. Manusia memang bukan Tuhan. Manusia adalah makhluk<br />

dla‘îf yang relatif.<br />

Lalu bagaimana dengan sinkretisme? Saya rasa sinkretisme tidak<br />

mungkin kita hindari. Kita ini hidup dalam lingkaran sistem sosial<br />

404<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!