Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project
Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project
–Democracy Project– nyebabkan konflik berdarah di sana sini, bahkan sempat melahirkan “perang agama” dan antara lain peperangan selama 30 tahun (1618- 1648). Mereka berimigrasi ke Benua Amerika untuk memperoleh kebebasan beragama sebagai pengikut gereja Protestan. Maka dalam kehidupan Amerika Serikat, nuansa agama, khususnya agama Kristen Protestan, masih kuat. Bahkan fundamentalisme Kristen muncul dari Amerika dan masih berpengaruh hingga saat ini. Lihat saja, dalam pemilihan presiden Amerika Serikat wacana tentang agama muncul dalam perdebatan calon-calon presiden. Namun, mungkin karena pengalaman dari adanya gereja resmi di Eropa, maka sejak awal Amerika Serikat menolak kehadiran agama resmi. Amerika Serikat bersitegas menegakkan kebebasan agama-agama untuk berkembang tapi sekaligus tidak memberi ruang bagi agama-agama untuk memasuki wilayah kenegaraan. Bagaimana dengan masalah sekularisasi, bukankah tidak mungkin dilepaskan dari sekularisme? Tentu saja kedua masalah itu ada titik singgungnya. Namun perlu ditekankan bahwa sekularisasi adalah proses yang tak mungkin dihindari sebagai bagian dari proses modernisasi dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan sekularisme adalah paham yang berkembang sebagai respon manusia atas perkembangan kehidupan politik dalam masyarakat, khususnya dalam kaitan dengan masalah hubungan agama dan negara. Yang pertama bersifat sosiologis, yang kedua bersifat ideologis. Titik singgung dari kedua hal di atas adalah bahwa keduanya mempunyai ciri yang sama, yakni pengurangan dan penyempitan peranan agama dalam kehidupan masyarakat. Untuk jelasnya kita 376 – Membela Kebebasan Beragama (Buku 1)
–Democracy Project– bisa amati bagaimana proses sekularisasi terjadi. Saya masih ingat, ketika saya masih kecil, betapa di lingkungan masyarakat saya peranan tokoh agama sangat sentral hampir dalam keseluruhan kehidupan masyarakat. Kalau ada orang sakit pihak keluarganya pergi ke ulama meminta air untuk diminunkan kepada yang sakit sebagai obat. Perempuan yang susah melahirkan juga minta air kepada ulama. Orang yang ingin menanam padi minta air kepada ulama untuk disiramkan ke sawah dengan harapan tanamannya subur dan bebas hama. Orang yang ingin buka toko juga datang kepada ulama meminta air untuk disiramkan di sekitar toko dengan harapan dagangannya akan laris. Bahkan orang yang barangnya hilang atau dicuri orang juga minta bantuan ulama bagaimana agar barang itu dikembalikan. Sekarang hal semacam itu sudah tidak terjadi lagi. Orang sakit pergi ke dokter, poliklinik atau rumah sakit. Petani berkonsultasi dengan penyuluh pertanian; pedagang pergi ke bank; orang yang kehilangan barang pergi melaporkan pencurian ke kantor polisi dan sebagainya. Inilah salah satu gejala sekularisasi: peranan tokoh agama yang makin berkurang. Yang terjadi adalah rasionalisasi kehidupan yang ditandai oleh proses diferensiasi, pembedaan dan pemilahan peran-peran dalam masyarakat. Bagaimana dengan sekularisme? Sekularisme pada dasarnya memiliki ciri yang sama, diferensiasi kehidupan masyarakat, dalam hal ini pemilahan antara kehidupan privat dan kehidupan publik, antara wilayah agama dan wilayah negara. Agama dibatasi dalam wilayah privat sedangkan wilayah publik, terutama yang berkenaan dengan kehidupan politik, menjadi urusan negara. Apakah ada keterkaitan antara sekularisme dan paham demokrasi? Djohan Effendi – 377
- Page 409 and 410: -Democracy Project- kenapa mereka s
- Page 411 and 412: -Democracy Project- Mereka yang men
- Page 413 and 414: -Democracy Project- bahwa kelompokn
- Page 415 and 416: -Democracy Project- merasa agamanya
- Page 417 and 418: -Democracy Project- Lantas peran se
- Page 419 and 420: -Democracy Project- terbukanya info
- Page 421 and 422: -Democracy Project- Upaya menafsir
- Page 423 and 424: -Democracy Project- “sekular”.
- Page 425 and 426: -Democracy Project- gerak ke ekstre
- Page 427 and 428: -Democracy Project- pertama, secara
- Page 429 and 430: -Democracy Project- gaskan kalau ag
- Page 431 and 432: -Democracy Project- sama-sama pedul
- Page 433 and 434: -Democracy Project- jikalau umat Kr
- Page 435 and 436: -Democracy Project- diperbolehkan h
- Page 437 and 438: -Democracy Project- dan itu sangat
- Page 439 and 440: -Democracy Project- Bagi Jose Casan
- Page 441 and 442: -Democracy Project- Amerika by expe
- Page 443 and 444: -Democracy Project- sosialisme, lal
- Page 445 and 446: -Democracy Project- Saya setuju bah
- Page 447 and 448: -Democracy Project- Jadi, sebetulny
- Page 449 and 450: -Democracy Project- dan didiskusika
- Page 451 and 452: -Democracy Project- merasa tidak di
- Page 453 and 454: -Democracy Project- Sehubungan deng
- Page 455 and 456: -Democracy Project- Tapi itu tidak
- Page 457 and 458: -Democracy Project- Pemerintahan ya
- Page 459: -Democracy Project- tus tahun Inggr
- Page 463 and 464: -Democracy Project- Tentu saja keti
- Page 465 and 466: -Democracy Project- Tapi bukankah k
- Page 467 and 468: -Democracy Project- masih mencantum
- Page 469 and 470: -Democracy Project- Islam ala Wahha
- Page 471 and 472: -Democracy Project- dan pemihakan t
- Page 473 and 474: -Democracy Project- itu bersifat is
- Page 475 and 476: -Democracy Project- menekankan agar
- Page 477 and 478: -Democracy Project- mula lebih terk
- Page 479 and 480: -Democracy Project- dan muqallid. Y
- Page 481 and 482: -Democracy Project- Seiring dengan
- Page 483 and 484: -Democracy Project- Sebagai kepala
- Page 485 and 486: -Democracy Project- Tugas negara an
- Page 487 and 488: -Democracy Project- Untuk kehidupan
- Page 489 and 490: -Democracy Project- dan budaya yang
- Page 491 and 492: -Democracy Project- masuk menyediak
- Page 493 and 494: -Democracy Project- dekatan saya da
- Page 495 and 496: -Democracy Project- madiyah, al-Irs
- Page 497 and 498: -Democracy Project- perguruan tingg
- Page 499 and 500: -Democracy Project- mereka ikut ser
- Page 501 and 502: -Democracy Project- etnik untuk sal
- Page 503 and 504: -Democracy Project- Sebab diskrimin
- Page 505 and 506: -Democracy Project- Pendidikan plur
- Page 507 and 508: -Democracy Project- ketetapan negar
- Page 509 and 510: -Democracy Project- abad lampau men
–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />
bisa amati bagaimana proses sekularisasi terjadi. Saya masih ingat,<br />
ketika saya masih kecil, betapa di lingkungan masyarakat saya peranan<br />
tokoh agama sangat sentral hampir dalam keseluruhan kehidupan<br />
masyarakat. Kalau ada orang sakit pihak keluarganya pergi<br />
ke ulama meminta air untuk diminunkan kepada yang sakit sebagai<br />
obat. Perempuan yang susah melahirkan juga minta air kepada<br />
ulama. Orang yang ingin menanam padi minta air kepada ulama<br />
untuk disiramkan ke sawah dengan harapan tanamannya subur dan<br />
bebas hama. Orang yang ingin buka toko juga datang kepada ulama<br />
meminta air untuk disiramkan di sekitar toko dengan harapan<br />
dagangannya akan laris. Bahkan orang yang barangnya hilang atau<br />
dicuri orang juga minta bantuan ulama bagaimana agar barang itu<br />
dikembalikan. Sekarang hal semacam itu sudah tidak terjadi lagi.<br />
Orang sakit pergi ke dokter, poliklinik atau rumah sakit. Petani<br />
berkonsultasi dengan penyuluh pertanian; pedagang pergi ke bank;<br />
orang yang kehilangan barang pergi melaporkan pencurian ke kantor<br />
polisi dan sebagainya. Inilah salah satu gejala sekularisasi: peranan<br />
tokoh agama yang makin berkurang. Yang terjadi adalah rasionalisasi<br />
kehidupan yang ditandai oleh proses diferensiasi, pembedaan<br />
dan pemilahan peran-peran dalam masyarakat.<br />
Bagaimana dengan sekularisme? Sekularisme pada dasarnya<br />
memiliki ciri yang sama, diferensiasi kehidupan masyarakat, dalam<br />
hal ini pemilahan antara kehidupan privat dan kehidupan publik,<br />
antara wilayah agama dan wilayah negara. Agama dibatasi dalam<br />
wilayah privat sedangkan wilayah publik, terutama yang berkenaan<br />
dengan kehidupan politik, menjadi urusan negara.<br />
Apakah ada keterkaitan antara sekularisme dan paham demokrasi?<br />
Djohan Effendi –<br />
377